Kondisi kitab-kitab suci sebelum Al-Qur’an (Taurat dan Injil)
Oleh DR. Firanda Andirja, Lc. MA.
Al-Qur’an terjamin keautentikannya, sebab diriwayatkan secara mutawatir([1]) sampai kepada Nabi Muhammad ﷺ. Lain halnya dengan hadits, riwayatnya tidak semua mutawatir. Oleh karenanya, para ulama membagi hadits menjadi dua model, yaitu mutawatir dan ahad. Secara umum hadits mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan lebih dari sepuluh orang, sehingga terjamin kesahihannya.([2]) Adapun hadits ahad adalah hadits yang diriwayatkan kurang dari sepuluh orang.([3]) Kesahihan hadits ahad tidak pasti, sebab hadits ahad ada yang sahih dan ada juga yang daif. Hadits ahad yang sahih dan daif pun selanjutnya terbagi lagi beberapa model.
Setiap hadits memiliki perawi-perawi yang bersambung sanadnya hingga ke Nabi Muhammad ﷺ. Untuk mengetahui sahih tidaknya hadits tersebut maka ada beberapa hal yang diperiksa:
- Biografi setiap perawi dan derajat kredibilitasnya setiap perawi (tsiqoh, saduq, dhaif, kadzab).
- Sanad haditsnya bersambung ataukah terputus?
- Apakah selamat dari ‘illah (penyakit) yang tersembunyi?
- Apakah tidak menyelisihi yang lebih tsiqoh -baik dari sisi matan maupun sisi sanad-?([4])
Para ulama Islam sangat perhatian terhadap masalah ini, sehingga mereka menjadikan masalah ini sebagai bidang ilmu tersendiri yang disebut dengan ilmu Musthalah Al-Hadits. Selain itu juga para ulama menulis buku-buku khusus tentang biografi dan derajat perawi yang disebut dengan ilmu Al-Jarh Wa At-Ta’dil. Di antara buku-buku tersebut adalah Ats-Tsiqaat karangan Ibnu Hibban, Tahdzibu At-Tahdzib karangan Ibnu Hajar Al-Asqalani, Tahdzib Al-Kamal karangan Al-Mizzi, Mizanu Al-I’tidal karangan Adz-Dzahabi dan yang lainnya.
Intinya, penulis di sini ingin menyampaikan bahwa untuk menyatakan sebuah hadits itu sahih atau tidak, maka Islam memiliki ilmu tersendiri yang disebut dengan ilmu Musthalah Al-Hadits. Ilmu ini hanya diterapkan pada hadits-hadits ahad saja. Adapun Al-Qur’an dan hadits yang mutawatir maka tidak perlu, sebab keduanya diriwayatkan dalam jumlah yang banyak, sehingga kesahihan keduanya tidak diragukan lagi. Lantas bagaimana dengan kondisi kitab-kitab suci sebelumnya?
BIBEL
Bibel adalah kitab suci kaum Nasrani yang terdiri atas Perjanjian Lama (yang berisi Taurat) dan Perjanjian Baru (yang berisi Injil-injil dan surat-surat para Rasul).
Perbandingan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
Perjanjian Lama adalah bagian pertama dari Alkitab Kristen, yang utamanya berdasarkan pada Alkitab Ibrani, berisikan suatu kumpulan tulisan keagamaan karya bangsa Israel kuno. Bagian ini merupakan pasangan dari Perjanjian Baru yang merupakan bagian kedua dari Alkitab Kristen.
Terdapat variasi kanon Perjanjian Lama di antara Gereja-gereja Kristen; kalangan Protestan dan Orang Suci Zaman Akhir hanya menerima kitab-kitab yang terdapat dalam kanon Alkitab Ibrani, yang mana terbagi dalam 39 kitab, sedangkan kalangan Katolik Roma, Ortodoks Timur, dan Ortodoks Oriental menerima sekumpulan tulisan dengan jumlah yang sedikit lebih banyak.([5])
Adapun Perjanjian Baru (bahasa Yunani Koine: Ἡ Καινὴ Διαθήκη, Hē Kainḕ Diathḗkē), atau biasa disingkat PB, merupakan bagian utama kedua kanon Alkitab Kristen, yang bagian pertamanya adalah Perjanjian Lama (PL) yang utamanya didasarkan pada Alkitab Ibrani. Perjanjian Baru berbahasa Yunani ini membahas ajaran-ajaran dan pribadi Yesus, serta berbagai peristiwa dalam Kekristenan pada abad ke-1. Umat Kristen memandang PB bersama-sama dengan PL sebagai kitab suci. PB (baik sebagian maupun secara keseluruhan) telah sering kali menyertai penyebaran agama Kristen di seluruh dunia.([6])
Isi perjanjian lama dan perjanjian baru([7])
- Perjanjian Lama
Berdasarkan isi dan gaya penulisannya, kitab ini dibagi kembali dalam 5 bagian utama, yaitu:
- 5 Kitab Taurat (Kejadian Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan)
- 1 Kitab Sejarah (Yosua, Hakim-hakim, Rut, 1 Samuel, 2 Samuel, 1 Raja-Raja, 2 Raja-Raja, 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, Ester)
- 5 Kitab Puisi (Ayub Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung)
- 5 Kitab Nabi-Nabi Besar (Yesaya Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, Daniel)
- 1 Kitab Nabi-Nabi Kecil (Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi)
- Perjanjian Baru
Sementara itu, dalam Perjanjian Baru dibagi kembali menjadi 4 bagian utama yaitu:
- 4 Kitab Injil (Matius Markus, Lukas, Yohanes)
- 1 Kitab Sejarah (Kisah Para Rasul)
- 2 Surat-Surat Rasuli
- 9 surat ditujukan oleh Paulus kepada Jemaat sesuai dengan nama kotanya yaitu: Roma, 1 Korintus, 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 Tesalonika, 2 Tesalonika,
- 4 surat kepada pribadi atau pastoral sesuai dengan namanya yaitu 1 Timotius, 2 Timotius, Titus dan Filemon
- dan 1 surat untuk Ibrani
- dan 7 surat rasuli yang diberi nama sesuai penulisnya yaitu Yakobus, 1 Petrus, 2 Petrus, 1,2,3 Yohanes, dan Yudas
- 1 kitab Wahyu
TAURAT
Kenyataannya, Taurat tidak memiliki sanad yang bersambung hingga Nabi Musa ‘alaihissalam, Taurat juga tidak dihafal oleh seorang pun, Taurat dahulu pernah hilang. Oleh karena itu, secara sanad saja keautentikan Taurat menjadi batal, sebab tidak satu pun manusia bisa membuktikan bahwa Taurat yang ada saat ini bersambung hingga Nabi Musa ‘alaihissalam([8]).
Sanad adalah suatu hal penting, sebab dengan tidak adanya sanad maka setiap orang bisa saja mengarang. Oleh karenanya para ulama Islam sangat perhatian, bahkan sangat ketat dalam masalah sanad. Abdullah bin Mubarak rahimahullah pernah berkata,
الإِسْنَادُ مِنْ الدّينِ، وَلَوْلَا الإِسْنَادُ لَقَالَ مَنْ شَاءَ مَا شَاءَ
“Sanad adalah bagian dari agama. Kalau bukan karena sanad, maka setiap orang akan berbicara sesukanya.”([9])
Ibnu Sirin rahimahullah juga pernah berkata,
سَمُّوا لَنَا رِجَالَكُمْ
“Sebutkanlah kepada kami perawi-perawi kalian.”([10])
Di antara contoh yang menunjukkan bahwa para ulama sangat ketat dalam masalah periwayatan hadits adalah jika saja ada seseorang rajin ibadah, akan tetapi lemah hafalannya, maka periwayatan orang ini tidak dianggap, konsekuensinya adalah haditsnya tertolak. Lalu bagaimana lagi dengan suatu hadits yang tidak memiliki sanad yang jelas, maka tentu lebih tertolak lagi.
Intinya, poin yang ingin penulis sampaikan adalah Taurat yang sampai kepada kita saat ini tidak bisa dibuktikan keautentikannya karena beberapa sebab yang telah dijelaskan di atas.
Demikian juga jika kita memperhatikan metode penulisan Taurat, maka akan kita dapati seperti penulisan dari orang ketiga yang berbicara tentang kisah Musa ‘alaihissalam. Bukan kata ganti pertama ke kata ganti kedua seperti halnya metode Al-Qur’an. Sebagai contoh firman Allah ﷻ,
مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَىٰ
“Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.” (QS. Thaha: 2)
Pada ayat ini konteksnya jelas, kata ganti orang pertama yaitu Allah ﷻ menyampaikan kepada kata ganti orang kedua yaitu Nabi Muhammad ﷺ. Adapun isi Taurat, tidak demikian, rata-rata disebutkan : “Berfirmanlah Allah kepada Musa…”, atau “Firman Tuhan kepada Musa…”. Di antara contoh yang menujukkan hal tersebut adalah kitab ulangan 34 yang berjudul “Kematian Musa”. Dari judul ini saja, tentu yang kita pahami adalah bukanlah Nabi Musa ‘alaihissalam yang meriwayatkan hal ini dari Allah ﷻ, melainkan ada seseorang yang menceritakan tentang Nabi Musa ‘alaihissalam. Terlebih lagi jika kita membuka isi ayat dari kitab tersebut, akan lebih jelas lagi bahwa Taurat ini ditulis oleh orang ketiga yang berbicara tentang Nabi Musa ‘alaihissalam. Contohnya,
“Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.”([11])
Di antara perkara yang menunjukkan bahwa Taurat (Perjanjian Lama) tidak lagi autentik adalah isinya yang mencela Allah ﷻ dan para Rasul.
Dalam agama Islam tentu saja Allah adalah Zat yang maha sempurna dan memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang maha sempurna. Allah ﷻ berfirman,
وَلِلَّهِ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Hanya milik Allah-lah Al-Al-Asma’ Al-Husna’ (nama-nama yang maha indah), maka berdoalah kepada-Nya dengan nama-nama itu, dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran) dalam (menyebut dan memahami) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka lakukan” (QS Al-A’raf:180)
Adapun dalam versi selain agama Islam sering kali ditemukan penyifatan yang tidak semestinya disematkan kepada Allah, di antaranya :
Allah versi perjanjian lama
- Allah menyesal
Penyesalan bukanlah hal yang pantas disematkan kepada Allah ﷻ karena penyesalan menunjukkan bahwa zat tersebut tidak mengetahui apa yang akan terjadi. Berbeda dengan Islam, segala sesuatu sudah ditakdirkan oleh Allah ﷻ dan Allah ﷻ maha mengetahui apa saja yang akan terjadi.
- kejadian 6 : 5-12
6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, 6:6 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. 6:7 Berfirmanlah TUHAN: “Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka. “
- Samuel 1 : 15-11
“Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku”. Maka sakit hatilah Samuel dan ia berseru-seru kepada TUHAN semalam-malaman.
- Samuel 2 24:14-16
Maka sekarang, pikirkanlah dan timbanglah, jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku.” 24:14 Lalu berkatalah Dawud kepada Gad: “Sangat susah hatiku, biarlah kiranya kita jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab besar kasih sayang-Nya; g tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia.” 24:15 Jadi TUHAN mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel dari pagi hari sampai waktu yang ditetapkan, maka matilah h dari antara bangsa itu, dari Dan sampai Bersyeba, tujuh puluh ribu orang. 24:16 Ketika malaikat mengacungkan tangannya ke Yerusalem untuk memusnahkannya, maka menyesallah TUHAN karena malapetaka itu, lalu Ia berfirman kepada malaikat yang mendatangkan kemusnahan kepada bangsa itu: “Cukup! Turunkanlah sekarang tanganmu itu.” Pada waktu itu malaikat TUHAN itu ada dekat tempat pengirikan Arauna, orang Yebus.
- Allah lupa
Tentu tidak pantas Tuhan untuk lupa, karena lupa adalah sifat kekurangan yang tidak pantas ada pada Tuhan, ia hanyalah pantas untuk manusia yang penuh dengan kekurangan.
- Kejadian 9 : 12-15
9:12 Dan Allah berfirman: “Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya: 9:13 Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi. 9:14 Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, 9:15 maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.
Komentar : Yang dimaksud dengan “Busur-Ku” yaitu pelangi, sebagaimana dijelaskan oleh sebagian kaum Kristiani([12]). Fungsi pelangi tersebut adalah untuk mengingatkan Allah agar tidak membiarkan hujan turun terus sehingga menjadi banjir bah. Yang anehnya busur (pelangi) tersebut biasanya muncul setelah hujan reda. Jika hujan sudah reda maka semestinya Allah tidak perlu diingatkan kembali. Seharusnya pengingat tersebut (yaitu pelangi) muncul tatkala dipuncak deras-derasnya hujan sehingga Allah ingat dan segera memberhentikan hujan agar tidak menjadi banjir bah.
- Allah menyuruh telanjang
- Yesaya 20 : 2-3
20:2 pada waktu itu berfirmanlah TUHAN melalui Yesaya bin Amos. Firman-Nya: “Pergilah dan bukalah kain kabung dari pinggangmu dan tanggalkanlah kasut dari kakimu,” lalu ia pun berbuat demikian, maka berjalanlah ia telanjang dan tidak berkasut. 20:3 Berfirmanlah TUHAN: “Seperti hamba-Ku Yesaya berjalan telanjang dan tidak berkasut tiga tahun lamanya sebagai tanda dan alamat terhadap Mesir dan terhadap Etiopia.
Komentar : Apa yang mau dibanggakan dengan berjalan telanjang dan tidak berkasut selama tiga tahun? Apalagi hal itu Allah perintahkan kembali kepada hamba Allah yang lain? Tentu sikap telanjang selama tiga tahun tersebut bukanlah perkara yang memuliakan hamba Allah, akan tetapi malah menghinakan hamba Allah. Wallahu a’lam.
- Allah istirahat
- Kejadian 2 : 1-3
2:1 Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. 2:2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 2:3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
Dalam versi lain yaitu BIS (1985) Kejadian 2:3 sangat jelas disebutkan kata istirahat
Maka diberkati-Nya hari yang ketujuh itu dan dijadikan-Nya hari yang khusus, karena pada hari itu Allah beristirahat setelah menyelesaikan pekerjaan-Nya.
begitu pula pada versi AVB (2015)
Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, kerana pada hari itulah Dia beristirahat daripada segala kerja penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
Demikian juga dalam versi bahasa Inggris, mayoritas terjemahan berbahasa inggris menyebutkan lafal “beristirahat” (He rested from all His work) bukan “berhenti” (he stopped all his work) ([13]). Demikian juga dalam terjemahan bahasa Arab maka menggunakan lafal “istirahat” (فَاسْتَرَاحَ) ([14])
Komentar : Tentu Tuhan tidak layak dikatakan “beristirahat” sebab menunjukkan Tuhan lelah, yang berkonsekuensi bahwa Tuhan tidak sempurna. Dalam Islam justru Allah ﷻ menjelaskan bahwa Allah tidak lelah([15]). Jangankan Allah ﷻ, bahkan penghuni surga tidak akan merasakan letih dan lelah([16]).
Anehnya, sebagian mereka mengakui bahwa Tuhan memang istirahat, dan memang demikian untuk mengajarkan kepada manusia pola kerja yang benar([17]).
- Allah bohong
- Kejadian 2 : 16-17
2:16 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia : “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, 2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.
- Kejadian 3 : 3-4
3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati. ” 3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati
Ketika Adam dan Hawa memakan buah tersebut ternyata mereka berdua tidak mati, berarti Allah berbohong kepada Adam dan Hawa, dan justru Iblis yang benar dan jujur, karena Iblis mengatakan bahwa tidak akan mati.
- Allah dinasihati Nabi Ibrahim ‘alaihissalam
- Kejadian 18 : 17-25
18:17 Berpikirlah TUHAN: “Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini? 18:18 Bukankah sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat? 18:19 Sebab Aku telah memilih dia, j supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya.” 18:20 Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: “Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya. 18:21 Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya.” 18:22 Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN 3 . 18:23 Abraham datang mendekat dan berkata: “Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik? 18:24 Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu? 18:25 Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?
- Allah tidak tahu
- Kejadian 3 : 8-12
3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan istrinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. 3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di manakah engkau? ” 3:10 Ia menjawab: “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” 3:11 Firman-Nya: “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” 3:12 Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.”
- Allah berjalan di surga
- Kejadian 3:8
3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan istrinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman
- Allah berada di dalam tiang
- Keluaran 13 : 20-21
13:20 Demikianlah mereka berangkat dari Sukot dan berkemah di Etam, di tepi padang gurun. 13:21 TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam.
- Allah menjadikan Musa sebagai tuhannya Firaun
- Keluaran 7 : 1-3
7:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu. 7:2 Engkau harus mengatakan segala yang Kuperintahkan kepadamu, dan Harun, abangmu, harus berbicara kepada Firaun, supaya dibiarkannya orang Israel itu pergi dari negerinya. 7:3 Tetapi Aku akan mengeraskan hati Firaun, dan Aku akan memperbanyak tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat yang Kubuat di tanah Mesir
- Allah kalah bergulat dengan Yakub
- Kejadian 32 : 22-28
32:22 Pada malam itu Yakub bangun dan ia membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya, dan menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok. 32:23 Sesudah ia menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya. 32:24 Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing. 32:25 Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu. 32:26 Lalu kata orang itu: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Sahut Yakub: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku” 32:27 Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah namamu?” Sahutnya: “Yakub” 32:28 Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.
Para nabi versi perjanjian lama
- Nabi Adam menyalahkan Hawa
- Kejadian 3: 11-12
3:11 Firman-Nya: “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” 3:12 Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.”
- Nabi Nuh mabuk dan auratnya terlihat
o Kejadian 9:21-29
9:21 Setelah ia minum anggur, mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya. 9:22 Maka Ham, bapa Kanaan itu, melihat aurat ayahnya, lalu diceritakannya kepada kedua saudaranya di luar. 9:23 Sesudah itu Sem dan Yafet mengambil sehelai kain dan membentangkannya pada bahu mereka berdua, lalu mereka berjalan mundur; mereka menutupi aurat ayahnya sambil berpaling muka, sehingga mereka tidak melihat aurat ayahnya. 9:24 Setelah Nuh sadar dari mabuknya dan mendengar apa yang dilakukan anak bungsunya kepadanya, 9:25 berkatalah ia: “Terkutuklah Kanaan 3 , hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya.”
- Nabi Ibrahim menasihati Allah (sebagaimana telah lalu penukilannya)
- Nabi Luth dibuat mabuk oleh putrinya kemudian diajak berhubungan
- Kejadian 19 : 30-38
19:30 Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, m sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya. 19:31 Kata kakaknya kepada adiknya: “Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi. 19:32 Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.” 19:33 Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. 19:34 Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: “Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.” 19:35 Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. s 19:36 Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. 19:37 Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang. 19:38 Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon w yang sekarang.
- Allah murka kepada Musa
- Keluaran 4 : 14
Maka bangkitlah murka Tuhan terhadap Musa
Allah menyatakan Musa dan Harun tidak percaya kepada Allah dan tidak menghormati kekudusan-Nya
- Bilangan 20 : 7-12
Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka. 20:7 TUHAN berfirman kepada Musa: 20:8 “Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya.” 20:9 Lalu Musa mengambil tongkat itu dari hadapan TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya. 20:10 Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: “Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?” 20:11 Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum. 20:12 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: “Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.([18])
- Nabi Harun membuat berhala patung lembu yang disembah oleh bani Israel
- Keluaran 32:35
32:35 Kemudian, TUHAN menimpakan wabah atas bangsa itu karena mereka telah membuat anak sapi yang dibuat oleh Harun.
- Nabi Dawud berzinah dengan istri prajuritnya
- Samuel 2 11: 2-5
11:2 Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Dawud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh p istana, tampak q kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. 11:3 Lalu Dawud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: “Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.” 11:4 Sesudah itu Dawud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Dawud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya. 11:5 Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Dawud, demikian: “Aku mengandung.”
- Nabi Sulaiman di akhir hayatnya murtad dan menyembah berhala
- Raja-raja 1 11: 9-11
11:9 Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya, 11:10 dan yang telah memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti allah-allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN. 11:11 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: “Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu.
- Nabi Ayub suka berkeluh kesah dan protes terhadap ketentuan Allah
- Ayub 23 : 1-5
23:1 Tetapi Ayub menjawab: 23:2 “Sekarang ini keluh kesahku menjadi pemberontakan, tangan-Nya menekan aku, sehingga aku mengaduh. 23:3 Ah, semoga aku tahu mendapatkan Dia, dan boleh datang ke tempat Ia bersemayam. 23:4 Maka akan kupaparkan perkaraku di hadapan-Nya, dan kupenuhi mulutku dengan kata-kata pembelaan. 23:5 Maka aku akan mengetahui jawaban-jawaban yang diberikan-Nya kepadaku dan aku akan mengerti, apa yang difirmankan-Nya kepadaku.
- Nabi yakub licik dalam merampas kenabian dari kakaknya
- Kejadian 27 : 1-40
27:34 Sesudah Esau mendengar perkataan ayahnya itu, meraung-raunglah ia dengan sangat keras dalam kepedihan hatinya serta berkata kepada ayahnya: “Berkatilah aku ini juga, ya bapa!” 27:35 Jawab ayahnya: “Adikmu telah datang dengan tipu daya dan telah merampas berkat yang untukmu itu.” 27:36 Kata Esau: “Bukankah tepat namanya Yakub, karena ia telah dua kali menipu aku. Hak kesulunganku telah dirampasnya, dan sekarang dirampasnya pula berkat yang untukku.” Lalu katanya: “Apakah bapa tidak mempunyai berkat lain bagiku?” 27:37 Lalu Ishak menjawab Esau, katanya: “Sesungguhnya telah kuangkat dia menjadi tuan atas engkau, dan segala saudaranya telah kuberikan kepadanya menjadi hambanya, dan telah kubekali dia dengan gandum dan anggur; maka kepadamu, apa lagi yang dapat kuperbuat, ya anakku?” 27:38 Kata Esau kepada ayahnya: “Hanya berkat yang satu itukah ada padamu, ya bapa? Berkatilah aku ini juga, ya bapa!” Dan dengan suara keras menangislah Esau. 27:39 Lalu Ishak, ayahnya, menjawabnya: “Sesungguhnya tempat kediamanmu akan jauh dari tanah-tanah gemuk di bumi dan jauh dari embun dari langit di atas. 27:40 Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikmu. Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh, maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu. ”
Tentu saja semua nabi-nabi yang telah disebutkan sangat berbeda jauh dari versi Islam, sebab dalam Islam para nabi ‘alaihimussalam adalah orang-orang yang sangat mulia([19]).
Setelah membaca kisah para nabi ‘alaihimussalam versi perjanjian lama tentunya semakin bertambah rasa syukur kita kepada Allah ﷻ atas nikmat hidayah di atas tauhid, jauh dari kesyirikan dan pengagungan yang berlebihan terhadap para nabi. Para ulama menjelaskan kenapa sampai bisa terjadi penyimpangan dalam kitab mereka terlebih khusus pada kisah para nabi dan perangai-perangai buruk mereka, di antara alasannya karena orang Yahudi sengaja ingin melegalkan perbuatan keji mereka, seakan-akan secara tidak langsung mereka berkata bahwa jika para nabi dan orang saleh saja perbuatannya demikian maka bagaimana dengan kita?
INJIL
Tidak jauh berbeda dengan kondisi Taurat, Injil juga tidak bisa dibuktikan keautentikannya. Ada beberapa perkara yang menunjukkan tidak autentiknya Injil-injil yang ada sekarang.
Pertama : Mengenai sanad Injil
Kenyataan yang ada menunjukkan:
- Injil tidak memiliki sanad yang bersambung hingga Nabi ‘Isa ‘alaihissalam.
- Manuskrip Injil baru ditemukan kurang lebih di tahun tujuh puluh Masehi.([20])
- Injil-injil yang ditemukan bukan Injil Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, melainkan Injil-injil yang ditulis tentang kehidupan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam oleh sebagian orang yang diakui sebagai murid-murid Nabi ‘Isa ‘alaihissalam (seperti Yohanes dan Matius) dan sebagiannya lagi bukan murid Nabi ‘Isa (seperti Lukas murid Paulus dan Markus murid Petrus).
- Rata-rata manuskrip Injil berbahasa Yunani kecuali satu Injil yang berbahasa Ibrani yaitu Injil Teks Masoretik.
Berdasarkan ini, maka timbul beberapa pertanyaan:
- Nabi ‘Isa ‘alaihissalam berbicara dengan bahasa Aram (Suryani). Mengapa manuskrip-manuskrip Injil tidak berbahasa Aram (Suryani) sebagaimana bahasa Nabi ‘Isa ‘alaihissalam?
- Siapakah penerjemah Injil tersebut? Jika saja penulis Injil adalah murid-murid Nabi ‘Isa ‘alaihissalam tentu Injil akan berbahasa Suryani, sebab mereka pun berbicara dengan bahasa Suryani. Intinya Injil ditemukan berbahasa Yunani, sedangkan murid-murid Nabi ‘Isa ‘alaihissalam tidak berbahasa Yunani.
- Bagaimana kredibilitas perawi dan penulis Injil-injil tersebut?
Dari sini, kita mengetahui bahwa keautentikan Taurat dan Injil masih di pertanyakan dan bahkan tidak bisa dibuktikan. Jika begitu, bagaimana mungkin bisa kita yakini bahwa Taurat dan Injil yang ada sekarang ini adalah firman Tuhan. Berbeda dengan Al-Qur’an, kenyataannya Al-Qur’an diriwayatkan oleh manusia secara mutawatir, sehingga menjadikan Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang keautentikannya bisa dibuktikan.
Kedua : Injil-injil yang ada sekarang bukan Injil Isa yang dikenal di zaman hidupnya Nabi ‘Isa ‘alaihissalam
Di antara perkara yang menunjukkan bahwa Injil tidak terjaga keautentikannya adalah Injil yang ada sekarang ini bukanlah Injil ‘Isa ‘alaihissalam (yang Allah turunkan kepada ‘Isa ‘alaihissalam), akan tetapi -sebagaimana telah lalu-Injil yang ada sekarang adalah biografi Nabi ‘Isa ‘alaihissalam yang ditulis oleh sebagian orang.
Pembagian Injil
- Injil Nabi ‘Isa ‘alaihissalam (Injil Allah ﷻ)
Injil inilah yang disebutkan di dalam Al-Qur’an. Allah ﷻ berfirman,
وَآتَيْنَاهُ الْإِنْجِيلَ فِيهِ هُدًى وَنُورٌ وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةً لِلْمُتَّقِينَ
“Dan Kami menurunkan Injil kepadanya (Isa putra Maryam), di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, dan membenarkan Kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, dan sebagai petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Maidah:46)
Penyebutan Injil ‘Isa ‘alaihissalam juga datang dalam Perjanjian Baru:
- Markus 1 : 14-15
1:14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, 1:15 kata-Nya: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”
- Kisah Para Rasul 8: 4-5
8:4 Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil. 8:5 Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ.
- Tesalonika 1 2:2
2:2 Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat.
Tentu ayat-ayat Bibel di atas tidak sedan menyebutkan tentang Injil Yohanes dan Matius apalagi Injil Lukas dan Markus, karena Injil-injil tersebut baru ditulis belakangan.
Lantas di manakah Injil Nabi ‘Isa ‘alaihissalam (Injil Allah ﷻ) sekarang? Karena yang tersebar sekarang adalah Matius Markus, Lukas, Yohanes. Menurut penjelasan sebagian ulama, tampaknya Injil Nabi ‘Isa ‘alaihissalam sudah terlupakan sejak awal. Hal ini didasari oleh firman Allah ﷻ,
وَمِنَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّا نَصَارَى أَخَذْنَا مِيثَاقَهُمْ فَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ فَأَغْرَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَسَوْفَ يُنَبِّئُهُمُ اللَّهُ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
“Dan di antara orang-orang yang mengatakan, “Kami ini orang Nasrani,” Kami telah mengambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka, maka Kami timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka hingga hari Kiamat. Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Maidah:14)
Dalam firman Allah ﷻ di atas disebutkan bahwa terdapat sebagian ajaran Injil yang dilupakan. Ini menunjukkan bahwa ada bagian-bagian lain dari Injil yang tidak terlupakan. Oleh karenanya jika kita perhatikan, maka ada beberapa kesamaan dalam Injil antara satu sama lainnya, yang demikian ini bisa jadi merupakan sisa-sisa ajaran Nabi ‘Isa ‘alaihissalam. Jadi pembahasan mengenai Injil yang akan kita bahas bukanlah Injilnya Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, karena Injil tersebut sudah tidak ada dan dilupakan oleh orang-orang setelahnya.
- Injil selain Injil Nabi ‘Isa ‘alaihissalam
Kategori Injil yang kedua ini dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian :
Pertama : Injil yang diakui oleh pihak gereja
Terdapat 4 Injil yang diakui :
- Matius
- Yohanes
- Markus
- Lukas
Menurut mereka Matius dan Yohanes adalah murid-murid Nabi ‘Isa ‘alaihissalam , adapun Markus adalah muridnya Petrus dan Lukas murid dari Paulus.
Terdapat beberapa catatan penting berkaitan dengan keempat Injil ini :
- Tidak terdapat padanya sanad yang terhubung kepada penulisnya.
- Manuskrip yang ditemukan dalam bahasa Yunani, padahal murid-murid Nabi ‘Isa ‘alaihissalam tidak berbicara dengan bahasa Yunani dengan demikian manuskrip tersebut adalah terjemahan.
- Penulisnya masih diperselisihkan, apakah Matius dan Yohanes penulis Injil adalah murid-murid Nabi ‘Isa ‘alaihissalam.
- Sejarah menunjukkan bahwasanya Injil-injil ini tidak dikenal oleh generasi awal, oleh karenanya Injil-injil tersebut tidak pernah disebutkan oleh surat-surat para rasul atau kisah-kisah para rasul.
- Para penulis Injil tidak seorang pun dari mereka yang menyatakan bahwa tulisan Injil mereka adalah wahyu dari Tuhan atau dari Roh Kudus. Hanya Paulus([21]) saja yang mengaku bahwa apa yang dia tulis adalah Ilham dari Tuhan. Adapun Matius, Yohanes, Markus dan Lukas mereka semua tidak menyangka kitab yang mereka tulis akan dianggap sebagai wahyu dari Tuhan. Terdapat padanya surat-surat pribadi, selain itu metode penulisannya tidak merupakan metode penulisan kitab sejarah.
Berikut merupakan beberapa contoh yang memperjelas keterangan di atas :
Lukas dalam mukadimah (pendahuluan) kitabnya berkata,
“Sudah ada banyak orang berusaha menyusun sebuah catatan tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di tengah-tengah kita, seperti halnya catatan yang telah disampaikan kepada kita oleh orang-orang yang sejak semula telah menjadi saksi mata dan pemberita Firman. Karena aku telah mempelajari semuanya dengan teliti dari awal, baiklah aku juga menuliskannya secara berurutan bagimu, hai Teofilus yang mulia, supaya engkau dapat mengetahui kebenaran tentang hal-hal yang telah diajarkan kepadamu. (Lukas 1: 1-4)
Dari pendahuluan Lukas 1: 1-4 ini, dapat dipahami beberapa hal:
- Bahwa Injilnya Lukas merupakan khotbah pribadinya.
- Bahwa ia menulisnya berdasarkan motivasi pribadi.
- Bahwa ia memiliki referensi yang ia nukil secara akurat.
- Bahwa banyak selain dia yang juga menulis.
- Lukas tidak menyebutkan apa pun dalam pendahuluan Injilnya tentang ilham ilahi (wahyu) yang diilhamkan kepadanya untuk menulis atau ada wahyu dari Roh Kudus turun kepadanya.
Jika para muridnya saja tidak menyebutkan dan tidak tahu menahu tentang pengilhaman, maka bagaimana orang Kristen tahu apa yang tidak diketahui oleh para pemangku kepentingan? Tidak ada satu pun bukti dalam Injil tentang pengilhaman (wahyu) kepada para penulisnya kecuali apa yang diklaim Paulus untuk dirinya sendiri.
Bahkan banyak sekali bukti yang menjelaskan bahwa Injil bukan berlandaskan wahyu, di antaranya adalah sebagai berikut :
- Surat-surat pribadi yang tidak ada kaitannya dengan wahyu
Setiap orang yang merenungkan pesan-pesan Paulus khususnya, dan para rasul pada umumnya, menemukan lusinan tempat yang menjadi saksi bahwa pesan atau surat-surat ini adalah sebagai pesan pribadi dan tidak ada hubungannya dengan wahyu. Di antara contohnya :
“Anak-anak dari saudaramu yang terpilih menyampaikan salam kepadamu” (2 Yohanes : 13)
Yohanes juga mengirimkan banyak pesan kepada kekasihnya Gayus, tercatat dalam Yohanes (3) : 1-14
“Dari penatua kepada Gayus terkasih, yang kukasihi dalam kebenaran.
Saudaraku yang kukasihi, aku berdoa semoga kamu baik-baik saja dalam segala hal, semoga tubuhmu sehat, sama seperti jiwamu juga sehat……
Aku berharap untuk menemuimu segera dan kita akan berbicara secara tatap muka. (1-15) Damai sejahtera bagimu. Kawan-kawan di sini mengirimkan salam untukmu. Sampaikan juga salam kami kepada setiap saudara di sana.” (3 Yohanes : 1-14)
Begitu pula surat-suratnya Paulus,
“Jemaat-jemaat di Asia menyampaikan salam untuk kamu. Akwila dan Priskila menyampaikan salam hangat dalam Tuhan kepadamu, bersama dengan jemaat di rumah mereka. Semua saudara di sini mengirim salam untukmu. Ucapkan salam satu dengan yang lain dengan cium kudus. Aku, Paulus, menulis salam ini dengan tanganku sendiri.” (1 Korintus 16 : 19-21)
Roma 16 : 1-21 pada ayat 22 disebutkan, “Aku Tertius, yang menulis surat ini, menyampaikan salam kepadamu dalam Tuhan”.
Mungkin pembaca ketika membaca Roma 16 : 1-21 memperhatikan partisipasi penulis yaitu Tertius pada ayat 22 yang juga tidak lupa mencatat salam dan kerinduannya dalam suratnya. Tidak pernah terbesit dalam benaknya bahwa suatu hari suratnya akan dianggap sebagai bagian dari firman Allah !!
Titus 3 : 12-13 menyebutkan bahwa Paulus pernah mengutusnya dan berkata, “Setelah aku mengutus Artemas atau Tikhikus kepadamu, berusahalah untuk datang kepadaku di Nikopolis karena aku sudah memutuskan untuk tinggal di sana selama musim dingin nanti.
Dengan sekuat tenagamu, bantulah Zenas, si ahli hukum itu, dan Apolos yang ada dalam perjalanan supaya mereka tidak kekurangan suatu apa pun.
Pembaca mungkin telah memperhatikan bahwa Paulus yang dipercaya telah diberi ilham untuk menulis teks ini, tidak tahu siapa yang akan dia utus (apakah Artemas atau Tikhikus) dari sahabatnya untuk memanggil Titus ke Nikopolis, tempat dimana Paulus akan menghabiskan musim dingin.
Masih banyak contoh lain yang telah disebutkan, lihat Timotius (2) 1: 3-5, Timotius (2) 4: 13-21, Filipi 2 : 26-28, Filipi 4 :21-22, Korintus (1) 16/20, Filemon 1 : 21-24. Apakah ini semua layak untuk dikatakan sebagai Firman Tuhan dan wahyu-Nya?
- Ungkapan-ungkapan dalam Injil yang tidak mungkin wahyu
Jika kita lebih dalam mencermati Injil, akan kita dapati bahwa Injil-injil ini tidak mungkin berasal dari seorang yang telah diberikan Ilham (wahyu) untuk mencatatnya.
Sebagai contoh:
- Yohanes tidak dapat memastikan jarak yang ditempuh para murid di laut sebelum mereka melihat Kristus, dan dia berkata,
“Kemudian, ketika mereka telah mendayung perahu sejauh sekitar 25 atau 30 stadia, mereka melihat Yesus berjalan di atas danau dan mendekati perahu sehingga mereka ketakutan.” (Yohanes 6 : 19)
Jika apa yang ia tulis adalah ilham (wahyu) dari Tuhan, dia tidak akan ragu dalam hal seperti itu.
- Yang semisal dalam Yohanes 20 : 30-31 disebutkan,
“Masih banyak tanda ajaib lain yang dilakukan Yesus di depan murid-murid-Nya, yang tidak tertulis dalam kitab ini. Akan tetapi, semua ini ditulis supaya kamu percaya bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah, dan supaya melalui kepercayaanmu itu, kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya.” (Yohanes 20 : 30-31)
Dia (Yohanes) menulisnya atas permintaan para uskup Asia, bukan Roh Kudus, dan dia tidak mengatakan bahwa Allah mengilhami dia untuk melakukannya.
- Perkataan Paulus tentang menikahi perempuan yang tidak percaya (beriman),
“Kepada yang selebihnya, aku mengatakan (aku, bukan Tuhan) bahwa kalau ada saudara mempunyai istri yang tidak percaya, dan perempuan itu mau hidup bersamanya, janganlah ia menceraikan istrinya itu.” (Korintus (1) 7/12)
kata-katanya tentang hal ini tidak ada hubungannya dengan wahyu, tetapi mereka tetap menganggapnya sebagai bagian dari firman Allah.
- Paulus juga mengatakan bahwa dia menyangkal kekudusan pada perkataannya,
“Sekali lagi, aku mengatakan jangan ada satu pun yang menganggap aku ini bodoh. Kalaupun begitu, terimalah aku sebagai orang yang bodoh supaya aku juga dapat sedikit berbangga. Apa yang aku katakan dalam hal keyakinan akan kebanggaan ini, aku tidak mengatakannya seperti kehendak Tuhan, melainkan seperti dalam kebodohan.” (Korintus (2) 11/16 – 17)
Masih banyak lagi yang semisal dengan teks-teks di atas, lihat Korintus (1) 7/25, Korintus (2) 8 / 8-10, Korintus (2) 11 / 15-24, Korintus (2) 11/1, Roma 15/15 semuanya menunjukkan bahwa teks-teks tersebut tidak layak disebut wahyu Tuhan.([22])
Kedua : Injil yang tidak diakui (Apokrifa)
Apokrif (atau dalam bahasa Inggris Apocrypha) berasal dari kata apokryphos dalam bahasa Yunani, artinya rahasia, tersembunyi atau tidak kanonik. Dengan demikian, istilah ini merujuk kepada tulisan-tulisan yang diragukan keasliannya.
Istilah apokrif biasanya digunakan oleh Gereja Kristen Protestan untuk merujuk kepada kitab-kitab yang dianggap tidak kanonik, tidak termasuk ke dalam kanon Perjanjian Lama ataupun Perjanjian Baru.([23]) Di antara contohnya([24]) :
– Injil Thomas – Injil Nazorean
– Injil Maria Magdalena – Injil kaum Ebionit
– Injil Masa Kecil Yesus menurut Thomas – Injil Filipus
– Injil Masa Kecil Yesus menurut Yakobus – Injil Ibrani
– Injil Petrus – Injil Andreas
– Injil Bartolomeus – Injil Apelles
– Injil Nikodemus – Injil Barnabas
– Injil Basilides – Injil Bardesanes
– Injil Eva – Injil Fayum
– Injil Yakobus Kecil – Injil Yudas Iskariot
– Injil Marcion – Injil Mani
– Injil Maria – Injil Matias
– Injil Thaddeus – Injil Titan
– Injil Pseudo-Matius – Injil Rahasia Markus
– Injil Valentinus – Injil Scythianus
– Injil Hesychius – Injil Encratites
– Injil Cerinthus – Injil Dua Belas
– Injil Empat Wilayah Surgawi – Injil Hidup
– Injil Kesempurnaan – Injil Kebenaran
– Injil orang-orang Mesir – Kisah Petrus dan
Kedua belas Rasul
– Kisah Andreas – Kisah Yohanes
– Kisah Thomas – Kisah Paulus
– Dialog Sang Penyelamat – Peribahasa Yesus – Ajaran Yesus Kristus – Ajaran Dua belas Rasul – Rahasia dari Yohanes – Konstitusi Kerasulan – Keturunan Maria – Pertanyaan dari Maria – Apokrifa Yakobus – Apokrifa Yohanes
– Khotbah Petrus – Surat Abgar – Surat Barnabas – Surat Clement
– Surat Clement kepada jemaat di Korintus 1
– Surat Clement kepada jemaat di Korintus 2
– Surat Clement untuk kegadisan
– Surat Clement kepada Yakobus
– Surat Ignatius
– Surat Paulus kepada jemaat di Leodicea dan Alexandria
– Wahyu kepada Paulus – Wahyu kepada Yakobus 1
– Wahyu kepada Yakobus 2 – Wahyu kepada Petrus
Ketiga : Adanya kontradiktif dalam Injil-injil yang diakui tersebut
Banyak kontradiktif di antara Injil-injil yang diakui (Injil Yohanes, Matius, Lukas, dan Markus). Di antaranya:
1. Perihal nama 12 Murid Yesus dalam Injil
Terdapat perbedaan nama-nama 12 murid Yesus dalam Injil. Perlu diketahui bahwa Perjanjian Baru menyebutkan empat daftar untuk dua belas murid yang mana keempat daftar tersebut berbeda satu sama lain([25]), penjelasannya sebagai berikut:
Nama-nama para murid disebutkan oleh Matius dalam Injilnya (10 / 1-4), dan juga oleh Markus (3/16), dan oleh Lukas dalam Injilnya di (6/14) dan kemudian dalam Kisah Para Rasul (1/13)
Keempat daftar serupa dalam sepuluh nama: Simon Petrus, saudaranya Andreas, Yakobus bin Zabedeus, saudaranya Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Thomas, Matius, Yakobus bin Alfeus dan Simon orang Zelot.
Matius, Markus, dan Lukas sepakat untuk menyebut Yudas Iskariot. Sementara nama Yudas Iskariot tidak ada dalam Kisah Para Rasul, yang mana mungkin dapat kita maklumi bisa jadi sengaja tidak disebutkan (tidak dianggap) karena dia adalah murid yang telah berkhianat.
Adapun nama murid Yesus yang merupakan pelengkap kedua belas, maka Matius dan Markus menyebutkan nama Lebeus alias Tadeus([26]), sedangkan Lukas dan Kisah Para Rasul menyebutkan Yudas bin Yakobus.
Tidak mungkin satu orang memiliki ketiga nama ini, karena sebagaimana disebutkan dalam komentar para pendeta-pendeta Kristen tentang (Matius 10/3):
” يُسْتَبْعَدُ أَنْ تَكونَ هَذِهِ الأَسْماءُ اَلْمُخْتَلِفَةُ قَدْ أُطْلِقَتْ عَلَى شَخْصٍ واحِدٍ، لِأَنَّ هَذِهِ الأَسْماءَ الثَّلاثَةَ هِيَ ساميَةٌ كُلِّها، حِينَ كَانَ لِشَخْصٍ واحِدٍ اسْمَانِ فِي ذَلِكَ الزَّمانِ؛ كَانَ أَحَدُهُمَا يَهُودِيًّا، والْآخَرُ يونانيًّا أَوْ رُومَانْيَا. إِنَّ التَّقْليدَ اَلَّذِي حافَظَ بِثَبَاتٍ عَلَى عَدَدِ الرُّسُلِ الِاثْنَيْ عَشَرَ لَمْ يَتَرَدَّدْ إِلَّا عَلَى اسْمٍ واحِدٍ مِنْهُمْ”
“Tidak mungkin bahwa nama-nama yang berbeda ini diberikan kepada satu orang, karena ketiga nama ini semuanya mulia, padahal pada zaman itu satu orang memiliki dua nama, satu adalah nama Yahudi dan yang lain adalah nama Yunani atau Rumania. Sesungguhnya tradisi yang dengan teguh mempertahankan jumlah kedua belas rasul tersebut tidak ragu dalam menyebutkan semua kecuali hanya satu nama saja”.([27])
Jika Injil-injil tersebut berbeda-beda dalam masalah yang sangat serius dan jelas seperti nama-nama murid ini, maka bagaimana kita dapat mempercayai berita, fakta, dan perincian yang disajikan tentang kehidupan Kristus dan yang lainnya?([28])
- Perihal Nasab Yesus.
Perihal kontradiksi Injil Matius dan Injil Lukas tentang Nasab Yesus
Injil Matius menyebutkan silsilah nasab Yesus hingga ke Dawud ‘alaihissalam berjumlah 27 bapak. Sementara Injil Lukas menyebutkan silsilah nasab Yesus hingga ke Dawud ‘alaihissalam berjumlah 42 bapak. Tentu ini adalah hal yang sangat kontradiktif dan perbedaan yang sangat signifikan. Lihat tabel berikut:
Menghadapi kontradiksi ini maka kaum Kristen berkilah dengan dua dalih :
Pertama : Matius sedang melakukan peringkasan nasab.
Sebagian pendeta berkilah dengan mengatakan bahwa Matius sedang melakukan “peringkasan” dalam menuliskan nasab. Yaitu bisa jadi seseorang langsung disandarkan kepada kakeknya yang ke empat (yaitu tidak disandarkan kepada bapaknya langsung). Hal ini mengakibatkan silsilah Yesus hingga Dawud hanya 27 bapak.
Menurutnya Matius memang sering membuang sebagian nama dalam silsilah. Contohnya seperti dalam Matius 1:18 disebutkan “Yoram memperanakkan Uzia”. Dalam kitab Raja-raja disebutkan bahwa anak Yoram, akan tetapi Ahazia yang kemudian memiliki anak bernama Yoas, kemudian Yoas memiliki anak bernama Amazia, dan Amazia memiliki anak bernama Azarya (Dalam bahasa Yunani disebut Uzia).
Contoh ini benar membuktikan bahwa Matius melompati beberapa generasi.
Jika ini pun benar, toh teori ini tidak bisa dipraktikkan pada silsilah Yesus pada Injil Matius. Hal ini karena:
- Sebagaimana dalam Matius, dalam silsilah Lukas banyak nama-nama yang tidak sama dengan nama-nama yang ada di Matius, contohnya Matan dan Yakub. Maka apakah dalam Lukas juga melakukan hal yang sama dengan Matius, yaitu meloncati beberapa generasi? Kalau iya, berarti jumlah 42 juga tidaklah benar?
- Dalam Injil Lukas disebutkan ada 76 generasi dari Adam sampai ke Yesus, apakah benar dari Adam hanya ada 76 generasi? Apakah ada kemungkinan bahwa Lukas juga meringkas silsilah sebagaimana Matius? Kalau benar berarti Lukas juga suka “meringkas” nasab.
- Jika membandingkan kedua silsilah antara Lukas dan Matius, maka didapati bahwa ada titik temu pada Zerubabel bin Sealtiel. Lihat tabel di bawah ini!
Pada tabel di atas, Zerubabel bin Sealtiel disebutkan sebagai kakek ke-11 dalam Matius, dan kakek ke-20 dalam Lukas. Seharusnya, karena pertemuan nama yang sama ini mengharuskan nama-nama setelahnya itu sama, tidak berbeda lagi. Namun kenyataannya nama setelah Zerubabel bin Sealtiel di Matius maupun Lukas tetap saja beda.
- Kalau teori peringkasan tersebut benar maka konsekuensi dari nama-nama silsilah yang ada di Matius seharusnya disebutkan di dalam Lukas yang katanya benar. Akan tetapi kenyataannya banyak nama yang ada di Matius tidak ada dalam Lukas, bahkan sebaliknya.
- Dari silsilah keduanya, kenapa Yesus dinasabkan kepada Yusuf, sedangkan mereka sendiri tahu bahwa Yesus bukan anak kandung Yusuf? Ajaran mana yang menetapkan bolehnya menasabkan anak bukan kepada bapaknya sendiri?
Kedua : Mereka juga berdalih bahwa terjadi perbedaan karena Matius mencatat silsilah Yesus dari jalurnya Yusuf, sedangkan Lukas itu mencatat silsilah Yesus dari Jalurnya Maria (jalur ibu). Karenanya wajar jika silsilahnya berbeda.
Menurut mereka semestinya silsilah dalam Injil Lukas memang harusnya Yusuf tidak masuk ke situ (silsilah) tapi kebiasaan orang Yahudi untuk tidak mencatat nama perempuan di dalam silsilah-silsilah resmi. Lukas mengikuti kebiasaan orang Yahudi sehingga tidak bisa memasukkan nama Maria dalam silsilah, karena itu Lukas mengganti nama Maria itu dengan Yusuf. Sehingga Yusuf di sini sebenarnya bukan anaknya Eli, akan tetapi anak menantunya Eli. Eli itu mesti adalah ayahnya Maria. Tapi di sini nama Maria itu diganti dengan Yesus. Sehingga Yesus itu sebenarnya adalah anak menantu dari Eli ini.
Dan dalam kebiasaan orang Yahudi bahwa menantu itu juga bisa disebut dengan sebagai anak. Itu bisa kita lihat di dalam Rut 1:11-13
Bantahan:
Pertama : Kalau memang silsilah dalam Lukas adalah silsilah Maria, mengapa Maria tidak disebutkan? Padahal Injil Matius menyebut nama-nama wanita. Bahkan bisa dikatakan Maria adalah wanita yang paling mulia dari semua wanita yang disebutkan oleh Injil. Lalu kenapa tidak disebutkan? Apakah hanya karena alasan “kebiasaan Yahudi”? Apakah agama Kristen dibangun atas dasar kebiasaan Yahudi?
Kedua : Contoh penggunaan kata anak menantu yang dibawakan dari kitab Rut itu tidak tepat. Karena itu hanya sekedar pemanggilan menantu dengan “anak”, dan bukan sedang mengganti nasab menantu dengan nasab mertua!
Ketiga : Jika dengan alasan nama wanita tidak boleh disebutkan, mengapa dalam silsilah Lukas Yesus tidak dinasabkan langsung kepada Eli sehingga menjadi Yesus bin Eli? Bukankah ini adalah kebiasaan Yahudi dalam melompati silsilah yang dianut oleh orang Kristen? Kenapa harus melalui Yusuf yang bukan jalur nasabnya?
Keempat : Yang sangat aneh dalam kedua silsilah tersebut ternyata jalur Matius dan jalur Lukas bertemu pada Zerubabel bin Seltiel. Namun anehnya jalur silsilah nasab sebelum Zerubabel bin Seltiel berbeda antara Injil Matius dan Injil Lukas, demikian pula jalur silsilah nasab setelah Zerubabel bin Seltiel.
- Pada Injil Matius anak Zerubabel adalah Abihud, namun pada Injil Lukas anak dari Zerubabel adalah Resa.
- Pada Injil Matius ayah Seltiel adalah Yekhonya, namun pada Injil Lukas ayah Seltiel adalah Neri
Kelima : Dalam 1 Tawarikh 3: ayat 17 dan seterusnya disebutkan bahwa Zerubabel adalah anak Pedaya, dan Pedaya anak Yekhonya. Di situ dibuktikan bahwa Zerubabel bukan anak Sealtiel. Bagaimana kemudian Matius dan Lukas bisa mengatakan bahwa Zerubabel anak Sealtiel?
Siapa yang salah dalam menuliskan silsilah ini?
Kondisi kitab-kitab suci sebelum Al-Qur’an (Taurat dan Injil)
Oleh DR. Firanda Andirja, Lc. MA.
Al-Qur’an terjamin keautentikannya, sebab diriwayatkan secara mutawatir([1]) sampai kepada Nabi Muhammad ﷺ. Lain halnya dengan hadits, riwayatnya tidak semua mutawatir. Oleh karenanya, para ulama membagi hadits menjadi dua model, yaitu mutawatir dan ahad. Secara umum hadits mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan lebih dari sepuluh orang, sehingga terjamin kesahihannya.([2]) Adapun hadits ahad adalah hadits yang diriwayatkan kurang dari sepuluh orang.([3]) Kesahihan hadits ahad tidak pasti, sebab hadits ahad ada yang sahih dan ada juga yang daif. Hadits ahad yang sahih dan daif pun selanjutnya terbagi lagi beberapa model.
Setiap hadits memiliki perawi-perawi yang bersambung sanadnya hingga ke Nabi Muhammad ﷺ. Untuk mengetahui sahih tidaknya hadits tersebut maka ada beberapa hal yang diperiksa:
- Biografi setiap perawi dan derajat kredibilitasnya setiap perawi (tsiqoh, saduq, dhaif, kadzab).
- Sanad haditsnya bersambung ataukah terputus?
- Apakah selamat dari ‘illah (penyakit) yang tersembunyi?
- Apakah tidak menyelisihi yang lebih tsiqoh -baik dari sisi matan maupun sisi sanad-?([4])
Para ulama Islam sangat perhatian terhadap masalah ini, sehingga mereka menjadikan masalah ini sebagai bidang ilmu tersendiri yang disebut dengan ilmu Musthalah Al-Hadits. Selain itu juga para ulama menulis buku-buku khusus tentang biografi dan derajat perawi yang disebut dengan ilmu Al-Jarh Wa At-Ta’dil. Di antara buku-buku tersebut adalah Ats-Tsiqaat karangan Ibnu Hibban, Tahdzibu At-Tahdzib karangan Ibnu Hajar Al-Asqalani, Tahdzib Al-Kamal karangan Al-Mizzi, Mizanu Al-I’tidal karangan Adz-Dzahabi dan yang lainnya.
Intinya, penulis di sini ingin menyampaikan bahwa untuk menyatakan sebuah hadits itu sahih atau tidak, maka Islam memiliki ilmu tersendiri yang disebut dengan ilmu Musthalah Al-Hadits. Ilmu ini hanya diterapkan pada hadits-hadits ahad saja. Adapun Al-Qur’an dan hadits yang mutawatir maka tidak perlu, sebab keduanya diriwayatkan dalam jumlah yang banyak, sehingga kesahihan keduanya tidak diragukan lagi. Lantas bagaimana dengan kondisi kitab-kitab suci sebelumnya?
BIBEL
Bibel adalah kitab suci kaum Nasrani yang terdiri atas Perjanjian Lama (yang berisi Taurat) dan Perjanjian Baru (yang berisi Injil-injil dan surat-surat para Rasul).
Perbandingan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
Perjanjian Lama adalah bagian pertama dari Alkitab Kristen, yang utamanya berdasarkan pada Alkitab Ibrani, berisikan suatu kumpulan tulisan keagamaan karya bangsa Israel kuno. Bagian ini merupakan pasangan dari Perjanjian Baru yang merupakan bagian kedua dari Alkitab Kristen.
Terdapat variasi kanon Perjanjian Lama di antara Gereja-gereja Kristen; kalangan Protestan dan Orang Suci Zaman Akhir hanya menerima kitab-kitab yang terdapat dalam kanon Alkitab Ibrani, yang mana terbagi dalam 39 kitab, sedangkan kalangan Katolik Roma, Ortodoks Timur, dan Ortodoks Oriental menerima sekumpulan tulisan dengan jumlah yang sedikit lebih banyak.([5])
Adapun Perjanjian Baru (bahasa Yunani Koine: Ἡ Καινὴ Διαθήκη, Hē Kainḕ Diathḗkē), atau biasa disingkat PB, merupakan bagian utama kedua kanon Alkitab Kristen, yang bagian pertamanya adalah Perjanjian Lama (PL) yang utamanya didasarkan pada Alkitab Ibrani. Perjanjian Baru berbahasa Yunani ini membahas ajaran-ajaran dan pribadi Yesus, serta berbagai peristiwa dalam Kekristenan pada abad ke-1. Umat Kristen memandang PB bersama-sama dengan PL sebagai kitab suci. PB (baik sebagian maupun secara keseluruhan) telah sering kali menyertai penyebaran agama Kristen di seluruh dunia.([6])
Isi perjanjian lama dan perjanjian baru([7])
- Perjanjian Lama
Berdasarkan isi dan gaya penulisannya, kitab ini dibagi kembali dalam 5 bagian utama, yaitu:
- 5 Kitab Taurat (Kejadian Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan)
- 1 Kitab Sejarah (Yosua, Hakim-hakim, Rut, 1 Samuel, 2 Samuel, 1 Raja-Raja, 2 Raja-Raja, 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, Ester)
- 5 Kitab Puisi (Ayub Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung)
- 5 Kitab Nabi-Nabi Besar (Yesaya Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, Daniel)
- 1 Kitab Nabi-Nabi Kecil (Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi)
- Perjanjian Baru
Sementara itu, dalam Perjanjian Baru dibagi kembali menjadi 4 bagian utama yaitu:
- 4 Kitab Injil (Matius Markus, Lukas, Yohanes)
- 1 Kitab Sejarah (Kisah Para Rasul)
- 2 Surat-Surat Rasuli
- 9 surat ditujukan oleh Paulus kepada Jemaat sesuai dengan nama kotanya yaitu: Roma, 1 Korintus, 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 Tesalonika, 2 Tesalonika,
- 4 surat kepada pribadi atau pastoral sesuai dengan namanya yaitu 1 Timotius, 2 Timotius, Titus dan Filemon
- dan 1 surat untuk Ibrani
- dan 7 surat rasuli yang diberi nama sesuai penulisnya yaitu Yakobus, 1 Petrus, 2 Petrus, 1,2,3 Yohanes, dan Yudas
- 1 kitab Wahyu
TAURAT
Kenyataannya, Taurat tidak memiliki sanad yang bersambung hingga Nabi Musa ‘alaihissalam, Taurat juga tidak dihafal oleh seorang pun, Taurat dahulu pernah hilang. Oleh karena itu, secara sanad saja keautentikan Taurat menjadi batal, sebab tidak satu pun manusia bisa membuktikan bahwa Taurat yang ada saat ini bersambung hingga Nabi Musa ‘alaihissalam([8]).
Sanad adalah suatu hal penting, sebab dengan tidak adanya sanad maka setiap orang bisa saja mengarang. Oleh karenanya para ulama Islam sangat perhatian, bahkan sangat ketat dalam masalah sanad. Abdullah bin Mubarak rahimahullah pernah berkata,
الإِسْنَادُ مِنْ الدّينِ، وَلَوْلَا الإِسْنَادُ لَقَالَ مَنْ شَاءَ مَا شَاءَ
“Sanad adalah bagian dari agama. Kalau bukan karena sanad, maka setiap orang akan berbicara sesukanya.”([9])
Ibnu Sirin rahimahullah juga pernah berkata,
سَمُّوا لَنَا رِجَالَكُمْ
“Sebutkanlah kepada kami perawi-perawi kalian.”([10])
Di antara contoh yang menunjukkan bahwa para ulama sangat ketat dalam masalah periwayatan hadits adalah jika saja ada seseorang rajin ibadah, akan tetapi lemah hafalannya, maka periwayatan orang ini tidak dianggap, konsekuensinya adalah haditsnya tertolak. Lalu bagaimana lagi dengan suatu hadits yang tidak memiliki sanad yang jelas, maka tentu lebih tertolak lagi.
Intinya, poin yang ingin penulis sampaikan adalah Taurat yang sampai kepada kita saat ini tidak bisa dibuktikan keautentikannya karena beberapa sebab yang telah dijelaskan di atas.
Demikian juga jika kita memperhatikan metode penulisan Taurat, maka akan kita dapati seperti penulisan dari orang ketiga yang berbicara tentang kisah Musa ‘alaihissalam. Bukan kata ganti pertama ke kata ganti kedua seperti halnya metode Al-Qur’an. Sebagai contoh firman Allah ﷻ,
مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَىٰ
“Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.” (QS. Thaha: 2)
Pada ayat ini konteksnya jelas, kata ganti orang pertama yaitu Allah ﷻ menyampaikan kepada kata ganti orang kedua yaitu Nabi Muhammad ﷺ. Adapun isi Taurat, tidak demikian, rata-rata disebutkan : “Berfirmanlah Allah kepada Musa…”, atau “Firman Tuhan kepada Musa…”. Di antara contoh yang menujukkan hal tersebut adalah kitab ulangan 34 yang berjudul “Kematian Musa”. Dari judul ini saja, tentu yang kita pahami adalah bukanlah Nabi Musa ‘alaihissalam yang meriwayatkan hal ini dari Allah ﷻ, melainkan ada seseorang yang menceritakan tentang Nabi Musa ‘alaihissalam. Terlebih lagi jika kita membuka isi ayat dari kitab tersebut, akan lebih jelas lagi bahwa Taurat ini ditulis oleh orang ketiga yang berbicara tentang Nabi Musa ‘alaihissalam. Contohnya,
“Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.”([11])
Di antara perkara yang menunjukkan bahwa Taurat (Perjanjian Lama) tidak lagi autentik adalah isinya yang mencela Allah ﷻ dan para Rasul.
Dalam agama Islam tentu saja Allah adalah Zat yang maha sempurna dan memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang maha sempurna. Allah ﷻ berfirman,
وَلِلَّهِ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Hanya milik Allah-lah Al-Al-Asma’ Al-Husna’ (nama-nama yang maha indah), maka berdoalah kepada-Nya dengan nama-nama itu, dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran) dalam (menyebut dan memahami) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka lakukan” (QS Al-A’raf:180)
Adapun dalam versi selain agama Islam sering kali ditemukan penyifatan yang tidak semestinya disematkan kepada Allah, di antaranya :
Allah versi perjanjian lama
- Allah menyesal
Penyesalan bukanlah hal yang pantas disematkan kepada Allah ﷻ karena penyesalan menunjukkan bahwa zat tersebut tidak mengetahui apa yang akan terjadi. Berbeda dengan Islam, segala sesuatu sudah ditakdirkan oleh Allah ﷻ dan Allah ﷻ maha mengetahui apa saja yang akan terjadi.
- kejadian 6 : 5-12
6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, 6:6 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. 6:7 Berfirmanlah TUHAN: “Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka. “
- Samuel 1 : 15-11
“Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku”. Maka sakit hatilah Samuel dan ia berseru-seru kepada TUHAN semalam-malaman.
- Samuel 2 24:14-16
Maka sekarang, pikirkanlah dan timbanglah, jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku.” 24:14 Lalu berkatalah Dawud kepada Gad: “Sangat susah hatiku, biarlah kiranya kita jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab besar kasih sayang-Nya; g tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia.” 24:15 Jadi TUHAN mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel dari pagi hari sampai waktu yang ditetapkan, maka matilah h dari antara bangsa itu, dari Dan sampai Bersyeba, tujuh puluh ribu orang. 24:16 Ketika malaikat mengacungkan tangannya ke Yerusalem untuk memusnahkannya, maka menyesallah TUHAN karena malapetaka itu, lalu Ia berfirman kepada malaikat yang mendatangkan kemusnahan kepada bangsa itu: “Cukup! Turunkanlah sekarang tanganmu itu.” Pada waktu itu malaikat TUHAN itu ada dekat tempat pengirikan Arauna, orang Yebus.
- Allah lupa
Tentu tidak pantas Tuhan untuk lupa, karena lupa adalah sifat kekurangan yang tidak pantas ada pada Tuhan, ia hanyalah pantas untuk manusia yang penuh dengan kekurangan.
- Kejadian 9 : 12-15
9:12 Dan Allah berfirman: “Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya: 9:13 Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi. 9:14 Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, 9:15 maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.
Komentar : Yang dimaksud dengan “Busur-Ku” yaitu pelangi, sebagaimana dijelaskan oleh sebagian kaum Kristiani([12]). Fungsi pelangi tersebut adalah untuk mengingatkan Allah agar tidak membiarkan hujan turun terus sehingga menjadi banjir bah. Yang anehnya busur (pelangi) tersebut biasanya muncul setelah hujan reda. Jika hujan sudah reda maka semestinya Allah tidak perlu diingatkan kembali. Seharusnya pengingat tersebut (yaitu pelangi) muncul tatkala dipuncak deras-derasnya hujan sehingga Allah ingat dan segera memberhentikan hujan agar tidak menjadi banjir bah.
- Allah menyuruh telanjang
- Yesaya 20 : 2-3
20:2 pada waktu itu berfirmanlah TUHAN melalui Yesaya bin Amos. Firman-Nya: “Pergilah dan bukalah kain kabung dari pinggangmu dan tanggalkanlah kasut dari kakimu,” lalu ia pun berbuat demikian, maka berjalanlah ia telanjang dan tidak berkasut. 20:3 Berfirmanlah TUHAN: “Seperti hamba-Ku Yesaya berjalan telanjang dan tidak berkasut tiga tahun lamanya sebagai tanda dan alamat terhadap Mesir dan terhadap Etiopia.
Komentar : Apa yang mau dibanggakan dengan berjalan telanjang dan tidak berkasut selama tiga tahun? Apalagi hal itu Allah perintahkan kembali kepada hamba Allah yang lain? Tentu sikap telanjang selama tiga tahun tersebut bukanlah perkara yang memuliakan hamba Allah, akan tetapi malah menghinakan hamba Allah. Wallahu a’lam.
- Allah istirahat
- Kejadian 2 : 1-3
2:1 Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. 2:2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 2:3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
Dalam versi lain yaitu BIS (1985) Kejadian 2:3 sangat jelas disebutkan kata istirahat
Maka diberkati-Nya hari yang ketujuh itu dan dijadikan-Nya hari yang khusus, karena pada hari itu Allah beristirahat setelah menyelesaikan pekerjaan-Nya.
begitu pula pada versi AVB (2015)
Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, kerana pada hari itulah Dia beristirahat daripada segala kerja penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
Demikian juga dalam versi bahasa Inggris, mayoritas terjemahan berbahasa inggris menyebutkan lafal “beristirahat” (He rested from all His work) bukan “berhenti” (he stopped all his work) ([13]). Demikian juga dalam terjemahan bahasa Arab maka menggunakan lafal “istirahat” (فَاسْتَرَاحَ) ([14])
Komentar : Tentu Tuhan tidak layak dikatakan “beristirahat” sebab menunjukkan Tuhan lelah, yang berkonsekuensi bahwa Tuhan tidak sempurna. Dalam Islam justru Allah ﷻ menjelaskan bahwa Allah tidak lelah([15]). Jangankan Allah ﷻ, bahkan penghuni surga tidak akan merasakan letih dan lelah([16]).
Anehnya, sebagian mereka mengakui bahwa Tuhan memang istirahat, dan memang demikian untuk mengajarkan kepada manusia pola kerja yang benar([17]).
- Allah bohong
- Kejadian 2 : 16-17
2:16 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia : “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, 2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.
- Kejadian 3 : 3-4
3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati. ” 3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati
Ketika Adam dan Hawa memakan buah tersebut ternyata mereka berdua tidak mati, berarti Allah berbohong kepada Adam dan Hawa, dan justru Iblis yang benar dan jujur, karena Iblis mengatakan bahwa tidak akan mati.
- Allah dinasihati Nabi Ibrahim ‘alaihissalam
- Kejadian 18 : 17-25
18:17 Berpikirlah TUHAN: “Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini? 18:18 Bukankah sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat? 18:19 Sebab Aku telah memilih dia, j supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya.” 18:20 Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: “Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya. 18:21 Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya.” 18:22 Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN 3 . 18:23 Abraham datang mendekat dan berkata: “Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik? 18:24 Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu? 18:25 Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?
- Allah tidak tahu
- Kejadian 3 : 8-12
3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan istrinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. 3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di manakah engkau? ” 3:10 Ia menjawab: “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” 3:11 Firman-Nya: “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” 3:12 Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.”
- Allah berjalan di surga
- Kejadian 3:8
3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan istrinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman
- Allah berada di dalam tiang
- Keluaran 13 : 20-21
13:20 Demikianlah mereka berangkat dari Sukot dan berkemah di Etam, di tepi padang gurun. 13:21 TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam.
- Allah menjadikan Musa sebagai tuhannya Firaun
- Keluaran 7 : 1-3
7:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu. 7:2 Engkau harus mengatakan segala yang Kuperintahkan kepadamu, dan Harun, abangmu, harus berbicara kepada Firaun, supaya dibiarkannya orang Israel itu pergi dari negerinya. 7:3 Tetapi Aku akan mengeraskan hati Firaun, dan Aku akan memperbanyak tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat yang Kubuat di tanah Mesir
- Allah kalah bergulat dengan Yakub
- Kejadian 32 : 22-28
32:22 Pada malam itu Yakub bangun dan ia membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya, dan menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok. 32:23 Sesudah ia menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya. 32:24 Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing. 32:25 Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu. 32:26 Lalu kata orang itu: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Sahut Yakub: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku” 32:27 Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah namamu?” Sahutnya: “Yakub” 32:28 Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.
Para nabi versi perjanjian lama
- Nabi Adam menyalahkan Hawa
- Kejadian 3: 11-12
3:11 Firman-Nya: “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” 3:12 Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.”
- Nabi Nuh mabuk dan auratnya terlihat
o Kejadian 9:21-29
9:21 Setelah ia minum anggur, mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya. 9:22 Maka Ham, bapa Kanaan itu, melihat aurat ayahnya, lalu diceritakannya kepada kedua saudaranya di luar. 9:23 Sesudah itu Sem dan Yafet mengambil sehelai kain dan membentangkannya pada bahu mereka berdua, lalu mereka berjalan mundur; mereka menutupi aurat ayahnya sambil berpaling muka, sehingga mereka tidak melihat aurat ayahnya. 9:24 Setelah Nuh sadar dari mabuknya dan mendengar apa yang dilakukan anak bungsunya kepadanya, 9:25 berkatalah ia: “Terkutuklah Kanaan 3 , hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya.”
- Nabi Ibrahim menasihati Allah (sebagaimana telah lalu penukilannya)
- Nabi Luth dibuat mabuk oleh putrinya kemudian diajak berhubungan
- Kejadian 19 : 30-38
19:30 Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, m sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya. 19:31 Kata kakaknya kepada adiknya: “Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi. 19:32 Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.” 19:33 Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. 19:34 Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: “Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.” 19:35 Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. s 19:36 Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. 19:37 Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang. 19:38 Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon w yang sekarang.
- Allah murka kepada Musa
- Keluaran 4 : 14
Maka bangkitlah murka Tuhan terhadap Musa
Allah menyatakan Musa dan Harun tidak percaya kepada Allah dan tidak menghormati kekudusan-Nya
- Bilangan 20 : 7-12
Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka. 20:7 TUHAN berfirman kepada Musa: 20:8 “Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya.” 20:9 Lalu Musa mengambil tongkat itu dari hadapan TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya. 20:10 Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: “Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?” 20:11 Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum. 20:12 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: “Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.([18])
- Nabi Harun membuat berhala patung lembu yang disembah oleh bani Israel
- Keluaran 32:35
32:35 Kemudian, TUHAN menimpakan wabah atas bangsa itu karena mereka telah membuat anak sapi yang dibuat oleh Harun.
- Nabi Dawud berzinah dengan istri prajuritnya
- Samuel 2 11: 2-5
11:2 Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Dawud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh p istana, tampak q kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. 11:3 Lalu Dawud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: “Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.” 11:4 Sesudah itu Dawud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Dawud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya. 11:5 Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Dawud, demikian: “Aku mengandung.”
- Nabi Sulaiman di akhir hayatnya murtad dan menyembah berhala
- Raja-raja 1 11: 9-11
11:9 Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya, 11:10 dan yang telah memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti allah-allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN. 11:11 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: “Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu.
- Nabi Ayub suka berkeluh kesah dan protes terhadap ketentuan Allah
- Ayub 23 : 1-5
23:1 Tetapi Ayub menjawab: 23:2 “Sekarang ini keluh kesahku menjadi pemberontakan, tangan-Nya menekan aku, sehingga aku mengaduh. 23:3 Ah, semoga aku tahu mendapatkan Dia, dan boleh datang ke tempat Ia bersemayam. 23:4 Maka akan kupaparkan perkaraku di hadapan-Nya, dan kupenuhi mulutku dengan kata-kata pembelaan. 23:5 Maka aku akan mengetahui jawaban-jawaban yang diberikan-Nya kepadaku dan aku akan mengerti, apa yang difirmankan-Nya kepadaku.
- Nabi yakub licik dalam merampas kenabian dari kakaknya
- Kejadian 27 : 1-40
27:34 Sesudah Esau mendengar perkataan ayahnya itu, meraung-raunglah ia dengan sangat keras dalam kepedihan hatinya serta berkata kepada ayahnya: “Berkatilah aku ini juga, ya bapa!” 27:35 Jawab ayahnya: “Adikmu telah datang dengan tipu daya dan telah merampas berkat yang untukmu itu.” 27:36 Kata Esau: “Bukankah tepat namanya Yakub, karena ia telah dua kali menipu aku. Hak kesulunganku telah dirampasnya, dan sekarang dirampasnya pula berkat yang untukku.” Lalu katanya: “Apakah bapa tidak mempunyai berkat lain bagiku?” 27:37 Lalu Ishak menjawab Esau, katanya: “Sesungguhnya telah kuangkat dia menjadi tuan atas engkau, dan segala saudaranya telah kuberikan kepadanya menjadi hambanya, dan telah kubekali dia dengan gandum dan anggur; maka kepadamu, apa lagi yang dapat kuperbuat, ya anakku?” 27:38 Kata Esau kepada ayahnya: “Hanya berkat yang satu itukah ada padamu, ya bapa? Berkatilah aku ini juga, ya bapa!” Dan dengan suara keras menangislah Esau. 27:39 Lalu Ishak, ayahnya, menjawabnya: “Sesungguhnya tempat kediamanmu akan jauh dari tanah-tanah gemuk di bumi dan jauh dari embun dari langit di atas. 27:40 Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikmu. Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh, maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu. ”
Tentu saja semua nabi-nabi yang telah disebutkan sangat berbeda jauh dari versi Islam, sebab dalam Islam para nabi ‘alaihimussalam adalah orang-orang yang sangat mulia([19]).
Setelah membaca kisah para nabi ‘alaihimussalam versi perjanjian lama tentunya semakin bertambah rasa syukur kita kepada Allah ﷻ atas nikmat hidayah di atas tauhid, jauh dari kesyirikan dan pengagungan yang berlebihan terhadap para nabi. Para ulama menjelaskan kenapa sampai bisa terjadi penyimpangan dalam kitab mereka terlebih khusus pada kisah para nabi dan perangai-perangai buruk mereka, di antara alasannya karena orang Yahudi sengaja ingin melegalkan perbuatan keji mereka, seakan-akan secara tidak langsung mereka berkata bahwa jika para nabi dan orang saleh saja perbuatannya demikian maka bagaimana dengan kita?
INJIL
Tidak jauh berbeda dengan kondisi Taurat, Injil juga tidak bisa dibuktikan keautentikannya. Ada beberapa perkara yang menunjukkan tidak autentiknya Injil-injil yang ada sekarang.
Pertama : Mengenai sanad Injil
Kenyataan yang ada menunjukkan:
- Injil tidak memiliki sanad yang bersambung hingga Nabi ‘Isa ‘alaihissalam.
- Manuskrip Injil baru ditemukan kurang lebih di tahun tujuh puluh Masehi.([20])
- Injil-injil yang ditemukan bukan Injil Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, melainkan Injil-injil yang ditulis tentang kehidupan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam oleh sebagian orang yang diakui sebagai murid-murid Nabi ‘Isa ‘alaihissalam (seperti Yohanes dan Matius) dan sebagiannya lagi bukan murid Nabi ‘Isa (seperti Lukas murid Paulus dan Markus murid Petrus).
- Rata-rata manuskrip Injil berbahasa Yunani kecuali satu Injil yang berbahasa Ibrani yaitu Injil Teks Masoretik.
Berdasarkan ini, maka timbul beberapa pertanyaan:
- Nabi ‘Isa ‘alaihissalam berbicara dengan bahasa Aram (Suryani). Mengapa manuskrip-manuskrip Injil tidak berbahasa Aram (Suryani) sebagaimana bahasa Nabi ‘Isa ‘alaihissalam?
- Siapakah penerjemah Injil tersebut? Jika saja penulis Injil adalah murid-murid Nabi ‘Isa ‘alaihissalam tentu Injil akan berbahasa Suryani, sebab mereka pun berbicara dengan bahasa Suryani. Intinya Injil ditemukan berbahasa Yunani, sedangkan murid-murid Nabi ‘Isa ‘alaihissalam tidak berbahasa Yunani.
- Bagaimana kredibilitas perawi dan penulis Injil-injil tersebut?
Dari sini, kita mengetahui bahwa keautentikan Taurat dan Injil masih di pertanyakan dan bahkan tidak bisa dibuktikan. Jika begitu, bagaimana mungkin bisa kita yakini bahwa Taurat dan Injil yang ada sekarang ini adalah firman Tuhan. Berbeda dengan Al-Qur’an, kenyataannya Al-Qur’an diriwayatkan oleh manusia secara mutawatir, sehingga menjadikan Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang keautentikannya bisa dibuktikan.
Kedua : Injil-injil yang ada sekarang bukan Injil Isa yang dikenal di zaman hidupnya Nabi ‘Isa ‘alaihissalam
Di antara perkara yang menunjukkan bahwa Injil tidak terjaga keautentikannya adalah Injil yang ada sekarang ini bukanlah Injil ‘Isa ‘alaihissalam (yang Allah turunkan kepada ‘Isa ‘alaihissalam), akan tetapi -sebagaimana telah lalu-Injil yang ada sekarang adalah biografi Nabi ‘Isa ‘alaihissalam yang ditulis oleh sebagian orang.
Pembagian Injil
- Injil Nabi ‘Isa ‘alaihissalam (Injil Allah ﷻ)
Injil inilah yang disebutkan di dalam Al-Qur’an. Allah ﷻ berfirman,
وَآتَيْنَاهُ الْإِنْجِيلَ فِيهِ هُدًى وَنُورٌ وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةً لِلْمُتَّقِينَ
“Dan Kami menurunkan Injil kepadanya (Isa putra Maryam), di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, dan membenarkan Kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, dan sebagai petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Maidah:46)
Penyebutan Injil ‘Isa ‘alaihissalam juga datang dalam Perjanjian Baru:
- Markus 1 : 14-15
1:14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, 1:15 kata-Nya: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”
- Kisah Para Rasul 8: 4-5
8:4 Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil. 8:5 Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ.
- Tesalonika 1 2:2
2:2 Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat.
Tentu ayat-ayat Bibel di atas tidak sedan menyebutkan tentang Injil Yohanes dan Matius apalagi Injil Lukas dan Markus, karena Injil-injil tersebut baru ditulis belakangan.
Lantas di manakah Injil Nabi ‘Isa ‘alaihissalam (Injil Allah ﷻ) sekarang? Karena yang tersebar sekarang adalah Matius Markus, Lukas, Yohanes. Menurut penjelasan sebagian ulama, tampaknya Injil Nabi ‘Isa ‘alaihissalam sudah terlupakan sejak awal. Hal ini didasari oleh firman Allah ﷻ,
وَمِنَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّا نَصَارَى أَخَذْنَا مِيثَاقَهُمْ فَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ فَأَغْرَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَسَوْفَ يُنَبِّئُهُمُ اللَّهُ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
“Dan di antara orang-orang yang mengatakan, “Kami ini orang Nasrani,” Kami telah mengambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka, maka Kami timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka hingga hari Kiamat. Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Maidah:14)
Dalam firman Allah ﷻ di atas disebutkan bahwa terdapat sebagian ajaran Injil yang dilupakan. Ini menunjukkan bahwa ada bagian-bagian lain dari Injil yang tidak terlupakan. Oleh karenanya jika kita perhatikan, maka ada beberapa kesamaan dalam Injil antara satu sama lainnya, yang demikian ini bisa jadi merupakan sisa-sisa ajaran Nabi ‘Isa ‘alaihissalam. Jadi pembahasan mengenai Injil yang akan kita bahas bukanlah Injilnya Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, karena Injil tersebut sudah tidak ada dan dilupakan oleh orang-orang setelahnya.
- Injil selain Injil Nabi ‘Isa ‘alaihissalam
Kategori Injil yang kedua ini dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian :
Pertama : Injil yang diakui oleh pihak gereja
Terdapat 4 Injil yang diakui :
- Matius
- Yohanes
- Markus
- Lukas
Menurut mereka Matius dan Yohanes adalah murid-murid Nabi ‘Isa ‘alaihissalam , adapun Markus adalah muridnya Petrus dan Lukas murid dari Paulus.
Terdapat beberapa catatan penting berkaitan dengan keempat Injil ini :
- Tidak terdapat padanya sanad yang terhubung kepada penulisnya.
- Manuskrip yang ditemukan dalam bahasa Yunani, padahal murid-murid Nabi ‘Isa ‘alaihissalam tidak berbicara dengan bahasa Yunani dengan demikian manuskrip tersebut adalah terjemahan.
- Penulisnya masih diperselisihkan, apakah Matius dan Yohanes penulis Injil adalah murid-murid Nabi ‘Isa ‘alaihissalam.
- Sejarah menunjukkan bahwasanya Injil-injil ini tidak dikenal oleh generasi awal, oleh karenanya Injil-injil tersebut tidak pernah disebutkan oleh surat-surat para rasul atau kisah-kisah para rasul.
- Para penulis Injil tidak seorang pun dari mereka yang menyatakan bahwa tulisan Injil mereka adalah wahyu dari Tuhan atau dari Roh Kudus. Hanya Paulus([21]) saja yang mengaku bahwa apa yang dia tulis adalah Ilham dari Tuhan. Adapun Matius, Yohanes, Markus dan Lukas mereka semua tidak menyangka kitab yang mereka tulis akan dianggap sebagai wahyu dari Tuhan. Terdapat padanya surat-surat pribadi, selain itu metode penulisannya tidak merupakan metode penulisan kitab sejarah.
Berikut merupakan beberapa contoh yang memperjelas keterangan di atas :
Lukas dalam mukadimah (pendahuluan) kitabnya berkata,
“Sudah ada banyak orang berusaha menyusun sebuah catatan tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di tengah-tengah kita, seperti halnya catatan yang telah disampaikan kepada kita oleh orang-orang yang sejak semula telah menjadi saksi mata dan pemberita Firman. Karena aku telah mempelajari semuanya dengan teliti dari awal, baiklah aku juga menuliskannya secara berurutan bagimu, hai Teofilus yang mulia, supaya engkau dapat mengetahui kebenaran tentang hal-hal yang telah diajarkan kepadamu. (Lukas 1: 1-4)
Dari pendahuluan Lukas 1: 1-4 ini, dapat dipahami beberapa hal:
- Bahwa Injilnya Lukas merupakan khotbah pribadinya.
- Bahwa ia menulisnya berdasarkan motivasi pribadi.
- Bahwa ia memiliki referensi yang ia nukil secara akurat.
- Bahwa banyak selain dia yang juga menulis.
- Lukas tidak menyebutkan apa pun dalam pendahuluan Injilnya tentang ilham ilahi (wahyu) yang diilhamkan kepadanya untuk menulis atau ada wahyu dari Roh Kudus turun kepadanya.
Jika para muridnya saja tidak menyebutkan dan tidak tahu menahu tentang pengilhaman, maka bagaimana orang Kristen tahu apa yang tidak diketahui oleh para pemangku kepentingan? Tidak ada satu pun bukti dalam Injil tentang pengilhaman (wahyu) kepada para penulisnya kecuali apa yang diklaim Paulus untuk dirinya sendiri.
Bahkan banyak sekali bukti yang menjelaskan bahwa Injil bukan berlandaskan wahyu, di antaranya adalah sebagai berikut :
- Surat-surat pribadi yang tidak ada kaitannya dengan wahyu
Setiap orang yang merenungkan pesan-pesan Paulus khususnya, dan para rasul pada umumnya, menemukan lusinan tempat yang menjadi saksi bahwa pesan atau surat-surat ini adalah sebagai pesan pribadi dan tidak ada hubungannya dengan wahyu. Di antara contohnya :
“Anak-anak dari saudaramu yang terpilih menyampaikan salam kepadamu” (2 Yohanes : 13)
Yohanes juga mengirimkan banyak pesan kepada kekasihnya Gayus, tercatat dalam Yohanes (3) : 1-14
“Dari penatua kepada Gayus terkasih, yang kukasihi dalam kebenaran.
Saudaraku yang kukasihi, aku berdoa semoga kamu baik-baik saja dalam segala hal, semoga tubuhmu sehat, sama seperti jiwamu juga sehat……
Aku berharap untuk menemuimu segera dan kita akan berbicara secara tatap muka. (1-15) Damai sejahtera bagimu. Kawan-kawan di sini mengirimkan salam untukmu. Sampaikan juga salam kami kepada setiap saudara di sana.” (3 Yohanes : 1-14)
Begitu pula surat-suratnya Paulus,
“Jemaat-jemaat di Asia menyampaikan salam untuk kamu. Akwila dan Priskila menyampaikan salam hangat dalam Tuhan kepadamu, bersama dengan jemaat di rumah mereka. Semua saudara di sini mengirim salam untukmu. Ucapkan salam satu dengan yang lain dengan cium kudus. Aku, Paulus, menulis salam ini dengan tanganku sendiri.” (1 Korintus 16 : 19-21)
Roma 16 : 1-21 pada ayat 22 disebutkan, “Aku Tertius, yang menulis surat ini, menyampaikan salam kepadamu dalam Tuhan”.
Mungkin pembaca ketika membaca Roma 16 : 1-21 memperhatikan partisipasi penulis yaitu Tertius pada ayat 22 yang juga tidak lupa mencatat salam dan kerinduannya dalam suratnya. Tidak pernah terbesit dalam benaknya bahwa suatu hari suratnya akan dianggap sebagai bagian dari firman Allah !!
Titus 3 : 12-13 menyebutkan bahwa Paulus pernah mengutusnya dan berkata, “Setelah aku mengutus Artemas atau Tikhikus kepadamu, berusahalah untuk datang kepadaku di Nikopolis karena aku sudah memutuskan untuk tinggal di sana selama musim dingin nanti.
Dengan sekuat tenagamu, bantulah Zenas, si ahli hukum itu, dan Apolos yang ada dalam perjalanan supaya mereka tidak kekurangan suatu apa pun.
Pembaca mungkin telah memperhatikan bahwa Paulus yang dipercaya telah diberi ilham untuk menulis teks ini, tidak tahu siapa yang akan dia utus (apakah Artemas atau Tikhikus) dari sahabatnya untuk memanggil Titus ke Nikopolis, tempat dimana Paulus akan menghabiskan musim dingin.
Masih banyak contoh lain yang telah disebutkan, lihat Timotius (2) 1: 3-5, Timotius (2) 4: 13-21, Filipi 2 : 26-28, Filipi 4 :21-22, Korintus (1) 16/20, Filemon 1 : 21-24. Apakah ini semua layak untuk dikatakan sebagai Firman Tuhan dan wahyu-Nya?
- Ungkapan-ungkapan dalam Injil yang tidak mungkin wahyu
Jika kita lebih dalam mencermati Injil, akan kita dapati bahwa Injil-injil ini tidak mungkin berasal dari seorang yang telah diberikan Ilham (wahyu) untuk mencatatnya.
Sebagai contoh:
- Yohanes tidak dapat memastikan jarak yang ditempuh para murid di laut sebelum mereka melihat Kristus, dan dia berkata,
“Kemudian, ketika mereka telah mendayung perahu sejauh sekitar 25 atau 30 stadia, mereka melihat Yesus berjalan di atas danau dan mendekati perahu sehingga mereka ketakutan.” (Yohanes 6 : 19)
Jika apa yang ia tulis adalah ilham (wahyu) dari Tuhan, dia tidak akan ragu dalam hal seperti itu.
- Yang semisal dalam Yohanes 20 : 30-31 disebutkan,
“Masih banyak tanda ajaib lain yang dilakukan Yesus di depan murid-murid-Nya, yang tidak tertulis dalam kitab ini. Akan tetapi, semua ini ditulis supaya kamu percaya bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah, dan supaya melalui kepercayaanmu itu, kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya.” (Yohanes 20 : 30-31)
Dia (Yohanes) menulisnya atas permintaan para uskup Asia, bukan Roh Kudus, dan dia tidak mengatakan bahwa Allah mengilhami dia untuk melakukannya.
- Perkataan Paulus tentang menikahi perempuan yang tidak percaya (beriman),
“Kepada yang selebihnya, aku mengatakan (aku, bukan Tuhan) bahwa kalau ada saudara mempunyai istri yang tidak percaya, dan perempuan itu mau hidup bersamanya, janganlah ia menceraikan istrinya itu.” (Korintus (1) 7/12)
kata-katanya tentang hal ini tidak ada hubungannya dengan wahyu, tetapi mereka tetap menganggapnya sebagai bagian dari firman Allah.
- Paulus juga mengatakan bahwa dia menyangkal kekudusan pada perkataannya,
“Sekali lagi, aku mengatakan jangan ada satu pun yang menganggap aku ini bodoh. Kalaupun begitu, terimalah aku sebagai orang yang bodoh supaya aku juga dapat sedikit berbangga. Apa yang aku katakan dalam hal keyakinan akan kebanggaan ini, aku tidak mengatakannya seperti kehendak Tuhan, melainkan seperti dalam kebodohan.” (Korintus (2) 11/16 – 17)
Masih banyak lagi yang semisal dengan teks-teks di atas, lihat Korintus (1) 7/25, Korintus (2) 8 / 8-10, Korintus (2) 11 / 15-24, Korintus (2) 11/1, Roma 15/15 semuanya menunjukkan bahwa teks-teks tersebut tidak layak disebut wahyu Tuhan.([22])
Kedua : Injil yang tidak diakui (Apokrifa)
Apokrif (atau dalam bahasa Inggris Apocrypha) berasal dari kata apokryphos dalam bahasa Yunani, artinya rahasia, tersembunyi atau tidak kanonik. Dengan demikian, istilah ini merujuk kepada tulisan-tulisan yang diragukan keasliannya.
Istilah apokrif biasanya digunakan oleh Gereja Kristen Protestan untuk merujuk kepada kitab-kitab yang dianggap tidak kanonik, tidak termasuk ke dalam kanon Perjanjian Lama ataupun Perjanjian Baru.([23]) Di antara contohnya([24]) :
– Injil Thomas – Injil Nazorean
– Injil Maria Magdalena – Injil kaum Ebionit
– Injil Masa Kecil Yesus menurut Thomas – Injil Filipus
– Injil Masa Kecil Yesus menurut Yakobus – Injil Ibrani
– Injil Petrus – Injil Andreas
– Injil Bartolomeus – Injil Apelles
– Injil Nikodemus – Injil Barnabas
– Injil Basilides – Injil Bardesanes
– Injil Eva – Injil Fayum
– Injil Yakobus Kecil – Injil Yudas Iskariot
– Injil Marcion – Injil Mani
– Injil Maria – Injil Matias
– Injil Thaddeus – Injil Titan
– Injil Pseudo-Matius – Injil Rahasia Markus
– Injil Valentinus – Injil Scythianus
– Injil Hesychius – Injil Encratites
– Injil Cerinthus – Injil Dua Belas
– Injil Empat Wilayah Surgawi – Injil Hidup
– Injil Kesempurnaan – Injil Kebenaran
– Injil orang-orang Mesir – Kisah Petrus dan
Kedua belas Rasul
– Kisah Andreas – Kisah Yohanes
– Kisah Thomas – Kisah Paulus
– Dialog Sang Penyelamat – Peribahasa Yesus
– Ajaran Yesus Kristus – Ajaran Dua belas Rasul
– Rahasia dari Yohanes – Konstitusi Kerasulan
– Keturunan Maria – Pertanyaan dari Maria
– Apokrifa Yakobus – Apokrifa Yohanes
– Khotbah Petrus – Surat Abgar
– Surat Barnabas – Surat Clement
– Surat Clement kepada jemaat di Korintus 1
– Surat Clement kepada jemaat di Korintus 2
– Surat Clement untuk kegadisan
– Surat Clement kepada Yakobus
– Surat Ignatius
– Surat Paulus kepada jemaat di Leodicea dan Alexandria
– Wahyu kepada Paulus – Wahyu kepada Yakobus 1
– Wahyu kepada Yakobus 2 – Wahyu kepada Petrus
Ketiga : Adanya kontradiktif dalam Injil-injil yang diakui tersebut
Banyak kontradiktif di antara Injil-injil yang diakui (Injil Yohanes, Matius, Lukas, dan Markus). Di antaranya:
1. Perihal nama 12 Murid Yesus dalam Injil
Terdapat perbedaan nama-nama 12 murid Yesus dalam Injil. Perlu diketahui bahwa Perjanjian Baru menyebutkan empat daftar untuk dua belas murid yang mana keempat daftar tersebut berbeda satu sama lain([25]), penjelasannya sebagai berikut:
Nama-nama para murid disebutkan oleh Matius dalam Injilnya (10 / 1-4), dan juga oleh Markus (3/16), dan oleh Lukas dalam Injilnya di (6/14) dan kemudian dalam Kisah Para Rasul (1/13)
Keempat daftar serupa dalam sepuluh nama: Simon Petrus, saudaranya Andreas, Yakobus bin Zabedeus, saudaranya Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Thomas, Matius, Yakobus bin Alfeus dan Simon orang Zelot.
Matius, Markus, dan Lukas sepakat untuk menyebut Yudas Iskariot. Sementara nama Yudas Iskariot tidak ada dalam Kisah Para Rasul, yang mana mungkin dapat kita maklumi bisa jadi sengaja tidak disebutkan (tidak dianggap) karena dia adalah murid yang telah berkhianat.
Adapun nama murid Yesus yang merupakan pelengkap kedua belas, maka Matius dan Markus menyebutkan nama Lebeus alias Tadeus([26]), sedangkan Lukas dan Kisah Para Rasul menyebutkan Yudas bin Yakobus.
Tidak mungkin satu orang memiliki ketiga nama ini, karena sebagaimana disebutkan dalam komentar para pendeta-pendeta Kristen tentang (Matius 10/3):
” يُسْتَبْعَدُ أَنْ تَكونَ هَذِهِ الأَسْماءُ اَلْمُخْتَلِفَةُ قَدْ أُطْلِقَتْ عَلَى شَخْصٍ واحِدٍ، لِأَنَّ هَذِهِ الأَسْماءَ الثَّلاثَةَ هِيَ ساميَةٌ كُلِّها، حِينَ كَانَ لِشَخْصٍ واحِدٍ اسْمَانِ فِي ذَلِكَ الزَّمانِ؛ كَانَ أَحَدُهُمَا يَهُودِيًّا، والْآخَرُ يونانيًّا أَوْ رُومَانْيَا. إِنَّ التَّقْليدَ اَلَّذِي حافَظَ بِثَبَاتٍ عَلَى عَدَدِ الرُّسُلِ الِاثْنَيْ عَشَرَ لَمْ يَتَرَدَّدْ إِلَّا عَلَى اسْمٍ واحِدٍ مِنْهُمْ”
“Tidak mungkin bahwa nama-nama yang berbeda ini diberikan kepada satu orang, karena ketiga nama ini semuanya mulia, padahal pada zaman itu satu orang memiliki dua nama, satu adalah nama Yahudi dan yang lain adalah nama Yunani atau Rumania. Sesungguhnya tradisi yang dengan teguh mempertahankan jumlah kedua belas rasul tersebut tidak ragu dalam menyebutkan semua kecuali hanya satu nama saja”.([27])
Jika Injil-injil tersebut berbeda-beda dalam masalah yang sangat serius dan jelas seperti nama-nama murid ini, maka bagaimana kita dapat mempercayai berita, fakta, dan perincian yang disajikan tentang kehidupan Kristus dan yang lainnya?([28])
- Perihal Nasab Yesus.
Perihal kontradiksi Injil Matius dan Injil Lukas tentang Nasab Yesus
Injil Matius menyebutkan silsilah nasab Yesus hingga ke Dawud ‘alaihissalam berjumlah 27 bapak. Sementara Injil Lukas menyebutkan silsilah nasab Yesus hingga ke Dawud ‘alaihissalam berjumlah 42 bapak. Tentu ini adalah hal yang sangat kontradiktif dan perbedaan yang sangat signifikan. Lihat tabel berikut:
Menghadapi kontradiksi ini maka kaum Kristen berkilah dengan dua dalih :
Pertama : Matius sedang melakukan peringkasan nasab.
Sebagian pendeta berkilah dengan mengatakan bahwa Matius sedang melakukan “peringkasan” dalam menuliskan nasab. Yaitu bisa jadi seseorang langsung disandarkan kepada kakeknya yang ke empat (yaitu tidak disandarkan kepada bapaknya langsung). Hal ini mengakibatkan silsilah Yesus hingga Dawud hanya 27 bapak.
Menurutnya Matius memang sering membuang sebagian nama dalam silsilah. Contohnya seperti dalam Matius 1:18 disebutkan “Yoram memperanakkan Uzia”. Dalam kitab Raja-raja disebutkan bahwa anak Yoram, akan tetapi Ahazia yang kemudian memiliki anak bernama Yoas, kemudian Yoas memiliki anak bernama Amazia, dan Amazia memiliki anak bernama Azarya (Dalam bahasa Yunani disebut Uzia).
Contoh ini benar membuktikan bahwa Matius melompati beberapa generasi.
Jika ini pun benar, toh teori ini tidak bisa dipraktikkan pada silsilah Yesus pada Injil Matius. Hal ini karena:
- Sebagaimana dalam Matius, dalam silsilah Lukas banyak nama-nama yang tidak sama dengan nama-nama yang ada di Matius, contohnya Matan dan Yakub. Maka apakah dalam Lukas juga melakukan hal yang sama dengan Matius, yaitu meloncati beberapa generasi? Kalau iya, berarti jumlah 42 juga tidaklah benar?
- Dalam Injil Lukas disebutkan ada 76 generasi dari Adam sampai ke Yesus, apakah benar dari Adam hanya ada 76 generasi? Apakah ada kemungkinan bahwa Lukas juga meringkas silsilah sebagaimana Matius? Kalau benar berarti Lukas juga suka “meringkas” nasab.
- Jika membandingkan kedua silsilah antara Lukas dan Matius, maka didapati bahwa ada titik temu pada Zerubabel bin Sealtiel. Lihat tabel di bawah ini!
Pada tabel di atas, Zerubabel bin Sealtiel disebutkan sebagai kakek ke-11 dalam Matius, dan kakek ke-20 dalam Lukas. Seharusnya, karena pertemuan nama yang sama ini mengharuskan nama-nama setelahnya itu sama, tidak berbeda lagi. Namun kenyataannya nama setelah Zerubabel bin Sealtiel di Matius maupun Lukas tetap saja beda.
- Kalau teori peringkasan tersebut benar maka konsekuensi dari nama-nama silsilah yang ada di Matius seharusnya disebutkan di dalam Lukas yang katanya benar. Akan tetapi kenyataannya banyak nama yang ada di Matius tidak ada dalam Lukas, bahkan sebaliknya.
- Dari silsilah keduanya, kenapa Yesus dinasabkan kepada Yusuf, sedangkan mereka sendiri tahu bahwa Yesus bukan anak kandung Yusuf? Ajaran mana yang menetapkan bolehnya menasabkan anak bukan kepada bapaknya sendiri?
Kedua : Mereka juga berdalih bahwa terjadi perbedaan karena Matius mencatat silsilah Yesus dari jalurnya Yusuf, sedangkan Lukas itu mencatat silsilah Yesus dari Jalurnya Maria (jalur ibu). Karenanya wajar jika silsilahnya berbeda.
Menurut mereka semestinya silsilah dalam Injil Lukas memang harusnya Yusuf tidak masuk ke situ (silsilah) tapi kebiasaan orang Yahudi untuk tidak mencatat nama perempuan di dalam silsilah-silsilah resmi. Lukas mengikuti kebiasaan orang Yahudi sehingga tidak bisa memasukkan nama Maria dalam silsilah, karena itu Lukas mengganti nama Maria itu dengan Yusuf. Sehingga Yusuf di sini sebenarnya bukan anaknya Eli, akan tetapi anak menantunya Eli. Eli itu mesti adalah ayahnya Maria. Tapi di sini nama Maria itu diganti dengan Yesus. Sehingga Yesus itu sebenarnya adalah anak menantu dari Eli ini.
Dan dalam kebiasaan orang Yahudi bahwa menantu itu juga bisa disebut dengan sebagai anak. Itu bisa kita lihat di dalam Rut 1:11-13
Bantahan:
Pertama : Kalau memang silsilah dalam Lukas adalah silsilah Maria, mengapa Maria tidak disebutkan? Padahal Injil Matius menyebut nama-nama wanita. Bahkan bisa dikatakan Maria adalah wanita yang paling mulia dari semua wanita yang disebutkan oleh Injil. Lalu kenapa tidak disebutkan? Apakah hanya karena alasan “kebiasaan Yahudi”? Apakah agama Kristen dibangun atas dasar kebiasaan Yahudi?
Kedua : Contoh penggunaan kata anak menantu yang dibawakan dari kitab Rut itu tidak tepat. Karena itu hanya sekedar pemanggilan menantu dengan “anak”, dan bukan sedang mengganti nasab menantu dengan nasab mertua!
Ketiga : Jika dengan alasan nama wanita tidak boleh disebutkan, mengapa dalam silsilah Lukas Yesus tidak dinasabkan langsung kepada Eli sehingga menjadi Yesus bin Eli? Bukankah ini adalah kebiasaan Yahudi dalam melompati silsilah yang dianut oleh orang Kristen? Kenapa harus melalui Yusuf yang bukan jalur nasabnya?
Keempat : Yang sangat aneh dalam kedua silsilah tersebut ternyata jalur Matius dan jalur Lukas bertemu pada Zerubabel bin Seltiel. Namun anehnya jalur silsilah nasab sebelum Zerubabel bin Seltiel berbeda antara Injil Matius dan Injil Lukas, demikian pula jalur silsilah nasab setelah Zerubabel bin Seltiel.
- Pada Injil Matius anak Zerubabel adalah Abihud, namun pada Injil Lukas anak dari Zerubabel adalah Resa.
- Pada Injil Matius ayah Seltiel adalah Yekhonya, namun pada Injil Lukas ayah Seltiel adalah Neri
Kelima : Dalam 1 Tawarikh 3: ayat 17 dan seterusnya disebutkan bahwa Zerubabel adalah anak Pedaya, dan Pedaya anak Yekhonya. Di situ dibuktikan bahwa Zerubabel bukan anak Sealtiel. Bagaimana kemudian Matius dan Lukas bisa mengatakan bahwa Zerubabel anak Sealtiel?
Siapa yang salah dalam menuliskan silsilah ini?
Artikel ini penggalan dari Buku Syarah Rukum Iman Karya Ustadz DR. Firanda Andirja, Lc. MA.
_______________________
([1]) Perawi hadits lebih dari sepuluh.
([2]) Lihat Taisir Mustholahul Hadits (24).
([3]) Lihat Taisir Mustholahul Hadits (27).
([4]) Lihat Taisir Mustholahul Hadits (17).
([5]) Lihat : https://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Lama
([6]) Lihat : https://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Baru
([7])Lihat : https://bit.ly/35HhwCG (https://cahayakristus7.blogspot.com)
Sejarah Kitab Taurat
Sesungguhnya nilai sebuah kitab dilihat dari kepada siapa kitab tersebut dinisbahkan. Setelah diketahui kepada siapa kitab tersebut dinisbahkan, maka harus diteliti keabsahan nisbah tersebut kepada pemiliknya.
kitab suci yang diwahyukan kepada para nabi dinilai kesuciannya karena dinisbahkan kepada Allah ﷻ. Maka wajib bagi suatu kitab yang diklaim berasal dari Allah untuk dibuktikan keabsahannya dan sanadnya. Jika tidak terbukti, maka tidak bisa dikatakan sebagai kitab suci dan tidak wajib untuk diterima dan ditaati, karena berpotensi adanya penyelewengan, penambahan ataupun pengurangan, serta kesalahan-kesalahan lainnya.
Oleh karena itu, selayaknya bagi kita untuk mengetahui status kitab Taurat yang dinisbahkan kepada Nabi Musa ‘alaihissalam yang merupakan bagian terpenting dari Perjanjian Lama yang saat ini berada di antara tangan orang Yahudi dan Kristen.
Taurat ditinjau dari sisi sanadnya :
Siapa saja yang meneliti Perjanjian Lama tentu tahu bahwa tidak banyak penyebutan tentang kitab Musa yang disebut oleh orang-orang Yahudi sebagai Syariat atau Kitab Allah alias Taurat.
Berdasar dari maklumat tersebut kita dapati bahwa Yahudi menyebutkan beberapa hal terkait kitab Taurat :
- Bahwa Nabi Musa ‘alaihissalam telah menyusun dan menuliskan semua firman Allah dan peraturan (hukum) yang telah Allah berikan kepada Nabi Musa ‘alaihissalam secara lisan. Keterangan ini mereka katakan dalam kitab Keluaran (24:3-4),
“Lalu datanglah Musa dan memberitahukan kepada bangsa itu segala firman TUHAN dan segala peraturan itu, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak: “Segala firman yang telah diucapkan TUHAN itu, akan kami lakukan”. Lalu Musa menuliskan segala firman Tuhan itu.
- Bahwa Nabi Musa ‘alaihissalam diberi hukum yang ditulis dengan tangan Allah ﷻ. Hal ini mereka katakan dalam kitab Keluaran (24:12),
“TUHAN berfirman kepada Musa, “Datanglah kepada-Ku di atas gunung dan tinggallah di sana. Aku hendak memberikan loh-loh batu kepadamu, dan hukum, dan perintah-perintah yang telah Aku tulis supaya kamu dapat mengajarkannya kepada mereka.”
Kemudian mereka menyebutkan bahwa Nabi Musa ‘alaihissalam tinggal selama empat puluh hari di gunung. Mereka juga menyebutkan banyak hukum syariat yang diberikan kepada Nabi Musa ‘alaihissalam. Allah berbicara dengan syariat tersebut kepada Nabi Musa ‘alaihissalam. Pada akhirnya mereka menyebutkan bahwa Allah telah memberikannya loh. Kisah ini mereka sebutkan dalam kitab Keluaran (31:18),
“Setelah TUHAN selesai berbicara kepada Musa di Gunung Sinai, Dia memberikan kepadanya dua loh batu, yang bertuliskan hukum-hukum yang ditulis dengan jari Allah sendiri.”
Selama Nabi Musa tidak ada, Bani Israel menyembah patung anak sapi. Ketika Nabi Musa kembali dan mendapati melihat bangsanya menari-nari di sekitar anak sapi, dia melemparkan lempengan-lempengan itu dan itu pecah. Kemudian Tuhan Yang Mahakuasa, seperti yang diingat orang-orang Yahudi, menulis untuknya dua loh batu lain sebagai pengganti mereka.
- Orang-orang Yahudi menyebutkan bahwa Nabi Musa ‘alaihissalam sebelum kematiannya, beliau menulis Taurat dan memberikannya kepada pembawa Tabut. Hal ini mereka sebutkan dalam kitab Ulangan (31:9),
“Kemudian, Musa menuliskan Taurat ini dan memberikannya kepada para imam, anak-anak Lewi yang mengangkat Tabut Perjanjian TUHAN, dan kepada semua tua-tua Israel.”
- Kemudian orang-orang Yahudi menyebutkan dalam kesimpulan kitab ulangan tentang alasan mengapa Nabi Musa ‘alaihissalam menulis Taurat. Mereka sebutkan dalam kitab Ulangan (31:24-27),
31:24 Ketika Musa selesai menuliskan perkataan hukum Taurat itu dalam sebuah kitab sampai perkataan yang penghabisan, 31:25 maka Musa memerintahkan kepada orang-orang Lewi pengangkut tabut perjanjian TUHAN, demikian: 31:26 “Ambillah kitab Taurat ini dan letakkanlah di samping tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, supaya menjadi saksi di situ terhadap engkau. 31:27 Sebab aku mengenal kedegilan dan tegar tengkukmu. Sedangkan sekarang, selagi aku hidup bersama-sama dengan kamu, kamu sudah menunjukkan kedegilanmu terhadap TUHAN, terlebih lagi nanti sesudah aku mati.
- Orang-orang Yahudi menyebutkan dalam Kitab Yosua, bahwa Yosua menulis Taurat lagi di atas batu-batu Mazbah sesuai dengan perintah Musa ‘alaihissalam. Mereka sebutkan dalam kitab Yosua (8: 30-32),
8:30 Kemudian, Yosua mendirikan sebuah mazbah untuk TUHAN, Allah Israel, di Gunung Ebal 8:31 seperti yang diperintahkan Musa, hamba TUHAN itu, kepada orang Israel. Seperti yang tertulis dalam kitab hukum Musa, mazbah dari batu-batu yang tidak dipahat, yang tidak dibuat dengan perkakas besi. Di atasnya, mereka mempersembahkan korban bakaran kepada TUHAN dan korban keselamatan. 8:32
Di sana, di hadapan orang Israel, ia menulis salinan hukum Musa di atas batu-batu itu.
Setelah itu terputuslah pembicaraan terkait kitab Taurat. Sehingga orang Yahudi tidak menyebutkan dalam kitab Taurat mereka, apa yang ditulis oleh Nabi Musa ‘alaihissalam atau apa yang ditulis Yosua di atas batu-batu Mazbah. Akan tetapi mereka justru membicarakan tentang Tabut di mana Nabi Musa ‘alaihissalam meletakkan Taurat di dalamnya.
Selanjutnya, (menurut versi mereka) Tabut dirampas oleh musuh pada masa Nabi Samuel dan dikembalikan kepada mereka setelah tujuh bulan, kemudian menaruhnya di sebuah desa yang mereka sebut Ya’arim. Tabut tersebut (menurut mereka) berada di sana selama dua puluh tahun. Sampai datang Nabi Daud ’alaihissalam membawanya dari sana ke Yerusalem dan menempatkannya di kereta (Lihat : Samuel 2 (6:1-4)). Selanjutnya Salomo (Sulaiman) ‘alaihissalam memindahkannya ke kuil yang beliau bangun dan meletakkannya di Quds al-Aqdas dan mereka senantiasa menghadap ke arahnya pada salat-salat mereka.
Mereka juga menyebutkan bahwa Salomo ketika membuka Tabut beliau tidak mendapati apa-apa selain dua loh batu yang diletakkan oleh Nabi Musa ‘alaihisalam di dalamnya. Lantas di mana salinan Taurat Musa yang telah disalin dan diletakkan di dalam Tabut tersebut? Ini adalah pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.
- Setelah masa Salomo, negara Bani Israil terbagi menjadi dua bagian:
Pertama: Negara Israel di utara: di bawah pemerintahan Yerobeam bin Nabat, dan ibukotanya adalah Nablus.
Kedua: Negara bagian Yehuda berada di selatan, yang berada di bawah pemerintahan Rehabeam bin Solomon, dan ibukotanya adalah Yerusalem.
Orang-orang Yahudi menyebutkan sebuah peristiwa pada masa Rehabeam. Peristiwa tersebut menjadi dalil yang sangat penting bahwa Rehabeam dan orang-orang Israel telah meninggalkan hukum Allah. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa mereka telah melakukan penyimpangan dalam agama mereka. Tatkala itu Firaun (Sisak) Mesir menyerang dan mengambil alih rumah mereka. Peristiwa ini mereka sebutkan dalam kitab Raja-raja 1 (14:22-26),
14:22 Tetapi orang Yehuda melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka menimbulkan cemburu-Nya dengan dosa yang diperbuat mereka, lebih dari pada segala yang dilakukan nenek moyang mereka. 14:23 Sebab mereka pun juga mendirikan tempat-tempat pengorbanan dan tugu-tugu berhala dan tiang-tiang berhala di atas setiap bukit yang tinggi dan di bawah setiap pohon yang rimbun. 14:24 Bahkan ada pelacuran bakti di negeri itu. Mereka berlaku sesuai dengan segala perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalau TUHAN dari orang Israel. 14:25 Tetapi pada tahun kelima zaman raja Rehabeam, majulah Sisak, raja Mesir, menyerang Yerusalem. 14:26 Ia merampas barang-barang perbendaharaan rumah TUHAN dan barang-barang perbendaharaan rumah raja; semuanya dirampasnya. Ia merampas juga segala perisai emas yang dibuat Salomo.
Disebutkan juga dalam kitab Tawarikh 2 (12:1-4),
12:1 Rehabeam beserta seluruh Israel meninggalkan hukum TUHAN, ketika kerajaannya menjadi kokoh dan kekuasaannya menjadi teguh. 12:2 Tetapi pada tahun kelima zaman raja Rehabeam, majulah Sisak, raja Mesir, menyerang Yerusalem–karena mereka berubah setia terhadap TUHAN 12:3 dengan seribu dua ratus kereta dan enam puluh ribu orang berkuda, sedang rakyat yang mengikutinya dari Mesir, yakni orang Libia, orang Suki dan orang Etiopia, tidak terhitung banyaknya. 12:4 Ia merebut kota-kota m benteng yang di Yehuda, bahkan mendekati Yerusalem
Teks ayat ini menunjukkan dengan sangat jelas bahwa ibu kota Yahudi telah dirampas oleh Firaun (sisak) Mesir dan dia telah menyita apa yang ada di dalamnya. Hal ini menunjukkan bahwa orang Yahudi telah kehilangan Taurat dalam kejadian ini, karena kitab suci mereka tidak merujuknya setelah kejadian ini kecuali pada masa Raja Yosia. Yaitu, setelah hampir tiga abad.
Sama halnya dengan Tabut, kabar tentang Tabut juga terhenti setelah kejadian ini hingga sampai di zaman Raja Yosia juga. Saat itu beliau meminta orang Lewi untuk meletakkan tabut di dalam rumah yang dibangun Nabi Sulaiman ‘alaihissalam. Setelah itu kabarnya pun terputus hingga sampai saat ini. Kemungkinan telah dihancurkan oleh Bukhtanashar (Nebukadnezar) ketika melakukan invasi ke Yerusalem. (Lihat: Dirasat fi Al-Adyan Al-Yahudiyah wa An-Nashraniyah karya Su’ud bin Abdul Aziz Al-Khalaf hlm. 84)
- Orang-orang Yahudi mengklaim bahwa Raja Yosia yang telah mengambil alih kerajaan Yehuda setelah Salomo ‘alaihissalam menguasainya selama hampir 340 tahun, bahwa dia (Yosia) telah menemukan kembali kitab Syariat (Taurat).
23:1 Sesudah itu raja menyuruh orang mengumpulkan semua tua-tua Yehuda dan Yerusalem. 23:2 Kemudian pergilah raja ke rumah TUHAN dan bersama-sama dia semua orang Yehuda dan semua penduduk Yerusalem, para imam, para nabi dan seluruh orang awam, dari yang kecil sampai yang besar. Dengan didengar mereka ia membacakan segala perkataan dari kitab perjanjian yang ditemukan di rumah TUHAN itu. 23:3 Sesudah itu berdirilah raja dekat tiang dan diadakannyalah perjanjian m di hadapan TUHAN untuk hidup dengan mengikuti TUHAN, dan tetap menuruti perintah-perintah-Nya, peraturan-peraturan-Nya dan ketetapan-ketetapan-Nya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan untuk menepati perkataan perjanjian yang tertulis dalam kitab itu. Dan seluruh rakyat turut mendukung perjanjian itu.
- Berita yang disebutkan oleh orang-orang Yahudi ini dengan jelas menunjukkan bahwa waktu itu mereka telah kehilangan Taurat serta hukum-hukum yang ada di dalamnya, sehingga banyak bagian dari hukum-hukum Taurat yang terabaikan. Adapun klaim bahwa mereka telah menemukannya, maka klaim tersebut adalah klaim yang tidak berdasar karena mereka tidak memiliki bukti bahwa kitab tersebut adalah Taurat.
Sangat tidak mungkin bahwa orang Yahudi yang telah kehilangan Taurat dalam kurun waktu yang sangat lama yaitu lebih dari tiga abad kemudian secara tiba-tiba diketemukan dalam Haikal (kuil) umum. Padahal, selama periode itu mereka mencari-cari namun tidak pernah menemukannya. Keterangan ini terdapat pada kitab Raja-raja 2 (22:8-13),
22:8 Berkatalah imam besar Hilkia, kepada Safan, panitera itu: “Telah kutemukan kitab Taurat itu di rumah TUHAN!” Lalu Hilkia memberikan kitab itu kepada Safan, dan Safan terus membacanya. 22:9 Kemudian Safan, panitera itu, masuk menghadap raja, disampaikannyalah kabar tentang itu kepada raja: “Hamba-hambamu ini telah mengambil seluruh uang yang terdapat di rumah TUHAN dan memberikannya ke tangan para pekerja yang diangkat mengawasi rumah itu.” 22:10 Safan, panitera itu, memberitahukan juga kepada raja: “Imam Hilkia telah memberikan kitab kepadaku,” lalu Safan membacakannya di depan raja. 22:11 Segera sesudah raja mendengar perkataan kitab Taurat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya. 22:12 Kemudian raja memberi perintah kepada imam Hilkia, kepada Ahikam bin Safan, kepada Akhbor bin Mikha, kepada Safan, panitera itu, dan kepada Asaya, hamba raja, katanya: 22:13 “Pergilah, mintalah petunjuk TUHAN bagiku, bagi rakyat dan bagi seluruh Yehuda, tentang perkataan kitab yang ditemukan ini, sebab hebat kehangatan murka TUHAN yang bernyala-nyala terhadap kita, oleh karena nenek moyang kita tidak mendengarkan perkataan kitab ini dengan berbuat tepat seperti yang tertulis di dalamnya.”
- Sekitar 25 tahun setelah Raja Yosia (yaitu tahun 586), Nebukadnezar menyerang dan menghancurkan negara Yehuda, menghancurkan kuil (Haikal) dan menawan Bani Israil. Kisah ini disebutkan dalam kitab Tawarikh 2 (36: 17-20),
36:17 TUHAN menggerakkan raja orang Kasdim melawan mereka. Raja itu membunuh teruna mereka dengan pedang dalam rumah kudus mereka, dan tidak menyayangkan teruna atau gadis, orang tua atau orang ubanan semua diserahkan TUHAN ke dalam tangannya. 36:18 Seluruh perkakas rumah Allah, yang besar dan yang kecil, serta harta benda dari rumah TUHAN, harta benda raja dan harta benda para panglimanya, semuanya dibawanya ke Babel. 36:19 Mereka membakar rumah Allah, merobohkan tembok Yerusalem dan membakar segala puri dalam kota itu dengan api, sehingga musnahlah segala perabotannya yang indah-indah. 36:20 Mereka yang masih tinggal dan yang luput dari pedang diangkutnya ke Babel dan mereka menjadi budaknya dan budak anak-anaknya sampai kerajaan Persia berkuasa.
Para penulis sepakat bahwa di masa ini Taurat kembali hilang akibat serangan yang mengakibatkan kehancuran secara menyeluruh. (Lihat: Dirasat fi Al-Adyan Al-Yahudiyah wa An-Nashraniyah karya Su’ud bin Abdul Aziz Al-Khalaf hlm. 86)
- Orang-orang Yahudi mengklaim bahwa Ezra (sang penulis) telah mempersiapkan hatinya untuk mencari Syariat Tuhan (Taurat) dan mengamalkannya serta untuk mengajarkannya kepada Bani Israel mengenai kewajiban dan perintah Tuhan.
Perlu diketahui juga, bahwasanya ketika bani Israel kembali ke Yerusalem di masa raja Persia, Ezra mengumpulkan bani Israil untuk membaca apa yang diklaim sebagai Syariat Musa. Hal ini dijelaskan dalam kitab Nehemia (8:1-4),
8:1 (8-2) maka serentak berkumpullah seluruh rakyat di halaman di depan pintu gerbang Air. Mereka meminta kepada Ezra, ahli kitab itu, supaya ia membawa kitab Taurat Musa,
yakni kitab hukum yang diberikan TUHAN kepada Israel. 8:2 (8-3) Lalu pada hari pertama bulan yang ketujuh itu imam Ezra membawa kitab Taurat itu ke hadapan jemaah, yakni baik laki-laki maupun perempuan dan setiap orang yang dapat mendengar dan mengerti. 8:3 (8-4) Ia membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu di halaman di depan pintu gerbang Air dari pagi sampai tengah hari di hadapan laki-laki dan perempuan dan semua orang yang dapat mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu. 8:4 (8-5) Ezra, ahli kitab itu, berdiri di atas mimbar kayu yang dibuat untuk peristiwa itu. Di sisinya sebelah kanan berdiri Matica, Sema, Anaya, Uria, Hilkia dan Maaseya, sedang di sebelah kiri berdiri Pedaya, Misael, Malkia, Hasum, Hasbadana, Zakharia dan Mesulam.
Dalam Ezra (7:10) juga disebutkan bahwa Ezra meneliti Taurat,
Ezra telah menetapkan hatinya untuk meneliti Hukum TUHAN, melakukannya, dan mengajarkan ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan-Nya di Israel.
Dari keterangan teks ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa kemungkinan Ezra lah yang telah menulis Taurat untuk mereka. Hal ini dikarenakan orang-orang Yahudi tidak menyebutkan dari mana Taurat yang ada pada Ezra. Padahal antara dia dan Nabi Musa ‘alaihissalam lebih dari delapan abad lamanya. Selain itu, sebelum zaman Ezra banyak bagian yang telah hilang dari kitab Taurat, sebagaimana telah dijelaskan. Hal ini semakin memperkuat bahwa Taurat yang dibacakan Ezra kepada orang-orang adalah Taurat yang palsu. kemungkinan Ezra menulisnya dari arsip, catatan dan maklumat yang dia dapatkan. Jika dikatakan bahwa semua itu berasal dari hafalannya atau catatan-catatan yang ia miliki, maka semua itu perlu bukti berupa sanad yang terhubung sampai kepada Nabi Musa ‘alaihissalam. (Lihat: Dirasat fi Al-Adyan Al-Yahudiyah wa An-Nashraniyah karya Su’ud bin Abdul Aziz Al-Khalaf hlm. 87)
- Sejarawan menyebutkan bahwa penguasa Yunani Ptolemaios II pada periode (282-247 SM) meminta Eleazar, sang imam kepala untuk mengirimkan tujuh puluh dua sarjana Taurat guna menerjemahkan lima kitab Musa ke dalam bahasa Yunani. Dia pun lantas memenuhi permintaan tersebut dan dia juga yang menjadi ketuanya. Proyek tersebut diselesaikan dalam waktu tujuh puluh dua hari. Terjemahan inilah yang dikenal sebagai Septuaginta (Septuaginta (kata Latin yang berarti “tujuh puluh”) adalah sebuah terjemahan Alkitab Ibrani dan beberapa teks terkait ke dalam bahasa Yunani Koine. Sebagai terjemahan Yunani yang utama dari Perjanjian Lama, maka Septuaginta disebut juga Perjanjian Lama Yunani. Terjemahan ini dikutip berkali-kali dalam Perjanjian Baru [(Inggris) Nicole, Roger – New Testament Use of the Old Testament Revelation and the Bible, ed. Carl. F.H. Henry (Grand Rapids: Baker, 1958), pp. 137-151.]),
kemudian dari bahasa Yunani Perjanjian Lama diterjemahkan ke dalam bahasa Latin.( Lihat: Dirasat fi Al-Adyan Al-Yahudiyah wa An-Nashraniyah karya Su’ud bin Abdul Aziz Al-Khalaf hlm. 89)
Terjemahan kitab-kitab ini dilakukan setelah periode yang sangat lama, yaitu hampir sepuluh abad semenjak wafatnya Nabi Musa ‘alaihissalam dan juga setelah periode yang sangat lama dari salinan Ezra (hampir dua abad). Hal ini semakin menguatkan bahwa kitab yang darinya diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani tidak memiliki sanad, sehingga terjemahannya pun menjadi tidak bernilai.( Lihat: Dirasat fi Al-Adyan Al-Yahudiyah wa An-Nashraniyah karya Su’ud bin Abdul Aziz Al-Khalaf hlm. 89)
- Bahwa orang-orang Yahudi kehilangan kemampuan untuk memahami bahasa Ibrani kuno setelah mereka bercampur dengan bangsa-bangsa lainnya. Bahasa Ibrani pada asalnya ditulis tanpa titik dan harakat. Hal ini menyebabkan banyak kesalahan dalam membaca, sehingga mereka menemukan cara untuk memudahkan dengan memasukkan titik, Harakat dan koma. Proyek tersebut berlanjut dari abad ke-7 M hingga abad ke-10 M. Sehingga mereka menghasilkan salinan Taurat dalam bahasa Ibrani disebut dengan naskah Masoret, mereka menyelesaikannya pada abad kesepuluh M. Dari versi inilah (versi Ibrani) disalin semua versi baik Ibrani maupun terjemahannya.(Lihat: Qaamus al-Kitab al-Muqaddas 763 dan Al-Madkhal liddirasah at-Taurah wa al-Ahdi al-Qadim karya Muhammad Al-Baar hlm. 172)
Pertanyaannya, Dimanakah naskah asli yang darinya dinukil versi Masoret?
Jawabannya, bahwa tidak ada di tangan orang Yahudi atau Kristen dari salinan asli kecuali manuskrip Wadi Qumran yang ada di Laut Mati yang ditemukan pada periode (1947) – (1956) M, manuskrip kumpulan lengkap dari Perjanjian Lama yang ditulis tiga abad SM. Namun, manuskrip-manuskrip ini sebagian besarnya disita oleh negara Amerika, Inggris, dan Yahudi di Palestina. Manuskrip-manuskrip tersebut hingga saat ini belum diungkap dan dipublikasikan. Sehingga menimbulkan banyak pertanyaan tentangnya.(Lihat : Al-Madkhal liddirasah at-Taurah wa al-Ahdi al-Qadim karya Muhammad Al-Baar hlm. 264)
Kesimpulan :
- Bahwa Taurat yang diberikan kepada Nabi Musa dan Taurat yang ditulis oleh Joshua (Yusya’) bin Nun setelah Musa ‘alaihissalam telah hilang. kemungkinan hilang sebelum pemerintahan Salomo, atau setelahnya.
- Bahwa orang Yahudi mengklaim mereka telah menemukan Taurat pada masa Raja Yosia, klaim ini tidak berdasar dan butuh banyak bukti untuk mempercayai validitasnya.
- Bahwa Ezra mengembalikan Taurat kepada mereka dan telah menulisnya seperti yang diklaim oleh orang-orang Yahudi. Seandainya kita terima perkataan tersebut, maka apa yang ditulis Ezra hanya sebatas karya seorang manusia biasa. Namun jika mereka mengatakan bahwa Taurat yang dibawa oleh Ezra berasal dari Allah, maka sungguh dia telah berbohong. Karena Taurat tidak pernah menyebutkan bahwa ia akan diturunkan sebanyak dua kali, kepada Musa ‘alaihissalam dan kepada Ezra.
Bisa jadi orang yang mengklaim bahwa kitab tersebut adalah Taurat yang diilhamkan kepada Ezra adalah para ahli Taurat yang datang kemudian. Jelas sekali mereka berbohong dalam hal ini. Karena Ezra tidak pernah berkata demikian saat mereka mengutipnya.
- Bahwa naskah Ezra tidak diketahui statusnya. Akan tetapi setelah sekitar dua abad setelahnya muncul versi Septuaginta, dan tidak disebutkan dari naskah manakah versi tersebut diterjemahkan. Adapun klaim bahwa itu berasal dari hafalannya para pendeta sangat jauh. Karena orang Yahudi tidak menghafal kitab mereka, dan tidak satupun dari mereka yang mengklaim itu.
- Bahwa naskah Yunani dan naskah Ibrani untuk Taurat dan Perjanjian Lama tidak diambil dari satu sumber, melainkan dari dua sumber yang berbeda. Naskah Yunani terdiri dari 46 kitab dan naskah Ibrani (Masoret) terdiri dari 39 kitab dan masih banyak perbedaan lain di antara keduannya yang menunjukkan bahwa keduanya berasal dari dua sumber yang berbeda.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka tidak diragukan lagi bahwa Perjanjian Lama adalah sebuah kitab yang tidak memiliki bukti sejarah yang dapat digunakan untuk membuktikan silsilah penyebarannya. Kitab tersebut hilang dalam beberapa periode. Selain itu kitab asli yang berbahasa Ibrani tidak ada di tangan orang-orang Yahudi sehingga sangat berpotensi untuk diselewengkan dan diganti.
Sumber : Dirasat fi al-Adyan Al-Yahudiyah wa An-Nahraniyah karya Su’ud bin Abdul Aziz Al-Khalaf
([12]) Sebagian mereka menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan busur adalah pelangi, sebagaimana dalam nukilan berikut,
“Ikrar Allah yang Agung, bahwa “Air bah tidak akan pernah datang lagi untuk menghancurkan,” adalah berkat yang bermakna ganda. Dengan cara ini, Allah telah berikrar untuk tidak menggunakan kekuatan penghancur sebagai jalan keluar terakhir. Dia tidak akan pernah lagi menghapuskan muka bumi dengan air bah guna menghilangkan kejahatan dan mereka yang berniat jahat. Sedari sekarang, “Dia memberikan matahari baik bagi mereka yang baik dan mereka yang jahat” (Matius 5:45). Apakah Allah memberikan kebebasan penuh bagi mereka yang jahat? Di atas segalanya, Allah berikrar untuk menanggung mereka dalam kepedihan yang berkepanjangan.
Pelangi, sebagai tanda dari perjanjian ini, adalah perlambang dari kesabaran Allah. Dengan mengatakan, “Busur-Ku”, Allah tampil sebagaimana layaknya seorang pejuang perang. Dalam dunia Alkitab, sering ditemukan citra Allah yang berperang untuk membebaskan umat yang lemah dari cengkraman para penguasa. Namun di sini Allah “merentangkan busur-Nya di langit”; dia meletakkan senjata-Nya. Apakah dengan demikian Allah menolak untuk berperang, menyerahkan diri-Nya pada kejahatan dalam diri manusia yang tak terhapuskan?
Busur Allah tampak melengkung sebagai akibat dari tali kekang yang menahannya. Allah adalah kesabaran, penuh dengan tenaga yang siap untuk dilepaskan. Beragam warna yang tampak bermakna sumber kasih Allah yang abadi. Allah akan menemukan cara untuk mengalahkan kejahatan tanpa harus melancarkan perang.”
(Silahkan lihat di https://www.taize.fr/id_article5368.html?date=2010-07-01)
([13]) Dari 23 versi terjemah Bible dalam bahasa Inggris, maka hanya 6 yang menggunakan kata “berhenti” (ceased/stopped/completed/finished/), sedangkan sisanya menggunakan kata “istirahat” (rest). Silahkan lihat di https://alkitab.sabda.org/verse.php?version=net
([14]) Silahkan lihat https://st-takla.org/pub_oldtest/Arabic-Old-Testament-Books/01-Genesis/Sefr-Al-Takween_Chapter-02.html atau https://www.enjeel.com/bible.php?bk=1&ch=2
([15]) Sebagaimana dalam firman Allah ﷻ,
وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِنْ لُغُوبٍ
“Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan.” (QS. Qaf: 38)
([16]) Sebagaimana dalam firman Allah ﷻ,
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ، وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ، الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهِ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ
“(Bagi mereka) surga ´Adn mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera. Dan mereka berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri, Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu.” (QS Fathir: 33-35)
([17]) Sebagian mereka berkata,
“Apakah Allah juga cuti? Iya. Kejadian pasal dua adalah pemaparan sangat jelas bagaimana Allah juga cuti alias istirahat….
Sebelum segala sesuatu ada, Allah telah merancang dengan akurat segala isi alam semesta. Allah menciptakan dengan tidak terburu-buru dan menikmati hasil kerja-Nya dengan syukur. Setelah menyelesaikan karya penciptaan, pada hari ketujuh Allah beristirahat….
Ada perencanaan dan ada kerja. Ada kerja dan ada menikmati hasil kerja. Ada kerja dan ada pula istirahat. Rupanya ada pola kerja yang perlu diikuti setiap manusia dalam menjalani kehidupannya….
Mau cuti? Silahkan, Tuhan aja juga cuti. Teladan tuhan untuk istirahat seharusnya menjadikan manusia mengambil waktu jeda bersama Tuhan.” (Lihat : Sarapan Rohani seri 2, hal 3-4, Jeffry Sudirgo, Penerbit : Literarut Pembinaan Al-Kitab Indonesia Timur, Makassar 2015)
Sebagian mereka juga ada yang berkata,
“Saya pribadi mempercayai bahwa Allah adalah Allah yang ingin memberikan contoh kepada manusia, ciptaan-Nya. Dia ingin menunjukkan bagaimana manusia harus hidup di dunia ini. Salah satu yang hendak ingin dikatakan melalui tindakan-Nya tersebut adalah manusia yakni kita harus memiliki hari untuk beristirahat.
Bagi Allah, istirahat adalah hal yang penting dan karenanya Dia pun mau setiap orang-orang di dunia khususnya umat-Nya menaruhkan hal ini sebagai prioritas utama dalam kehidupan mereka.
Tujuan Allah memerintahkan kita beristirahat, selain supaya kita dapat memulihkan kondisi kita seratus persen setelah lama melakukan rutinitas selama enam hari lamanya, yakni agar kita dapat benar-benar bersekutu dengan-Nya.”
Silahkan lihat:
([18]) Disebutkan dalam salah satu tafsir Injil wycliffe bil 20:12 :
Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel. (bdg. ay. 24). Dosa Musa ialah penolakan dengan sengaja untuk mengalihkan perhatian bangsa itu dari dirinya kepada kuasa Allah sehingga menguduskan Tuhan di hadapan bangsa itu. Musa dan Harun sama-sama mendapat penghajaran karena dosa ini, sebab Allah memerintahkan Musa dan Harun, “Katakanlah … kepada bukit batu itu.” Sesudah tindakan itu Allah berfirman, “Kamu (jamak) tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.”
([19]) Perbandingan antara kisah para nabi versi Bible dengan kisah para nabi versi al-Qur’an telah penulis jelaskan panjang lebar di buku penulis yang berjudul “Mendulang Faedah dari Kisah Para Nabi”
([20]) Nabi ‘Isa ‘alaihissalam wafat di tahun 30 Masehi.
Paulus dari Tarsus (awalnya bernama Saulus dari Tarsus) atau Rasul Paulus, (3 – 67 Masehi) diakui sebagai tokoh penting dalam penyebaran dan perumusan ajaran kekristenan yang bersumberkan dari pengajaran Yesus Kristus. Paulus memperkenalkan diri melalui kumpulan surat-suratnya dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen sebagai seorang Yahudi dari suku Benyamin, yang berkebudayaan Yunani (Helenis) dan warga negara Romawi. Ia lahir di kota Tarsus tanah Kilikia (sekarang di Turki), dibesarkan di Yerusalem dan dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel. Pada masa mudanya, ia hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam agama Yahudi. Mulanya ia seorang penganiaya orang Kristen (saat itu bernama Saulus), dan sesudah pengalamannya berjumpa Yesus di jalan menuju kota Damaskus, ia berubah menjadi seorang pengikut Yesus Kristus.
Sebelum bertobat Paulus dikenal sebagai penganiaya umat Kristen mula-mula. Ia adalah seorang Farisi yang sangat taat kepada Hukum Taurat. Kisah Para Rasul juga mengutip perkataan Paulus yang menyebut bahwa ia “adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi”
Dicatat bahwa “berkobar-kobar hati Saulus (nama Paulus sebelum menjadi murid Yesus) untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum.” (Lihat: https://id.wikipedia.org/wiki/Paulus_dari_Tarsus)
22:4 Dan aku (Paulus) telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara. 22:5 Tentang hal itu baik Imam Besar maupun Majelis Tua-Tua dapat memberi kesaksian. Dari mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara di Damsyik dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang terdapat juga di situ dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum. 22:6 Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku sudah dekat Damsyik, yaitu waktu tengah hari, tiba-tiba memancarlah cahaya yang menyilaukan dari langit mengelilingi aku. 22:7 Maka rebahlah aku ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? 22:8 Jawabku: Siapakah Engkau, Tuhan? Kata-Nya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu. 22:9 Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar. 22:10 Maka kataku: Tuhan, apakah yang harus kuperbuat? Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu. (Kisah Para Rasul 22: 4-9)
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa Tak satu pun dari para penulis Perjanjian Baru – kecuali Paulus – yang mengklaim dirinya bahwa ia mendapatkan ilham (wahyu) ketika menulis perjanjian baru. Justru tulisan-tulisan mereka mencatat pengakuan bahwa karya ini adalah murni karya manusia dan para penulisnya tidak bermaksud untuk mencatat kitab-kitab suci. Padahal mereka hidup dan bertemu langsung dengan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam. Akan tetapi Paulus yang tidak hidup sezaman dengan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam justru mengaku bahwa dia telah menerima wahyu dengan latar belakangnya sebagai seorang penganiaya. Sebagaimana ia sampaikan sendiri dalam kisah Para Rasul 22:4,
22:4 Dan aku (Paulus) telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara.
Selain itu dia juga bertentangan dengan murid Nabi ‘Isa ‘alaihissalam yang lainnya. Disebutkan dalam Galatia 2 : 11-13 :
Paulus bertentangan dengan Petrus
2:11 Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah. 2:12 Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat . 2:13 Dan orang-orang Yahudi yang lain pun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka.
Inilah sekilas tentang Paulus, ajarannya lah yang membawa penyimpangan ke dalam agama Nasrani seperti Trinitas, Allah mengutus putra-Nya untuk menebus dosa-dosa dan keyakina-keyakinan lainnya yang menyimpang.
([22]) Lihat : Hal Ahdul Jadid Kalimatullah karya Dr. Munqidz Bin Mahmud As-Saqqar hal. 23-29
([23]) Lihat : https://bit.ly/3moca5b (Wikipedia)
([24]) Lihat : https://cahayakristus7.blogspot.com/2017/08/menguak-injil-injil-rahasia.html
([25]) Penetapan Kedua Belas Rasul atau Pengamanatan Dua Belas Rasul adalah sebuah peristiwa dalam kehidupan Yesus yang muncul dalam tiga Injil Sinoptik: Matius 10:1-4, Markus 3:13-19 dan Lukas 6:12-16, tetapi tidak dalam Injil Yohanes. Peristiwa tersebut berkaitan dengan pemilihan awal Dua Belas Rasul dari antara murid-murid Yesus.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Penetapan_Kedua_Belas_Rasul)
([26]) Tafsiran Alkitab Wycliffe Mat 10:3, Penulis: Kyle M. Yates, Sr. TH.D., Ph.D.; Philip C. Johnson, Th.D.; dll
Tadeus, juga dinamakan Lebeus (dalam beberapa naskah kuno), tampaknya orang yang sama dengan Yudas putra Yakobus, bukan saudara seperti disebutkan dalam versi tertentu (Luk. 6:16; Kis. 1:13).
(https://alkitab.sabda.org/commentary.php?passage=Matius+10%3A3)
Tafsiran Alkitab Jerusalem: Mat 10:2-5
Dalam urutan nama dalam kelompok itu Tadeus (Lebeus) dari daftar Matius dan Markus (kalau orang itu sama dengan Yudas (anak) Yakobus yang disebut Lukas dan Kisah Para Rasul) ditempatkan paling akhir dalam daftar Lukas dan Kisah Para Rasul. “Simon orang Zelot” dalam Lukas dan Kisah Para Rasul hanya terjemahan Yunani dari “Simon orang Kanaan” yang disebut Matius dan Markus (dalam teks Yunani; terjemahan Indonesia pakai: orang Zelot). Yudas Iskariot “yang menghianati Dia” selalu ditempatkan paling akhir, Gelar “Iskariot” kerap diartikan sebagai “orang Keriot” (sebuah kota di kawasan Yuda, Yos 15:25), tetapi barang kali gelar itu diambil dari bahasa Aram, “syeqarya”, artinya: pembohong, munafik.
(https://alkitab.sabda.org/commentary.php?passage=Matius+10%3A2)
([27]) Hal Al-Ahdul Jadid Kalimatullah Karya Dr. Munqidz Bin Mahmud As-Saqqar (196).
([28]) Hal Al-Ahdul Jadid Kalimatullah Karya Dr. Munqidz Bin Mahmud As-Saqqar (195-196).
([1]) Perawi hadits lebih dari sepuluh.
([2]) Lihat Taisir Mustholahul Hadits (24).
([3]) Lihat Taisir Mustholahul Hadits (27).
([4]) Lihat Taisir Mustholahul Hadits (17).
([5]) Lihat : https://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Lama
([6]) Lihat : https://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Baru
([7])Lihat : https://bit.ly/35HhwCG (https://cahayakristus7.blogspot.com)
Sejarah Kitab Taurat
Sesungguhnya nilai sebuah kitab dilihat dari kepada siapa kitab tersebut dinisbahkan. Setelah diketahui kepada siapa kitab tersebut dinisbahkan, maka harus diteliti keabsahan nisbah tersebut kepada pemiliknya.
kitab suci yang diwahyukan kepada para nabi dinilai kesuciannya karena dinisbahkan kepada Allah ﷻ. Maka wajib bagi suatu kitab yang diklaim berasal dari Allah untuk dibuktikan keabsahannya dan sanadnya. Jika tidak terbukti, maka tidak bisa dikatakan sebagai kitab suci dan tidak wajib untuk diterima dan ditaati, karena berpotensi adanya penyelewengan, penambahan ataupun pengurangan, serta kesalahan-kesalahan lainnya.
Oleh karena itu, selayaknya bagi kita untuk mengetahui status kitab Taurat yang dinisbahkan kepada Nabi Musa ‘alaihissalam yang merupakan bagian terpenting dari Perjanjian Lama yang saat ini berada di antara tangan orang Yahudi dan Kristen.
Taurat ditinjau dari sisi sanadnya :
Siapa saja yang meneliti Perjanjian Lama tentu tahu bahwa tidak banyak penyebutan tentang kitab Musa yang disebut oleh orang-orang Yahudi sebagai Syariat atau Kitab Allah alias Taurat.
Berdasar dari maklumat tersebut kita dapati bahwa Yahudi menyebutkan beberapa hal terkait kitab Taurat :
- Bahwa Nabi Musa ‘alaihissalam telah menyusun dan menuliskan semua firman Allah dan peraturan (hukum) yang telah Allah berikan kepada Nabi Musa ‘alaihissalam secara lisan. Keterangan ini mereka katakan dalam kitab Keluaran (24:3-4),
“Lalu datanglah Musa dan memberitahukan kepada bangsa itu segala firman TUHAN dan segala peraturan itu, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak: “Segala firman yang telah diucapkan TUHAN itu, akan kami lakukan”. Lalu Musa menuliskan segala firman Tuhan itu.
- Bahwa Nabi Musa ‘alaihissalam diberi hukum yang ditulis dengan tangan Allah ﷻ. Hal ini mereka katakan dalam kitab Keluaran (24:12),
“TUHAN berfirman kepada Musa, “Datanglah kepada-Ku di atas gunung dan tinggallah di sana. Aku hendak memberikan loh-loh batu kepadamu, dan hukum, dan perintah-perintah yang telah Aku tulis supaya kamu dapat mengajarkannya kepada mereka.”
Kemudian mereka menyebutkan bahwa Nabi Musa ‘alaihissalam tinggal selama empat puluh hari di gunung. Mereka juga menyebutkan banyak hukum syariat yang diberikan kepada Nabi Musa ‘alaihissalam. Allah berbicara dengan syariat tersebut kepada Nabi Musa ‘alaihissalam. Pada akhirnya mereka menyebutkan bahwa Allah telah memberikannya loh. Kisah ini mereka sebutkan dalam kitab Keluaran (31:18),
“Setelah TUHAN selesai berbicara kepada Musa di Gunung Sinai, Dia memberikan kepadanya dua loh batu, yang bertuliskan hukum-hukum yang ditulis dengan jari Allah sendiri.”
Selama Nabi Musa tidak ada, Bani Israel menyembah patung anak sapi. Ketika Nabi Musa kembali dan mendapati melihat bangsanya menari-nari di sekitar anak sapi, dia melemparkan lempengan-lempengan itu dan itu pecah. Kemudian Tuhan Yang Mahakuasa, seperti yang diingat orang-orang Yahudi, menulis untuknya dua loh batu lain sebagai pengganti mereka.
- Orang-orang Yahudi menyebutkan bahwa Nabi Musa ‘alaihissalam sebelum kematiannya, beliau menulis Taurat dan memberikannya kepada pembawa Tabut. Hal ini mereka sebutkan dalam kitab Ulangan (31:9),
“Kemudian, Musa menuliskan Taurat ini dan memberikannya kepada para imam, anak-anak Lewi yang mengangkat Tabut Perjanjian TUHAN, dan kepada semua tua-tua Israel.”
- Kemudian orang-orang Yahudi menyebutkan dalam kesimpulan kitab ulangan tentang alasan mengapa Nabi Musa ‘alaihissalam menulis Taurat. Mereka sebutkan dalam kitab Ulangan (31:24-27),
31:24 Ketika Musa selesai menuliskan perkataan hukum Taurat itu dalam sebuah kitab sampai perkataan yang penghabisan, 31:25 maka Musa memerintahkan kepada orang-orang Lewi pengangkut tabut perjanjian TUHAN, demikian: 31:26 “Ambillah kitab Taurat ini dan letakkanlah di samping tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, supaya menjadi saksi di situ terhadap engkau. 31:27 Sebab aku mengenal kedegilan dan tegar tengkukmu. Sedangkan sekarang, selagi aku hidup bersama-sama dengan kamu, kamu sudah menunjukkan kedegilanmu terhadap TUHAN, terlebih lagi nanti sesudah aku mati.
- Orang-orang Yahudi menyebutkan dalam Kitab Yosua, bahwa Yosua menulis Taurat lagi di atas batu-batu Mazbah sesuai dengan perintah Musa ‘alaihissalam. Mereka sebutkan dalam kitab Yosua (8: 30-32),
8:30 Kemudian, Yosua mendirikan sebuah mazbah untuk TUHAN, Allah Israel, di Gunung Ebal 8:31 seperti yang diperintahkan Musa, hamba TUHAN itu, kepada orang Israel. Seperti yang tertulis dalam kitab hukum Musa, mazbah dari batu-batu yang tidak dipahat, yang tidak dibuat dengan perkakas besi. Di atasnya, mereka mempersembahkan korban bakaran kepada TUHAN dan korban keselamatan. 8:32
Di sana, di hadapan orang Israel, ia menulis salinan hukum Musa di atas batu-batu itu.
Setelah itu terputuslah pembicaraan terkait kitab Taurat. Sehingga orang Yahudi tidak menyebutkan dalam kitab Taurat mereka, apa yang ditulis oleh Nabi Musa ‘alaihissalam atau apa yang ditulis Yosua di atas batu-batu Mazbah. Akan tetapi mereka justru membicarakan tentang Tabut di mana Nabi Musa ‘alaihissalam meletakkan Taurat di dalamnya.
Selanjutnya, (menurut versi mereka) Tabut dirampas oleh musuh pada masa Nabi Samuel dan dikembalikan kepada mereka setelah tujuh bulan, kemudian menaruhnya di sebuah desa yang mereka sebut Ya’arim. Tabut tersebut (menurut mereka) berada di sana selama dua puluh tahun. Sampai datang Nabi Daud ’alaihissalam membawanya dari sana ke Yerusalem dan menempatkannya di kereta (Lihat : Samuel 2 (6:1-4)). Selanjutnya Salomo (Sulaiman) ‘alaihissalam memindahkannya ke kuil yang beliau bangun dan meletakkannya di Quds al-Aqdas dan mereka senantiasa menghadap ke arahnya pada salat-salat mereka.
Mereka juga menyebutkan bahwa Salomo ketika membuka Tabut beliau tidak mendapati apa-apa selain dua loh batu yang diletakkan oleh Nabi Musa ‘alaihisalam di dalamnya. Lantas di mana salinan Taurat Musa yang telah disalin dan diletakkan di dalam Tabut tersebut? Ini adalah pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.
- Setelah masa Salomo, negara Bani Israil terbagi menjadi dua bagian:
Pertama: Negara Israel di utara: di bawah pemerintahan Yerobeam bin Nabat, dan ibukotanya adalah Nablus.
Kedua: Negara bagian Yehuda berada di selatan, yang berada di bawah pemerintahan Rehabeam bin Solomon, dan ibukotanya adalah Yerusalem.
Orang-orang Yahudi menyebutkan sebuah peristiwa pada masa Rehabeam. Peristiwa tersebut menjadi dalil yang sangat penting bahwa Rehabeam dan orang-orang Israel telah meninggalkan hukum Allah. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa mereka telah melakukan penyimpangan dalam agama mereka. Tatkala itu Firaun (Sisak) Mesir menyerang dan mengambil alih rumah mereka. Peristiwa ini mereka sebutkan dalam kitab Raja-raja 1 (14:22-26),
14:22 Tetapi orang Yehuda melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka menimbulkan cemburu-Nya dengan dosa yang diperbuat mereka, lebih dari pada segala yang dilakukan nenek moyang mereka. 14:23 Sebab mereka pun juga mendirikan tempat-tempat pengorbanan dan tugu-tugu berhala dan tiang-tiang berhala di atas setiap bukit yang tinggi dan di bawah setiap pohon yang rimbun. 14:24 Bahkan ada pelacuran bakti di negeri itu. Mereka berlaku sesuai dengan segala perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalau TUHAN dari orang Israel. 14:25 Tetapi pada tahun kelima zaman raja Rehabeam, majulah Sisak, raja Mesir, menyerang Yerusalem. 14:26 Ia merampas barang-barang perbendaharaan rumah TUHAN dan barang-barang perbendaharaan rumah raja; semuanya dirampasnya. Ia merampas juga segala perisai emas yang dibuat Salomo.
Disebutkan juga dalam kitab Tawarikh 2 (12:1-4),
12:1 Rehabeam beserta seluruh Israel meninggalkan hukum TUHAN, ketika kerajaannya menjadi kokoh dan kekuasaannya menjadi teguh. 12:2 Tetapi pada tahun kelima zaman raja Rehabeam, majulah Sisak, raja Mesir, menyerang Yerusalem–karena mereka berubah setia terhadap TUHAN 12:3 dengan seribu dua ratus kereta dan enam puluh ribu orang berkuda, sedang rakyat yang mengikutinya dari Mesir, yakni orang Libia, orang Suki dan orang Etiopia, tidak terhitung banyaknya. 12:4 Ia merebut kota-kota m benteng yang di Yehuda, bahkan mendekati Yerusalem
Teks ayat ini menunjukkan dengan sangat jelas bahwa ibu kota Yahudi telah dirampas oleh Firaun (sisak) Mesir dan dia telah menyita apa yang ada di dalamnya. Hal ini menunjukkan bahwa orang Yahudi telah kehilangan Taurat dalam kejadian ini, karena kitab suci mereka tidak merujuknya setelah kejadian ini kecuali pada masa Raja Yosia. Yaitu, setelah hampir tiga abad.
Sama halnya dengan Tabut, kabar tentang Tabut juga terhenti setelah kejadian ini hingga sampai di zaman Raja Yosia juga. Saat itu beliau meminta orang Lewi untuk meletakkan tabut di dalam rumah yang dibangun Nabi Sulaiman ‘alaihissalam. Setelah itu kabarnya pun terputus hingga sampai saat ini. Kemungkinan telah dihancurkan oleh Bukhtanashar (Nebukadnezar) ketika melakukan invasi ke Yerusalem. (Lihat: Dirasat fi Al-Adyan Al-Yahudiyah wa An-Nashraniyah karya Su’ud bin Abdul Aziz Al-Khalaf hlm. 84)
- Orang-orang Yahudi mengklaim bahwa Raja Yosia yang telah mengambil alih kerajaan Yehuda setelah Salomo ‘alaihissalam menguasainya selama hampir 340 tahun, bahwa dia (Yosia) telah menemukan kembali kitab Syariat (Taurat).
23:1 Sesudah itu raja menyuruh orang mengumpulkan semua tua-tua Yehuda dan Yerusalem. 23:2 Kemudian pergilah raja ke rumah TUHAN dan bersama-sama dia semua orang Yehuda dan semua penduduk Yerusalem, para imam, para nabi dan seluruh orang awam, dari yang kecil sampai yang besar. Dengan didengar mereka ia membacakan segala perkataan dari kitab perjanjian yang ditemukan di rumah TUHAN itu. 23:3 Sesudah itu berdirilah raja dekat tiang dan diadakannyalah perjanjian m di hadapan TUHAN untuk hidup dengan mengikuti TUHAN, dan tetap menuruti perintah-perintah-Nya, peraturan-peraturan-Nya dan ketetapan-ketetapan-Nya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan untuk menepati perkataan perjanjian yang tertulis dalam kitab itu. Dan seluruh rakyat turut mendukung perjanjian itu.
- Berita yang disebutkan oleh orang-orang Yahudi ini dengan jelas menunjukkan bahwa waktu itu mereka telah kehilangan Taurat serta hukum-hukum yang ada di dalamnya, sehingga banyak bagian dari hukum-hukum Taurat yang terabaikan. Adapun klaim bahwa mereka telah menemukannya, maka klaim tersebut adalah klaim yang tidak berdasar karena mereka tidak memiliki bukti bahwa kitab tersebut adalah Taurat.
Sangat tidak mungkin bahwa orang Yahudi yang telah kehilangan Taurat dalam kurun waktu yang sangat lama yaitu lebih dari tiga abad kemudian secara tiba-tiba diketemukan dalam Haikal (kuil) umum. Padahal, selama periode itu mereka mencari-cari namun tidak pernah menemukannya. Keterangan ini terdapat pada kitab Raja-raja 2 (22:8-13),
22:8 Berkatalah imam besar Hilkia, kepada Safan, panitera itu: “Telah kutemukan kitab Taurat itu di rumah TUHAN!” Lalu Hilkia memberikan kitab itu kepada Safan, dan Safan terus membacanya. 22:9 Kemudian Safan, panitera itu, masuk menghadap raja, disampaikannyalah kabar tentang itu kepada raja: “Hamba-hambamu ini telah mengambil seluruh uang yang terdapat di rumah TUHAN dan memberikannya ke tangan para pekerja yang diangkat mengawasi rumah itu.” 22:10 Safan, panitera itu, memberitahukan juga kepada raja: “Imam Hilkia telah memberikan kitab kepadaku,” lalu Safan membacakannya di depan raja. 22:11 Segera sesudah raja mendengar perkataan kitab Taurat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya. 22:12 Kemudian raja memberi perintah kepada imam Hilkia, kepada Ahikam bin Safan, kepada Akhbor bin Mikha, kepada Safan, panitera itu, dan kepada Asaya, hamba raja, katanya: 22:13 “Pergilah, mintalah petunjuk TUHAN bagiku, bagi rakyat dan bagi seluruh Yehuda, tentang perkataan kitab yang ditemukan ini, sebab hebat kehangatan murka TUHAN yang bernyala-nyala terhadap kita, oleh karena nenek moyang kita tidak mendengarkan perkataan kitab ini dengan berbuat tepat seperti yang tertulis di dalamnya.”
- Sekitar 25 tahun setelah Raja Yosia (yaitu tahun 586), Nebukadnezar menyerang dan menghancurkan negara Yehuda, menghancurkan kuil (Haikal) dan menawan Bani Israil. Kisah ini disebutkan dalam kitab Tawarikh 2 (36: 17-20),
36:17 TUHAN menggerakkan raja orang Kasdim melawan mereka. Raja itu membunuh teruna mereka dengan pedang dalam rumah kudus mereka, dan tidak menyayangkan teruna atau gadis, orang tua atau orang ubanan semua diserahkan TUHAN ke dalam tangannya. 36:18 Seluruh perkakas rumah Allah, yang besar dan yang kecil, serta harta benda dari rumah TUHAN, harta benda raja dan harta benda para panglimanya, semuanya dibawanya ke Babel. 36:19 Mereka membakar rumah Allah, merobohkan tembok Yerusalem dan membakar segala puri dalam kota itu dengan api, sehingga musnahlah segala perabotannya yang indah-indah. 36:20 Mereka yang masih tinggal dan yang luput dari pedang diangkutnya ke Babel dan mereka menjadi budaknya dan budak anak-anaknya sampai kerajaan Persia berkuasa.
Para penulis sepakat bahwa di masa ini Taurat kembali hilang akibat serangan yang mengakibatkan kehancuran secara menyeluruh. (Lihat: Dirasat fi Al-Adyan Al-Yahudiyah wa An-Nashraniyah karya Su’ud bin Abdul Aziz Al-Khalaf hlm. 86)
- Orang-orang Yahudi mengklaim bahwa Ezra (sang penulis) telah mempersiapkan hatinya untuk mencari Syariat Tuhan (Taurat) dan mengamalkannya serta untuk mengajarkannya kepada Bani Israel mengenai kewajiban dan perintah Tuhan.
Perlu diketahui juga, bahwasanya ketika bani Israel kembali ke Yerusalem di masa raja Persia, Ezra mengumpulkan bani Israil untuk membaca apa yang diklaim sebagai Syariat Musa. Hal ini dijelaskan dalam kitab Nehemia (8:1-4),
8:1 (8-2) maka serentak berkumpullah seluruh rakyat di halaman di depan pintu gerbang Air. Mereka meminta kepada Ezra, ahli kitab itu, supaya ia membawa kitab Taurat Musa,
yakni kitab hukum yang diberikan TUHAN kepada Israel. 8:2 (8-3) Lalu pada hari pertama bulan yang ketujuh itu imam Ezra membawa kitab Taurat itu ke hadapan jemaah, yakni baik laki-laki maupun perempuan dan setiap orang yang dapat mendengar dan mengerti. 8:3 (8-4) Ia membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu di halaman di depan pintu gerbang Air dari pagi sampai tengah hari di hadapan laki-laki dan perempuan dan semua orang yang dapat mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu. 8:4 (8-5) Ezra, ahli kitab itu, berdiri di atas mimbar kayu yang dibuat untuk peristiwa itu. Di sisinya sebelah kanan berdiri Matica, Sema, Anaya, Uria, Hilkia dan Maaseya, sedang di sebelah kiri berdiri Pedaya, Misael, Malkia, Hasum, Hasbadana, Zakharia dan Mesulam.
Dalam Ezra (7:10) juga disebutkan bahwa Ezra meneliti Taurat,
Ezra telah menetapkan hatinya untuk meneliti Hukum TUHAN, melakukannya, dan mengajarkan ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan-Nya di Israel.
Dari keterangan teks ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa kemungkinan Ezra lah yang telah menulis Taurat untuk mereka. Hal ini dikarenakan orang-orang Yahudi tidak menyebutkan dari mana Taurat yang ada pada Ezra. Padahal antara dia dan Nabi Musa ‘alaihissalam lebih dari delapan abad lamanya. Selain itu, sebelum zaman Ezra banyak bagian yang telah hilang dari kitab Taurat, sebagaimana telah dijelaskan. Hal ini semakin memperkuat bahwa Taurat yang dibacakan Ezra kepada orang-orang adalah Taurat yang palsu. kemungkinan Ezra menulisnya dari arsip, catatan dan maklumat yang dia dapatkan. Jika dikatakan bahwa semua itu berasal dari hafalannya atau catatan-catatan yang ia miliki, maka semua itu perlu bukti berupa sanad yang terhubung sampai kepada Nabi Musa ‘alaihissalam. (Lihat: Dirasat fi Al-Adyan Al-Yahudiyah wa An-Nashraniyah karya Su’ud bin Abdul Aziz Al-Khalaf hlm. 87)
- Sejarawan menyebutkan bahwa penguasa Yunani Ptolemaios II pada periode (282-247 SM) meminta Eleazar, sang imam kepala untuk mengirimkan tujuh puluh dua sarjana Taurat guna menerjemahkan lima kitab Musa ke dalam bahasa Yunani. Dia pun lantas memenuhi permintaan tersebut dan dia juga yang menjadi ketuanya. Proyek tersebut diselesaikan dalam waktu tujuh puluh dua hari. Terjemahan inilah yang dikenal sebagai Septuaginta (Septuaginta (kata Latin yang berarti “tujuh puluh”) adalah sebuah terjemahan Alkitab Ibrani dan beberapa teks terkait ke dalam bahasa Yunani Koine. Sebagai terjemahan Yunani yang utama dari Perjanjian Lama, maka Septuaginta disebut juga Perjanjian Lama Yunani. Terjemahan ini dikutip berkali-kali dalam Perjanjian Baru [(Inggris) Nicole, Roger – New Testament Use of the Old Testament Revelation and the Bible, ed. Carl. F.H. Henry (Grand Rapids: Baker, 1958), pp. 137-151.]),
kemudian dari bahasa Yunani Perjanjian Lama diterjemahkan ke dalam bahasa Latin.( Lihat: Dirasat fi Al-Adyan Al-Yahudiyah wa An-Nashraniyah karya Su’ud bin Abdul Aziz Al-Khalaf hlm. 89)
Terjemahan kitab-kitab ini dilakukan setelah periode yang sangat lama, yaitu hampir sepuluh abad semenjak wafatnya Nabi Musa ‘alaihissalam dan juga setelah periode yang sangat lama dari salinan Ezra (hampir dua abad). Hal ini semakin menguatkan bahwa kitab yang darinya diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani tidak memiliki sanad, sehingga terjemahannya pun menjadi tidak bernilai.( Lihat: Dirasat fi Al-Adyan Al-Yahudiyah wa An-Nashraniyah karya Su’ud bin Abdul Aziz Al-Khalaf hlm. 89)
- Bahwa orang-orang Yahudi kehilangan kemampuan untuk memahami bahasa Ibrani kuno setelah mereka bercampur dengan bangsa-bangsa lainnya. Bahasa Ibrani pada asalnya ditulis tanpa titik dan harakat. Hal ini menyebabkan banyak kesalahan dalam membaca, sehingga mereka menemukan cara untuk memudahkan dengan memasukkan titik, Harakat dan koma. Proyek tersebut berlanjut dari abad ke-7 M hingga abad ke-10 M. Sehingga mereka menghasilkan salinan Taurat dalam bahasa Ibrani disebut dengan naskah Masoret, mereka menyelesaikannya pada abad kesepuluh M. Dari versi inilah (versi Ibrani) disalin semua versi baik Ibrani maupun terjemahannya.(Lihat: Qaamus al-Kitab al-Muqaddas 763 dan Al-Madkhal liddirasah at-Taurah wa al-Ahdi al-Qadim karya Muhammad Al-Baar hlm. 172)
Pertanyaannya, Dimanakah naskah asli yang darinya dinukil versi Masoret?
Jawabannya, bahwa tidak ada di tangan orang Yahudi atau Kristen dari salinan asli kecuali manuskrip Wadi Qumran yang ada di Laut Mati yang ditemukan pada periode (1947) – (1956) M, manuskrip kumpulan lengkap dari Perjanjian Lama yang ditulis tiga abad SM. Namun, manuskrip-manuskrip ini sebagian besarnya disita oleh negara Amerika, Inggris, dan Yahudi di Palestina. Manuskrip-manuskrip tersebut hingga saat ini belum diungkap dan dipublikasikan. Sehingga menimbulkan banyak pertanyaan tentangnya.(Lihat : Al-Madkhal liddirasah at-Taurah wa al-Ahdi al-Qadim karya Muhammad Al-Baar hlm. 264)
Kesimpulan :
- Bahwa Taurat yang diberikan kepada Nabi Musa dan Taurat yang ditulis oleh Joshua (Yusya’) bin Nun setelah Musa ‘alaihissalam telah hilang. kemungkinan hilang sebelum pemerintahan Salomo, atau setelahnya.
- Bahwa orang Yahudi mengklaim mereka telah menemukan Taurat pada masa Raja Yosia, klaim ini tidak berdasar dan butuh banyak bukti untuk mempercayai validitasnya.
- Bahwa Ezra mengembalikan Taurat kepada mereka dan telah menulisnya seperti yang diklaim oleh orang-orang Yahudi. Seandainya kita terima perkataan tersebut, maka apa yang ditulis Ezra hanya sebatas karya seorang manusia biasa. Namun jika mereka mengatakan bahwa Taurat yang dibawa oleh Ezra berasal dari Allah, maka sungguh dia telah berbohong. Karena Taurat tidak pernah menyebutkan bahwa ia akan diturunkan sebanyak dua kali, kepada Musa ‘alaihissalam dan kepada Ezra.
Bisa jadi orang yang mengklaim bahwa kitab tersebut adalah Taurat yang diilhamkan kepada Ezra adalah para ahli Taurat yang datang kemudian. Jelas sekali mereka berbohong dalam hal ini. Karena Ezra tidak pernah berkata demikian saat mereka mengutipnya.
- Bahwa naskah Ezra tidak diketahui statusnya. Akan tetapi setelah sekitar dua abad setelahnya muncul versi Septuaginta, dan tidak disebutkan dari naskah manakah versi tersebut diterjemahkan. Adapun klaim bahwa itu berasal dari hafalannya para pendeta sangat jauh. Karena orang Yahudi tidak menghafal kitab mereka, dan tidak satupun dari mereka yang mengklaim itu.
- Bahwa naskah Yunani dan naskah Ibrani untuk Taurat dan Perjanjian Lama tidak diambil dari satu sumber, melainkan dari dua sumber yang berbeda. Naskah Yunani terdiri dari 46 kitab dan naskah Ibrani (Masoret) terdiri dari 39 kitab dan masih banyak perbedaan lain di antara keduannya yang menunjukkan bahwa keduanya berasal dari dua sumber yang berbeda.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka tidak diragukan lagi bahwa Perjanjian Lama adalah sebuah kitab yang tidak memiliki bukti sejarah yang dapat digunakan untuk membuktikan silsilah penyebarannya. Kitab tersebut hilang dalam beberapa periode. Selain itu kitab asli yang berbahasa Ibrani tidak ada di tangan orang-orang Yahudi sehingga sangat berpotensi untuk diselewengkan dan diganti.
Sumber : Dirasat fi al-Adyan Al-Yahudiyah wa An-Nahraniyah karya Su’ud bin Abdul Aziz Al-Khalaf
([12]) Sebagian mereka menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan busur adalah pelangi, sebagaimana dalam nukilan berikut,
“Ikrar Allah yang Agung, bahwa “Air bah tidak akan pernah datang lagi untuk menghancurkan,” adalah berkat yang bermakna ganda. Dengan cara ini, Allah telah berikrar untuk tidak menggunakan kekuatan penghancur sebagai jalan keluar terakhir. Dia tidak akan pernah lagi menghapuskan muka bumi dengan air bah guna menghilangkan kejahatan dan mereka yang berniat jahat. Sedari sekarang, “Dia memberikan matahari baik bagi mereka yang baik dan mereka yang jahat” (Matius 5:45). Apakah Allah memberikan kebebasan penuh bagi mereka yang jahat? Di atas segalanya, Allah berikrar untuk menanggung mereka dalam kepedihan yang berkepanjangan.
Pelangi, sebagai tanda dari perjanjian ini, adalah perlambang dari kesabaran Allah. Dengan mengatakan, “Busur-Ku”, Allah tampil sebagaimana layaknya seorang pejuang perang. Dalam dunia Alkitab, sering ditemukan citra Allah yang berperang untuk membebaskan umat yang lemah dari cengkraman para penguasa. Namun di sini Allah “merentangkan busur-Nya di langit”; dia meletakkan senjata-Nya. Apakah dengan demikian Allah menolak untuk berperang, menyerahkan diri-Nya pada kejahatan dalam diri manusia yang tak terhapuskan?
Busur Allah tampak melengkung sebagai akibat dari tali kekang yang menahannya. Allah adalah kesabaran, penuh dengan tenaga yang siap untuk dilepaskan. Beragam warna yang tampak bermakna sumber kasih Allah yang abadi. Allah akan menemukan cara untuk mengalahkan kejahatan tanpa harus melancarkan perang.”
(Silahkan lihat di https://www.taize.fr/id_article5368.html?date=2010-07-01)
([13]) Dari 23 versi terjemah Bible dalam bahasa Inggris, maka hanya 6 yang menggunakan kata “berhenti” (ceased/stopped/completed/finished/), sedangkan sisanya menggunakan kata “istirahat” (rest). Silahkan lihat di https://alkitab.sabda.org/verse.php?version=net
([14]) Silahkan lihat https://st-takla.org/pub_oldtest/Arabic-Old-Testament-Books/01-Genesis/Sefr-Al-Takween_Chapter-02.html atau https://www.enjeel.com/bible.php?bk=1&ch=2
([15]) Sebagaimana dalam firman Allah ﷻ,
وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِنْ لُغُوبٍ
“Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan.” (QS. Qaf: 38)
([16]) Sebagaimana dalam firman Allah ﷻ,
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ، وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ، الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهِ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ
“(Bagi mereka) surga ´Adn mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera. Dan mereka berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri, Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu.” (QS Fathir: 33-35)
([17]) Sebagian mereka berkata,
“Apakah Allah juga cuti? Iya. Kejadian pasal dua adalah pemaparan sangat jelas bagaimana Allah juga cuti alias istirahat….
Sebelum segala sesuatu ada, Allah telah merancang dengan akurat segala isi alam semesta. Allah menciptakan dengan tidak terburu-buru dan menikmati hasil kerja-Nya dengan syukur. Setelah menyelesaikan karya penciptaan, pada hari ketujuh Allah beristirahat….
Ada perencanaan dan ada kerja. Ada kerja dan ada menikmati hasil kerja. Ada kerja dan ada pula istirahat. Rupanya ada pola kerja yang perlu diikuti setiap manusia dalam menjalani kehidupannya….
Mau cuti? Silahkan, Tuhan aja juga cuti. Teladan tuhan untuk istirahat seharusnya menjadikan manusia mengambil waktu jeda bersama Tuhan.” (Lihat : Sarapan Rohani seri 2, hal 3-4, Jeffry Sudirgo, Penerbit : Literarut Pembinaan Al-Kitab Indonesia Timur, Makassar 2015)
Sebagian mereka juga ada yang berkata,
“Saya pribadi mempercayai bahwa Allah adalah Allah yang ingin memberikan contoh kepada manusia, ciptaan-Nya. Dia ingin menunjukkan bagaimana manusia harus hidup di dunia ini. Salah satu yang hendak ingin dikatakan melalui tindakan-Nya tersebut adalah manusia yakni kita harus memiliki hari untuk beristirahat.
Bagi Allah, istirahat adalah hal yang penting dan karenanya Dia pun mau setiap orang-orang di dunia khususnya umat-Nya menaruhkan hal ini sebagai prioritas utama dalam kehidupan mereka.
Tujuan Allah memerintahkan kita beristirahat, selain supaya kita dapat memulihkan kondisi kita seratus persen setelah lama melakukan rutinitas selama enam hari lamanya, yakni agar kita dapat benar-benar bersekutu dengan-Nya.”
Silahkan lihat:
([18]) Disebutkan dalam salah satu tafsir Injil wycliffe bil 20:12 :
Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel. (bdg. ay. 24). Dosa Musa ialah penolakan dengan sengaja untuk mengalihkan perhatian bangsa itu dari dirinya kepada kuasa Allah sehingga menguduskan Tuhan di hadapan bangsa itu. Musa dan Harun sama-sama mendapat penghajaran karena dosa ini, sebab Allah memerintahkan Musa dan Harun, “Katakanlah … kepada bukit batu itu.” Sesudah tindakan itu Allah berfirman, “Kamu (jamak) tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.”
([19]) Perbandingan antara kisah para nabi versi Bible dengan kisah para nabi versi al-Qur’an telah penulis jelaskan panjang lebar di buku penulis yang berjudul “Mendulang Faedah dari Kisah Para Nabi”
([20]) Nabi ‘Isa ‘alaihissalam wafat di tahun 30 Masehi.
Paulus dari Tarsus (awalnya bernama Saulus dari Tarsus) atau Rasul Paulus, (3 – 67 Masehi) diakui sebagai tokoh penting dalam penyebaran dan perumusan ajaran kekristenan yang bersumberkan dari pengajaran Yesus Kristus. Paulus memperkenalkan diri melalui kumpulan surat-suratnya dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen sebagai seorang Yahudi dari suku Benyamin, yang berkebudayaan Yunani (Helenis) dan warga negara Romawi. Ia lahir di kota Tarsus tanah Kilikia (sekarang di Turki), dibesarkan di Yerusalem dan dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel. Pada masa mudanya, ia hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam agama Yahudi. Mulanya ia seorang penganiaya orang Kristen (saat itu bernama Saulus), dan sesudah pengalamannya berjumpa Yesus di jalan menuju kota Damaskus, ia berubah menjadi seorang pengikut Yesus Kristus.
Sebelum bertobat Paulus dikenal sebagai penganiaya umat Kristen mula-mula. Ia adalah seorang Farisi yang sangat taat kepada Hukum Taurat. Kisah Para Rasul juga mengutip perkataan Paulus yang menyebut bahwa ia “adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi”
Dicatat bahwa “berkobar-kobar hati Saulus (nama Paulus sebelum menjadi murid Yesus) untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum.” (Lihat: https://id.wikipedia.org/wiki/Paulus_dari_Tarsus)
22:4 Dan aku (Paulus) telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara. 22:5 Tentang hal itu baik Imam Besar maupun Majelis Tua-Tua dapat memberi kesaksian. Dari mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara di Damsyik dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang terdapat juga di situ dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum. 22:6 Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku sudah dekat Damsyik, yaitu waktu tengah hari, tiba-tiba memancarlah cahaya yang menyilaukan dari langit mengelilingi aku. 22:7 Maka rebahlah aku ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? 22:8 Jawabku: Siapakah Engkau, Tuhan? Kata-Nya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu. 22:9 Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar. 22:10 Maka kataku: Tuhan, apakah yang harus kuperbuat? Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu. (Kisah Para Rasul 22: 4-9)
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa Tak satu pun dari para penulis Perjanjian Baru – kecuali Paulus – yang mengklaim dirinya bahwa ia mendapatkan ilham (wahyu) ketika menulis perjanjian baru. Justru tulisan-tulisan mereka mencatat pengakuan bahwa karya ini adalah murni karya manusia dan para penulisnya tidak bermaksud untuk mencatat kitab-kitab suci. Padahal mereka hidup dan bertemu langsung dengan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam. Akan tetapi Paulus yang tidak hidup sezaman dengan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam justru mengaku bahwa dia telah menerima wahyu dengan latar belakangnya sebagai seorang penganiaya. Sebagaimana ia sampaikan sendiri dalam kisah Para Rasul 22:4,
22:4 Dan aku (Paulus) telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara.
Selain itu dia juga bertentangan dengan murid Nabi ‘Isa ‘alaihissalam yang lainnya. Disebutkan dalam Galatia 2 : 11-13 :
Paulus bertentangan dengan Petrus
2:11 Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah. 2:12 Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat . 2:13 Dan orang-orang Yahudi yang lain pun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka.
Inilah sekilas tentang Paulus, ajarannya lah yang membawa penyimpangan ke dalam agama Nasrani seperti Trinitas, Allah mengutus putra-Nya untuk menebus dosa-dosa dan keyakina-keyakinan lainnya yang menyimpang.
([22]) Lihat : Hal Ahdul Jadid Kalimatullah karya Dr. Munqidz Bin Mahmud As-Saqqar hal. 23-29
([23]) Lihat : https://bit.ly/3moca5b (Wikipedia)
([24]) Lihat : https://cahayakristus7.blogspot.com/2017/08/menguak-injil-injil-rahasia.html
([25]) Penetapan Kedua Belas Rasul atau Pengamanatan Dua Belas Rasul adalah sebuah peristiwa dalam kehidupan Yesus yang muncul dalam tiga Injil Sinoptik: Matius 10:1-4, Markus 3:13-19 dan Lukas 6:12-16, tetapi tidak dalam Injil Yohanes. Peristiwa tersebut berkaitan dengan pemilihan awal Dua Belas Rasul dari antara murid-murid Yesus.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Penetapan_Kedua_Belas_Rasul)
([26]) Tafsiran Alkitab Wycliffe Mat 10:3, Penulis: Kyle M. Yates, Sr. TH.D., Ph.D.; Philip C. Johnson, Th.D.; dll
Tadeus, juga dinamakan Lebeus (dalam beberapa naskah kuno), tampaknya orang yang sama dengan Yudas putra Yakobus, bukan saudara seperti disebutkan dalam versi tertentu (Luk. 6:16; Kis. 1:13).
(https://alkitab.sabda.org/commentary.php?passage=Matius+10%3A3)
Tafsiran Alkitab Jerusalem: Mat 10:2-5
Dalam urutan nama dalam kelompok itu Tadeus (Lebeus) dari daftar Matius dan Markus (kalau orang itu sama dengan Yudas (anak) Yakobus yang disebut Lukas dan Kisah Para Rasul) ditempatkan paling akhir dalam daftar Lukas dan Kisah Para Rasul. “Simon orang Zelot” dalam Lukas dan Kisah Para Rasul hanya terjemahan Yunani dari “Simon orang Kanaan” yang disebut Matius dan Markus (dalam teks Yunani; terjemahan Indonesia pakai: orang Zelot). Yudas Iskariot “yang menghianati Dia” selalu ditempatkan paling akhir, Gelar “Iskariot” kerap diartikan sebagai “orang Keriot” (sebuah kota di kawasan Yuda, Yos 15:25), tetapi barang kali gelar itu diambil dari bahasa Aram, “syeqarya”, artinya: pembohong, munafik.
(https://alkitab.sabda.org/commentary.php?passage=Matius+10%3A2)
([27]) Hal Al-Ahdul Jadid Kalimatullah Karya Dr. Munqidz Bin Mahmud As-Saqqar (196).
([28]) Hal Al-Ahdul Jadid Kalimatullah Karya Dr. Munqidz Bin Mahmud As-Saqqar (195-196).