Apakah bercak-bercak darah yang keluar setelah mengkonsumsi obat penunda haid merupakan darah haid?
Pertama : Untuk mengetahui apakah bercak tersebut adalah darah haid ataukah bukan maka harus dikembalikan kepada ahlinya yaitu para dokter.
Syaikh al-Útsaimin rahimahullah pernah ditanya, “Aku seorang ibu dari seorang anak yang berumur 4 bulan, dan aku menggunakan obat penghalang hamil, namun terkadang keluar darah sedikit yang berwarna merah setelah mandi janabah dari jimak, dan ini terjadi tatkala bulan ramadhan, dimana aku melihat darah keluar setelah makan sahur dan sebelum sholat subuh, lalu aku menunggu hingga sekitar 15 menit sebelum terbit fajar lalu akupun mandi lagi, lalu aku sholat subuh dan aku tidur, lalu hal itu muncul lagi di siang hari, maka akupun berwudhu setiap kali sholat, dan itu berlangsung selama satu setengah hari, lalu akupun suci dengan sempurna (tidak keluar darah lagi), lalu aku mandi lagi untuk ketiga kalinya. Maka aku ingin bertanya apakah sholatku sah dan apakah puasaku sah?
Asy-Syaikh al-Útsaimin menjawab :
فَلْتَسْأَلِ السَّائِلَةُ الأَطِبَّةَ هَلْ يُعْتَبَرُ هَذَا الدَّمُ حَيْضًا أَمْ هُوَ دَمُ عِرْقٍ؟ إِنْ كَانَ دَمَ عِرْقٍ فَإِنَّهُ لاَ يَمْنَعُهَا مِنَ الصِّيَامِ فَصِيَامُهَا صَحِيْحٌ وَلاَ يَمْنَعُهَا مِنَ الصَّلاَةِ فَيَجِبُ عَلَيْهَا أَنْ تُصَلِّيَ، وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْحَيْضِ تَحَرَّكَ بِسَبَبِ هَذِهِ الْحُبُوْبِ فَإِنَّ صِيَامَهَا لاَ يَصِحُّ وَلاَ تَلْزَمُهَا الصَّلاَةُ
“Hendaknya sang penanya bertanya kepada para dokter, apakah darah tersebut merupakan darah haid ataukah darah dari urat?. Jika itu merupakan darah dari urat maka darah tersebut tidaklah menghalanginya dari puasa, maka puasanya sah dan tidak juga menghalanginya dari sholat maka wajib baginya untuk sholat. Adapun jika darah tersebut adalah darah haid keluar karena obat tersebut maka puasanya tidak sah dan ia tidak wajib sholat” (https://www.youtube.com/watch?v=JDsLHfJ6NcE)
Secara umum menurut ilmu kedokteran jika obat penunda haid dikonusmi tepat dari tiga sisi (1) waktu awal meminumnya (2) dosisnya tepat, dan (3) teratur meminumnya maka tidak akan keluar darah haid. Jika muncul bercak-bercak maka secara mekanisme kedokteran itu bukanlah darah haid tapi darah dari sisa-sisa sel yang rusak namun bukan darah haid. Maka darah tersebut dihukumi dengan darah istihadoh.
Akan tetapi jika tidak sisi tersebut tidak diperhatikan maka bisa jadi tetap keluar darah haid meskipun telah mengkonsumsi obat penunda haid
Kedua : Hukum asal wanita adalah dalam kondisi suci, maka jika darah yang keluar darinya berupa bercak-bercak dan masih ia ragu apakah itu darah haid atau bukan maka hukum asal itu bukanlah darah haid, karena hukum asal wanita adalah dalam kondisi suci. Dan kaidah menyatakan اليَقِيْنُ لاَ يَزُوْلُ بِالشَّكِّ “Keyakinan tidak bisa dihilangkan dengan keraguan”. Adapun darah yang keluar tersebut disebut dengan darah yang rusak atau darah istihadhoh.
Keterangan
Haid/ Menstruasi([1])
1- Definisi Haid
Haid atau Menstruasi adalah keadaan yang siklik (berulang) berupa luruhnya/ hancurnya lapisan endometrium (selaput lendir rahim) yang fungsional dalam rahim yang dipicu oleh penurunan mendadak (withdrawal) hormon Progesteron dan Estrogen.1 Lapisan endometrium endometrium yang luruh tersebut keluar melalui serviks uteri (mulut rahim) dan berlanjut ke vagina.1,2
Terjadinya haid merupakan proses yang sangat kompleks melibatkan banyak organ tubuh yaitu Hipotalamus, Hipofisis, Ovarium dan Endometrium di dalam rahim. Namun dipahami bahwa inti pemicu terjadinya keluar darah haid adalah pada penurunan mendadak (withdrawal) hormon Progesteron dan Estrogen dalam tubuh wanita. Kedua hormon ini dihasilkan oleh ovarium (indung telur).1,2
2- Proses Fisiologi pada Haid
Berikut ini gambaran skematik terjadinya haid/ menstruasi secara normal.
Kita coba jelaskan secara ringkas, mengenai proses yang terjadi didalam tubuh dari satu haid/menstruasi hingga haid berikutnya. Dari gambar 2 di atas, ada 2 organ utama yang mengalami perubahan selama siklus haid wanita, yaitu Ovarium (indung telur) dan Endometrium (dalam rahim).
- Perubahan yang terjadi pada Ovarium (indung telur)
Pada hari awal keluar darah haid/ menstruasi, terjadi pemilihan/ rekrutment folikel (calon telur) yang akan ditumbuhkan/ dimatangkan oleh tubuh agar saat masa subur siap untuk dibuahi oleh sperma suaminya. Pada fase ini kita sebut fase folikuler. Setelah folikel matang (menjadi folikel dominan), lalu akan terjadi ovulasi (pelepasan sel telur/ oosit) dari folikel menuju tuba fallopi dan rahim dengan harapan mudah untuk dibuahi oleh sperma suami.3
Sisa folikel yang ditinggalkan oleh sel telur/oosit disebut korpus luteum. Sehingga fase ini kita sebut Fase Luteal. Korpus luteum ini penghasil utama hormon Progesteron dalam tubuh wanita. Korpus luteum ini akan rusak/mati secara alami dalam waktu sekitar 9-11 hari setelah ovulasi dengan mekanisme apoptosis.2 Setelah 2 pekan maka sel-sel dalam korpus luteum akan mati dan produksi hormon Progesteron akan terhenti sehingga kadarnya dalam darah turun mendadak (withdrawal).
Berbeda halnya ketika terjadi pembuahan oleh sperma dan terjadi kehamilan, maka hasil kehamilan dalam rahim akan menghasilkan hormon HCG (human chorionic gonadotropin) yang akan menyelamatkan korpus luterum dari kerusakan alami. Dengan demikian korpus luteum tetap menghasilkan Progesteron dan Estrogen, sehingga endometerium tidak luruh/ hancur dan tidak terjadi haid, sehingga kehamilan dapat berlanjut dengan baik.3
- Perubahan pada endometrium dalam rahim
Setelah menstruasi selesai, maka endometrium dalam rahim akan kembali tumbuh akibat rangsangan hormon estrogen. Fase pertumbuhan ini disebut fase proliferasi (Proliferative phase). Lalu setelah terjadi ovulasi, maka endometrium akan mempersiapkan diri untuk menampung hasil pembuahan dengan meningkatkan sekresi berbagai glikoprotein. Fase ini disebut Fase Sekresi (Secretory phase). Fase Sekresi ini dipengaruhi oleh hormon progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum. Ketika korpus luteum regresi (tidak berfungsi lagi), maka produksi hormon progesteron akan berhenti. Rendahnya kadar progesteron dalam darah, akan menghentikan proses sekresi dan terjadilah peluruhan endometrium yang terbentuk sehingga dimulailah menstruasi yang baru.1.3
3. Mekanisme kerja obat penunda haid.
Ada berbagai macam obat penunda haid. Setiap obat memiliki mekanisme tersendiri yang terjadi pada tubuh. Untuk mempermudah pembahasan, maka akan dijelaskan mekanisme kerja obat-obatan penunda haid yang sangat sering/ umum dikonsumsi saat Haji dan Umroh.4
- Golongan Progestin only pills
Obat golongan ini paling banyak dipakai oleh Jamaah Haji dan Umroh. Beberapa merek dagang yang terkenal diantaranya Primolut N, Luthenyl dan lainnya. Cara kerja obat ini adalah dengan menggantikan/menempati reseptor progesteron alami pada endometrium.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa Progesteron alami tubuh akan turun mendadak (withdrawal) akibat degenerasi korpus luteum di ovarium. Dengan diberikan obat ini dengan dosis dan cara yang tepat, maka seolah-olah tidak terjadi penurunan kerja hormon progesteron pada endometrium. Sehingga endometrium terus-menerus menerima signal dari hormon progesteron untuk melanjutkan Fase Sekresi. Dengan demikian tidak terjadi peluruhan dari endometrium, sehingga tidak terjadi haid.4
- Pil Kontrasepsi Kombinasi (Combine Oral Contraceptive)
Obat ini adalah Pil Keluarga Berencana (KB) atau Pil Penunda kehamilan. Obat ini mengandung dua hormon sekaligus yaitu estrogen dan pregesteron. Merk dagang yang mudah ditemukan seperti Microgynon, Yasmin, Yaz, Diane dan lainnya.
Dengan diberikan obat pil KB ini dengan dosis dan cara pemakaian yang teratur, termasuk tidak meminum obat yang plasebo, maka tidak akan terjadi penurunan kadar estrogen dan progesteron dalam darah. Dengan demikian tidak terjadi peluruhan endometrium dan tidak terjadi menstruasi/haid.4
- Syarat penggunaan pil penunda haid
Untuk mencegah terjadinya proses penurunan (withdrawal) kadar progesteron dan estrogen yang memulai luruhnya endometrium (proses awal haid) dengan memakai obat-obatan, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
- Waktu memulai minum obat harus tepat
Jika memakai golongan progestin only, seperti Primolut N atau Luthenyl tablet, maka harus dimulai saat fase midluthelal, sekitar 7-10 hari dari prediksi haid selanjutnya.
Jika memakai pil KB kombinasi (COC pills) maka harus dimulai saat fase proliferasi awal yaitu haid sekitar hari 1-3 dari hari keluarnya darah haid.. - Besar dosis harus sesuai
Setiap obat yang dipakai dosisnya harus disesuaikan dengan kondisi pasien. Diantara parameter yang menentukan dosis adalah berat badan, luas permukaan tubuh, pemakaian obat-obatan yang saling berinteraksi atau obat pengencer darah, menderita penyakit tertentu (seperti gangguan fungi hati dan liver). Sebaiknya sebelum menggunakan obat, harus didiskusikan dengan dokter. - Keteraturan jadwal minum harus diatur ketat
Keteraturan jadwal minum obat sangat mempengaruhi kegagalan dalam penundaan haid, karena masing-masing obat memiliki waktu paruh berbeda-beda sehingga lama jangka waktu obat bekerja juga terbatas. Jika hormon progestin yang diminum terlambat dari waktunya, maka akan terjadi penurunan kadarnya di dalam darah, sehingga terjadi keluar bercak darah akibat withdrawal bleeding (mekanisme haid).4 - Kondisi kesehatan tertentu
Ada beberapa kondisi medis yang bisa menyebabkan obat tidak bekerja optimal, beberapa diantaranya adalah obesitas, penyakit gangguan fungsi liver dan ginjal, alergi terhadap obat yang diberikan, atau interaksi dengan obat lain yang dikonsumsi. - Mekanisme terjadi bercak darah/ bercak hitam yang keluar setelah minum obat penunda haid.
Perdarahan yang terjadi pada haid/mestruasi secara mekanisme terjadinya disebut withdrawal bleeding, maksudnya adalah luruhnya endometrium lalu keluar menjadi darah haid melalui vagina, yang terjadi akibat penurunan mendadak Progesteron dan Estrogen dalam tubuh wanita.
Jika seorang wanita minum pil penunda haid dengan memenuhi syarat-syarat di atas, agar tidak terjadi withdrawal (penurunan) hormon progesteron, maka secara mekanisme keluarnya darah dari vagina diduga bukan akibat penurunan hormon tapi merupakan suatu breakthrough bleeding.
Hal ini masih merupakan dugaan kuat, karena jika ingin mendapatkan data paling objektif adalah dengan mengukur kadar obat dan hormon progesteron dalam darah pasien.
Breakthrough bleeding adalah keluarnya darah dari rahim (uterus) dengan tidak terjadwal, umumnya pada pengguna pil KB atau pil progesteron. Mekanisme keluarnya darah disebabkan kerapuhan (fragilitas) kapiler pada lapisan endometrium. Mekanisme lain yang diduga adalah perubahan faktor angiogenik lokal, perfusi dan integritas struktur pada endometrium.5
Breakthrough bleeding ini cukup sering terjadi, sekitar 20% pada pengguna pil KB kombinasi. Sedangkan pada pengguna pil progestin only sekitar 10-15%.5 Sehingga perlu dilakukan edukasi kepada jamaah Haji dan Umroh agar bisa memahami kondisi efek samping dalam pemakaian obat-obatan ini.
KESIMPULAN
Haid/Menstruasi terjadi keluar darah dari rahim dengan mekanisme withdrawal bleeding. Sedangkan pada pasien pengguna pil penunda haid atau pil kontrasepsi mekanisme yang terjadi berbeda yaitu Breakthough bleeding. Namun untuk menegakkan ini bukanlah suatu withdrawal bleeding perlu dievaluasi secara teliti setiap jamaah tentang kapan memulai minum obat, dosis, keteraturan dan kondisi-kondisi medis yang terkait. Dengan demikian setiap jamaah walaupun sama-sama mengkonsumsi obat penunda haid, bisa saja terjadi perbedaan dalam evaluasi mekanisme perdarahan yang terjadi.
Makalah ini hanya memaparkan perbedaan mekanisme perdarahan yang terjadi pada kedua kondisi di atas, dengan tujuan dapat sedikit membantu Ustadz atau pembimbing ibadah dalam memberikan fatwa/arahan terhadap kondisi jamaah.
Daftar Pustaka
- Berek S Jonathan, et all. Berek & Novak Gynaecology, 15th Lippincott Williams & Wilkins. Philadephia. 2012
- Papadakis M.A, et all. Current Medical Diagnosis & Treatment. Mc Graw Hill education. 2016
- Cunningham FG, et all. Williams Obstetrics. Mc Graw Hill Education. 25 th Edition. 2018
- Baziad A, Wiweko B, Hendarto H. Kiat Mengatur Pola Haid saat Haji dan Umrah: Mekanisme Dasar, Masalah dan Solusinya. Jakarta:Himpunan Endokrinologi reproduksi dan Fertilitas Indonesia.2007
- Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. Management of Unscheduled bleeding in women using hormonal contraception. 2009
==========