112. إِذْ قَالَ ٱلْحَوَارِيُّونَ يَٰعِيسَى ٱبْنَ مَرْيَمَ هَلْ يَسْتَطِيعُ رَبُّكَ أَن يُنَزِّلَ عَلَيْنَا مَآئِدَةً مِّنَ ٱلسَّمَآءِ ۖ قَالَ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
iż qālal-ḥawāriyyụna yā ‘īsabna maryama hal yastaṭī’u rabbuka ay yunazzila ‘alainā mā`idatam minas-samā`, qālattaqullāha ing kuntum mu`minīn
112. (Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: “Hai Isa putera Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?”. Isa menjawab: “Bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman”.
Tafsir :
Hawariyyun adalah orang-orang yang saleh. Namun mereka memanggil Nabi ‘Isa ‘alaihissalam dengan menyebutkan namanya. Tidak sebagaimana sikap para Sahabat yang memanggil Rasulullahﷺ tidak dengan namanya -Muhammad ﷺ-, melainkan dengan “Ya Rasulullah” atau “wahai Nabi Allah”. Tidak ada dari mereka yang memanggil beliau dengan menyebutkan nama saja, kecuali dari Arab Badui atau orang kafir.
Artinya penghormatan Hawariyyun terhadap Nabi ‘Isa ‘alaihissalam tidak sebagaimana penghormatan para Sahabat kepada Nabi Muhammad ﷺ. Para nabi memiliki sahabat-sahabat, dan sahabat yang terbaik adalah sahabat Nabi Muhammad ﷺ.
Hawariyyun berkata,
﴿ هَلْ يَسْتَطِيعُ رَبُّكَ أَنْ يُنَزِّلَ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ ﴾
“Apakah Tuhanmu mampu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?”
Ada pendapat yang menyebutkan bahwa Hawariyun terjebak di suatu tempat sehingga mereka kelaparan dan meminta makan.([1])
Terdapat permasalahan yang dibahas oleh ulama tafsir berkaitan dengan perkataan Hawariyyun tersebut. Apakah perkataan itu menunjukkan mereka ragu terhadap kemampuan Allahﷻ untuk menurunkan makanan dari langit? Sebagian ulama membaca ayat tentang perkataan Hawariyyun ini dengan qiraah yang lain هَلْ تَسْتَطِيعُ رَبَّكَ yang maknanya “Apakah kau mampu wahai ‘Isa untuk berdoa kepada Tuhanmu agar menurunkan hidangan dari langit kepada kami.” Sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa maknanya, “Apakah Tuhanmu bersedia menurunkan hidangan dari langit kepada kami.” Menurut penulis makna yang lebih tepat adalah sebagaimana dijelaskan pada pendapat yang terakhir dimana tidak menunjukkan keraguan terhadap kemampuan Tuhan.([2])
Ketika mendengar perkataan tersebut, Nabi ‘Isa ‘alaihissalam menegur mereka,
﴿ قَالَ اتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ ﴾
“Bertakwalah kepada Allah jika kalian betul-betul orang yang beriman.“
Kemudian Hawariyyun menjelaskan tujuan mereka meminta makanan tersebut, sebagaimana disebutkan pada ayat selanjutnya.
________________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubi, vol. VI, hlm. 366.
([2]) Lihat: Tafsir Ibn ‘Athiyyah, vol. II, hlm. 259 dan Tafsir Al-Qurthubi, vol. VI, hlm. 365.