63. تِلْكَ ٱلْجَنَّةُ ٱلَّتِى نُورِثُ مِنْ عِبَادِنَا مَن كَانَ تَقِيًّا
tilkal-jannatullatī nụriṡu min ‘ibādinā mang kāna taqiyyā
63. Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa.
Tafsir:
Kandungan ini seperti firman Allah ﷻ tentang kaum mukminin:
﴿أُولَٰئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ﴾
“Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Mukminun: 10-11)
Penggunaan kata warisan menunjukkan beberapa hal:
Pertama: Siapa pun penghuni Surga itu, amalnya yang murni tidaklah akan cukup untuk membuatnya berhak menghuni surga Allah ﷻ. Surga adalah murni anugerah dan warisan yang Allah ﷻ berikan kepadanya. Rasululllah ﷺ bersabda,
لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الجَنَّةَ
“Tidak ada seorang pun yang masuk surga hanya karena amalannya.“
Para sahabat pun bertanya; “Begitu juga dengan engkau wahai Rasulullah?”
Rasulullah ﷺ kemudian bersabda:
لاَ، وَلاَ أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ،
“Tidak. Tidak juga dengan diriku. Hanya saja Allah ﷻ melimpahkan karunia dan rahmat-Nya padaku.” ([1])
Coba kita renungkan, seberapa lama seseorang beramal di dunia? Bandingkan jangka waktu yang singkat itu dengan kenikmatan abadi yang akan ia peroleh di Surga, dan bandingkan juga dengan berbagai kenikmatan yang telah Allah ﷻ segerakan untuk kita di dunia, apakah bisa dibandingkan?! Masihkah kita merasa bahwa amal kita sudah cukup banyak untuk membeli Surga?! Kekayaan dunia yang fana saja biasanya hanya bisa didapatkan dengan bekerja keras, lantas bagaimana lagi dengan kenikmatan ukhrawi yang abadi?! Amal manusia -siapa pun dia- tidaklah senilai dengan kenikmatan Surga, hanya saja Allah ﷻ lah yang mengaruniakannya dan mewariskannya kepada para penghuninya. Semoga Allah ﷻ menjadikan kita sebagai penghuni Surga-Nya, aamiin yaa Rabbal aalamiin.
Saudaraku, ketahuilah bahwa amalan yang anda lakukan hanyalah salah satu keberhakan atas Surga, sebagaimana yang Allah ﷻ firmankan,
﴿الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ ۙ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ﴾
“(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): “Salaamun’alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”.” (QS. An-Nahl: 32)
Amal apa yang bisa digunakan untuk membayar Surga yang begitu sempurna? Jawabannya tidak ada dan tidak akan cukup. Oleh karenanya Allah ﷻ menyebutkan bahwa surga tersebut diwariskan, bukan dijual, karena amal seorang hamba tidak akan mampu untuk membelinya.
Kedua: Jika seseorang membeli suatu barang, bisa saja transaksinya dibatalkan oleh penjualnya. Jika ia menerima sesuatu sebagai hadiah, bisa saja ia ditarik kembali oleh si pemberi. Adapun warisan, jika telah diberikan, maka tidak ada yang bisa mengganggu-gugat, dan warisan tersebut telah benar-benar menjadi miliknya. Status kepemilikan pada sesuatu yang diwariskan jauh lebih kuat dari pada sesuatu yang dibeli atau dihadiahkan([2]).
Ketiga: Seorang anak yang mendapatkan warisan dari orang tuanya, biasanya mendapatkannya dengan mudah. Harta yang selama ini diusahakan oleh orang tuanya, berpindah kepada kepemilikannya tanpa ada usaha yang berarti darinya. Demikianlah halnya Surga. Allah ﷻ mewariskannya kepada para hamba-Nya yang beriman, padahal amalan mereka tidaklah seberapa dibandingkan warisan berharga tersebut.
Keempat: Rasulullah ﷺ bersabda,
لاَ يَدْخُلُ أَحَدٌ الجَنَّةَ إِلَّا أُرِيَ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ لَوْ أَسَاءَ، لِيَزْدَادَ شُكْرًا، وَلاَ يَدْخُلُ النَّارَ أَحَدٌ إِلَّا أُرِيَ مَقْعَدَهُ مِنَ الجَنَّةِ لَوْ أَحْسَنَ، لِيَكُونَ عَلَيْهِ حَسْرَةً
“Tidaklah seseorang masuk surga, melainkan telah diperlihatkan padanya tempatnya di Neraka seandainya dia berbuat keburukan (di dunia), agar bertambah rasa syukurnya kepada Allah. Dan tidaklah seseorang masuk Neraka, melainkan telah diperlihatkan padanya tempatnya di Surga seandainya dia berbuat baik (di dunia), agar ia semakin tersiksa dengan penyesalan demi penyesalannya.”([3])
Berdasarkan hadits ini, sebagian ulama ([4]) mengatakan bahwa sebenarnya kaum kafir juga memiliki tempat-tempat di Surga yang sudah Allah ﷻ persiapkan untuk mereka, seandainya mereka beriman. Namun karena mereka kafir, tempat-tempat itu pun tak berpenghuni. Nah, tempat-tempat inilah yang kemudian diwariskan kepada para penghuni Surga. Namun pendapat ini menurut penulis kurang kuat, karena penghuni Surga sudah memiliki tempat tersendiri yang Allah ﷻ sediakan untuk mereka. Wallahu a’lam.
Kemudian Allah ﷻ menyebutkan bahwa Surga tersebut akan Allah ﷻ wariskan kepada hamba-hambaNya yang selalu bertakwa. Takwa adalah usaha seseorang untuk selalu membuat suatu penghalang antara dirinya dengan azab Allah ﷻ, dengan menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, serta menunaikan hak Allah ﷻ, hak dirinya, dan juga hak sesama makhluk.
________
Footnote:
([1]) HR. Bukhori No. 5673 dan Muslim No. 2816