60. إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا فَأُو۟لَٰٓئِكَ يَدْخُلُونَ ٱلْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْـًٔا
illā man tāba wa āmana wa ‘amila ṣāliḥan fa ulā`ika yadkhulụnal-jannata wa lā yuẓlamụna syai`ā
60. kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun.
Tafsir:
Ini menunjukkan bahwa perbuatan meninggalkan shalat adalah dosa yang sangat besar, sehingga Allah ﷻ mensyaratkan bagi siapa saja yang ingin selamat darinya untuk bertaubat, beriman dan beramal saleh. Ini juga menunjukkan bahwa bukti kejujuran taubat adalah ia diiringi dengan amal saleh setelahnya. Allah ﷻ berfirman:
﴿وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى﴾
“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal sholih, kemudian tetap di jalan yang benar”([1]).
Orang yang tadinya meninggalkan shalat karena mengikuti hawa nafsu, tenggelam dalam kerusakan, tenggelam dalam kekufuran, jika ia bertaubat dan beramal shaleh, maka ia akan masuk ke dalam surga. Ini adalah dalil bahwasanya benar-benar tidak pernah melakukan dosa besar bukanlah syarat untuk masuk Surga. Seseorang yang pernah melakukan dosa-dosa besar seperti berbuat syirik, meninggalkan shalat dengan sengaja, berzina, membunuh, merampok, dan seterusnya, namun kemudian ia bertaubat dengan jujur dan beramal saleh, maka dengan izin Allah ﷻ ia akan masuk surga. Inilah di antara kebaikan dan kasih sayang Allah ﷻ kepada hambanya.
Bahkan bukan hanya masuk Surga, Allah ﷻ juga berjanji bahwa mereka sama sekali tidak akan terzalimi. Mungkin timbul sebuah pertanyaan, mengapa Allah ﷻ menjanjikan hal ini? Bukankah dengan masuknya seseorang ke dalam Surga, berarti ia tidak akan terzalimi?
Jawabannya adalah, bahwa janji Allah ﷻ ini dalam rangka menenangkan para dosa besar yang telah bertaubat dengan jujur, bahwa pahalanya tidak akan dikurangi oleh Allah ﷻ, dan Allah ﷻ tetap akan menempatkannya pada derajat yang sesuai dengannya di Surga, walaupun ia memiliki masa lalu yang kelam nan hitam. Allah ﷻ ingin menegaskan bahwa Ia ﷻ telah memaafkan seluruh dosa orang-orang yang bertaubat. Nabi Muhammad ﷺ pernah bersabda:
التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ
“Orang yang bertaubat dari suatu dosa, (akan dibersihkan dan diampuni) seolah-olah ia tidak pernah melakukan dosa itu sebelumnya.”([2])
Jika demikian agungnya janji Allah ﷻ kepada mereka yang pernah malakukan dosa besar lalu bertaubat dengan jujur, tentu janji-Nya bagi mereka yang senantiasa istikamah akan lebih agung lagi. Hendaklah ini selalu menjadi motivasi bagi kita bersama.
________
Footnote: