14. وَمِنَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓا۟ إِنَّا نَصَٰرَىٰٓ أَخَذْنَا مِيثَٰقَهُمْ فَنَسُوا۟ حَظًّا مِّمَّا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ فَأَغْرَيْنَا بَيْنَهُمُ ٱلْعَدَاوَةَ وَٱلْبَغْضَآءَ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ ۚ وَسَوْفَ يُنَبِّئُهُمُ ٱللَّهُ بِمَا كَانُوا۟ يَصْنَعُونَ
wa minallażīna qālū innā naṣārā akhażnā mīṡāqahum fa nasụ haẓẓam mimmā żukkirụ bihī fa agrainā bainahumul-‘adāwata wal-bagḍā`a ilā yaumil-qiyāmah, wa saufa yunabbi`uhumullāhu bimā kānụ yaṣna’ụn
14. Dan diantara orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani”, ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan.
Tafsir :
Firman Allah ﷻ,
﴿ وَمِنَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّا نَصَارَى أَخَذْنَا مِيثَاقَهُمْ فَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ ﴾
“Demikian juga dari orang-orang yang mengatakan: ‘Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani’ Kami telah ambil perjanjian mereka tetapi mereka melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya “
Mengapa mereka disebut نَصَارَى Nashara? Terdapat dua pendapat dalam masalah ini:([1])
- Asalnya dari perkataan kalangan Hawariyyun,
﴿ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ ﴾
“Para hawariyyun (sahabat-sahabat setia) menjawab: ‘Kamilah penolong-penolong Allah.’” (QS Ali Imran: 52)
Hawariyyun adalah murid-muridnya Nabi Isa ‘alaihissalam.
- Asalnya dari nama kampung tempat Nabi Isa ‘alaihissalam berdakwah yang bernama النَّاصِرَةِ (Nazaret).([2]) Karena itu mereka pun dinisbatkan kepada tempat tersebut.
Allah ﷻ telah mengambil perjanjian dari mereka sebagaimana Allah ﷻ telah mengambil perjanjian dari orang-orang Yahudi sebelum mereka. Namun, mereka juga seperti orang Yahudi yang melupakan perjanjian tersebut.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa “lupa” memiliki dua makna; yaitu mereka lupa mengamalkannya dan lupa terhadap Injil mereka.
Kritikan sebagian orang Nasrani terhadap sesama Nasrani lainnya, terkait dari sisi risalah-risalah Paulus. Pada kitab Injil Nabi ‘Isa ‘alaihissalam mengajarkan pentingnya beramal saleh, sementara Paulus seolah-olah memberikan mereka jaminan ketenangan bahwa dosa mereka telah diampuni, sehingga mereka pun lalai dari beramal saleh. Dampaknya banyak syariat yang mereka tinggalkan karena ajaran Paulus. Demikian dikatakan oleh sebagian kritikus mereka. Mereka mengatakan bahwa Paulus itulah yang mengajarkan Allah ﷻ mengutus anak-Nya (Nabi Isa) turun sebagai juru selamat untuk menebus dosa manusia. Paulus juga mengatakan siapa yang beriman kepada Yesus maka dia akan selamat. Ini semua membuat mereka tetap merasa aman meskipun banyak syariat yang tidak mereka kerjakan.
Firman Allah ﷻ,
﴿ فَأَغْرَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ﴾
“Maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat.”
Orang-orang Nasrani berpecah dan bersekte-sekte sejak zaman dahulu, seperti sekte Mulkaniyah, Nasthuriyah, Marqusiyah, dan Ya’qubiyah.([3]) Sampai sekarang, masih banyak sekte-sekte yang muncul karena ketidakcocokan di antara mereka. Permusuhan di antara mereka terus berlanjut hingga hari kiamat, yang mereka saling menyesatkan satu sama lainnya.
Firman Allah ﷻ,
﴿ وَسَوْفَ يُنَبِّئُهُمُ اللَّهُ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ ﴾
“Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan.”
Semua yang mereka kerjakan di dunia ini akan dikabarkan oleh Allah ﷻ.
________________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Ibn Katsir, vol. I, hlm. 285.