11. يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ هَمَّ قَوْمٌ أَن يَبْسُطُوٓا۟ إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ فَكَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنكُمْ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ
yā ayyuhallażīna āmanużkurụ ni’matallāhi ‘alaikum iż hamma qaumun ay yabsuṭū ilaikum aidiyahum fa kaffa aidiyahum ‘angkum, wattaqullāh, wa ‘alallāhi falyatawakkalil-mu`minụn
11. Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakkal.
Tafsir :
Melalui ayat ini Allah ﷻ mengingatkan kepada hamba-Nya bahwa di antara nikmat yang besar adalah terhalang dari keburukan dan marabahaya. Ini sering tidak kita sadari. Kita biasanya menganggap nikmat adalah apabila sesuatu yang menyenangkan datang kepada kita. Kita sering lupa bahwa jauhnya kita dari marabahaya dan keburukan juga merupakan kenikmatan besar yang patut disyukuri. Ini terwujud ketika hambanya benar-benar merealisasikan tawakal kepada-Nya.
Allah ﷻ menyebutkan seluruh nikmat-nikmat ini kepada para hamba-Nya agar mereka bersyukur dan jauh dari sifat ujub, juga agar mereka senantiasa ingat bahwa tidaklah terdapat satu nikmat pun melainkan bersumber dari Allah ﷻ.