37. وَقَالُوا۟ لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ ءَايَةٌ مِّن رَّبِّهِۦ ۚ قُلْ إِنَّ ٱللَّهَ قَادِرٌ عَلَىٰٓ أَن يُنَزِّلَ ءَايَةً وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
wa qālụ lau lā nuzzila ‘alaihi āyatum mir rabbih, qul innallāha qādirun ‘alā ay yunazzila āyataw wa lākinna akṡarahum lā ya’lamụn
37. Dan mereka (orang-orang musyrik Mekah) berkata: “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mukjizat dari Tuhannya?” Katakanlah: “Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mukjizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”.
Tafsir :
Dalam ayat ini Allah menjelaskan sifat orang-orang yang membangkang. Pada awal ayat mereka berkata dengan penuh kesombongan, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mukjizat dari Tuhannya?” mereka mengatakannya seakan-akan Tuhan mereka bukanlah Tuhannya Muhammad ﷻ, padahal mereka tahu bahwa Allah ﷻ adalah pencipta mereka, dan Allah ﷻ adalah Tuhan mereka dan Tuhannya Muhammad ﷺ.([1])
Permintaan mereka agar Rasulullah ﷺ mendatangkan mukjizat bukanlah hal yang baru, karena memang demikianlah tabiat kaum kafir dari zaman ke zaman. Mereka senantiasa menantang para nabi untuk mendatangkan mukjizat, serta berjanji akan beriman jika tantangan mereka dipenuhi. Namun kenyataannya, banyak di antara mereka yang tidak beriman dan malah semakin congkak di hadapan agama Allah ﷻ. Contohnya seperti kaum Tsamud yang menantang Nabi Saleh (AS) untuk mengeluarkan unta dewasa yang sedang mengandung 10 bulan dari sebongkah batu. Allah ﷻ pun mengabulkan permintaan tersebut, namun nyatanya mereka tetap enggan untuk beriman, dan bahkan mereka malah membunuh unta tersebut. Tak ayal lagi, azab Allah ﷻ pun seketika turun dan membinasakan mereka.
Hal ini jugalah yang dilakukan oleh kaum Nabi Muhammad ﷺ, mereka enggan beriman karena menurut mereka apa yang telah dibawa oleh Rasulullah ﷺ belumlah cukup sebagai bukti kebenaran beliau ﷺ. Dalam ayat yang lain Allah ﷻ berfirman,
﴿أَوَلَمْ يَكْفِهِمْ أَنَّا أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ الْكِتَابَ يُتْلَىٰ عَلَيْهِمْۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَرَحْمَةً وَذِكْرَىٰ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ﴾
“Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Quran) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al- ‘Ankabut:51)
Walau Al-Qur’an sudah sangat cukup untuk menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad ﷺ atas kaumnya, Allah ﷻ dengan rahmat-Nya tetap menampakkan beberapa mukjizat lainnya kepada mereka, yang bahkan beberapa di antaranya jauh lebih dahsyat daripada mukjizat-mukjizat yang pernah ada sebelumnya. Seperti terbelahnya bulan, memancarnya air segar nan jernih dari jari-jemari Rasulullah ﷺ, berbagai kabar tentang masa depan dan masa lalu, dan lain sebagainya.
Di antara contoh mukjizat yang diminta oleh kaum Nabi Muhammad ﷺ, adalah sebagaimana tertera dalam firman Allah ﷻ:
﴿وَقَالُوا لَن نُّؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ تَفْجُرَ لَنَا مِنَ الْأَرْضِ يَنبُوعًا أَوْ تَكُونَ لَكَ جَنَّةٌ مِّن نَّخِيلٍ وَعِنَبٍ فَتُفَجِّرَ الْأَنْهَارَ خِلَالَهَا تَفْجِيرًا أَوْ تُسْقِطَ السَّمَاءَ كَمَا زَعَمْتَ عَلَيْنَا كِسَفًا أَوْ تَأْتِيَ بِاللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ قَبِيلًا أَوْ يَكُونَ لَكَ بَيْتٌ مِّن زُخْرُفٍ أَوْ تَرْقَىٰ فِي السَّمَاءِ وَلَن نُّؤْمِنَ لِرُقِيِّكَ حَتَّىٰ تُنَزِّلَ عَلَيْنَا كِتَابًا نَّقْرَؤُهُۗ قُلْ سُبْحَانَ رَبِّي هَلْ كُنتُ إِلَّا بَشَرًا رَّسُولًا﴾
“Dan mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dan bumi untuk kami, atau kamu mempunyai sebuah kebun korma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya, atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami. Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca”. Katakanlah: “Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?” (Al-Isra’:90-93)
Dari sini muncul pertanyaan, kenapa Allah ﷻ tidak memenuhi permintaan mereka? Jawabannya adalah:
Pertama : Mukjizat yang diberikan kepada mereka sudah lebih dari cukup.
Kedua : Kalau seluruh permintaan mereka dipenuhi, maka untuk apa diadakan kewajiban untuk beriman kepada perkara yang gaib?! Apa hikmah dari ujian yang Allah berikan di atas muka bumi?!
Ketiga : Sebagian permintaan mereka bukanlah dalil yang menunjukkan atas nubuat Nabi ﷺ, dan bahkan tidak pantas untuk dijadikan sebagai mukjizat. Seperti permintaan mereka agar Nabi Muhammad ﷺ memiliki rumah yang mewah, kebun dll, sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat surat Al-Isra’ di atas. Mereka menyangka bahwa nubuat berkonsekuensi kemewahan duniawi, padahal sungguh tidak demikian!!
Keempat : Jikalau semua permintaan mereka dipenuhi, maka dikhawatirkan mereka tetap tidak beriman, dan ini akan berkonsekuensi turunnya azab atas mereka di dunia. Padahal sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam penghujung ayat ini,
﴿قُلْ إِنَّ اللَّهَ قَادِرٌ عَلَىٰ أَن يُنَزِّلَ آيَةً وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ﴾
“Katakanlah: “Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mukjizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Al-An’am:37)
Allah ﷻ mengetahui bahwa meskipun mereka tidak beriman, namun akan ada dari anak keturunan mereka yang nantinya akan beriman. Hal ini merupakan salah satu sebab ditundanya azab atas mereka, namun mereka sama sekali tidak menyadarinya.
________________
Footnote :