20. قَالَتْ أَنَّىٰ يَكُونُ لِى غُلَٰمٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِى بَشَرٌ وَلَمْ أَكُ بَغِيًّا
qālat annā yakụnu lī gulāmuw wa lam yamsasnī basyaruw wa lam aku bagiyyā
20. Maryam berkata: “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!”
Tafsir:
Karena wanita normal hanya bisa melahirkan seorang anak setelah berhubungan suami-istri, baik dalam pernikahan yang sah maupun dalam perzinahan, sedangkan Maryam tidaklah menikah, dan ia adalah wanita yang suci dari perzinahan. Yang dimaksud oleh Maryam dengan sentuhan lelaki adalah sentuhan yang syar’i, yaitu dengan pernikahan([1]).
_______
Footnote: