21. قَالَ كَذَٰلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَىَّ هَيِّنٌ ۖ وَلِنَجْعَلَهُۥٓ ءَايَةً لِّلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِّنَّا ۚ وَكَانَ أَمْرًا مَّقْضِيًّا
qāla każālik, qāla rabbuki huwa ‘alayya hayyin, wa linaj’alahū āyatal lin-nāsi wa raḥmatam minnā, wa kāna amram maqḍiyyā
21. Jibril berkata: “Demikianlah”. Tuhanmu berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan”.
Tafsir:
Ini adalah jawaban atas keheranan Maryam. Ia juga menegaskan bahwa Jibril AS hanyalah menukil perkataan Allah ﷻ. Perhatikanlah, “Hal itu adalah mudah bagi-Ku”, ucapan semacam ini mustahil diucapkan oleh Jibril AS tentang dirinya.
Kelahiran Isa ‘alaihissalam Allah ﷻ jadikan sebagai mukjizat dan pengutusannya sebagai nabi dan rasul sebagai rahmat bagi umat manusia. Rahmat secara khusus bagi Bani Israil dan juga secara umum bagi umat manusia ketika menjelang Hari Kiamat, karena Nabi Isa ‘alaihissalam lah yang akan Allah ﷻ turunkan untuk membunuh Dajjal, membebaskan manusia dari fitnahnya yang dahsyat, kemudian beliau AS lah yang akan memerintah di muka bumi dengan keadilan dan kearifan, sehingga manusia ketika itu akan hidup dengan penuh kenyamanan, keamanan, dan ketentraman. Sampai-sampai dikisahkan bahwa domba bisa menggembala bersama serigala namun tanpa khawatir akan diterkam, anak kecil yang menginjak ular tidak khawatir akan dipatuk, dan unta yang hidup berdampingan dengan singa tanpa khawatir dimangsa.
Kemudian Allah ﷻ menegaskan bahwa keputusan ini telah ditetapkan, sehingga tidak ada tawaran bagi Maryam untuk memilih ujian yang lain.([1])