9. قَالَ كَذَٰلِكَ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَىَّ هَيِّنٌ وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِن قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْـًٔا
qāla każālik, qāla rabbuka huwa ‘alayya hayyinuw wa qad khalaqtuka ming qablu wa lam taku syai`ā
9. Tuhan berfirman: “Demikianlah”. Tuhan berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali”.
Tafsir:
Allah ﷻ ingin meyakinkan Nabi Zakariyya ‘Alaihissalam akan janji-Nya. Bukankah engkau wahai Zakariyya dahulunya tidak ada di dunia ini, lalu Aku pun membuatmu ada? Sebagaimana hal itu sangatlah mudah bagiKu, maka memberikanmu seorang anak dengan kondisimu yang demikian tentulah lebih mudah bagi Allah ﷻ. Bukankah menciptakan sesuatu dari ketiadaan jauh lebih sulit secara logika dibandingkan menciptakan sesuatu dari kewujudan?
Bukankah menciptakan seorang bayi dari air mani laki-laki juga merupakan kejaiaban yang jauh di luar kemampuan otak manusia? Namun karena seringnya ia terjadi, kita jadi terlupa bahwa ini adalah suatu keajaiban dan tanda kekuasaan Allah ﷻ.
Namun demikian, Nabi Zakariyya masih penasaran, Beliau ‘Alaihissalam mengatakan,
Firman Allah ﷻ,
﴿قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِي آيَةً ۚ قَالَ آيَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلَاثَ لَيَالٍ سَوِيًّا﴾
“Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda”. Tuhan berfirman: “Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat”.” (QS. Maryam: 10)