48. وَلَا تُطِعِ ٱلْكَٰفِرِينَ وَٱلْمُنَٰفِقِينَ وَدَعْ أَذَىٰهُمْ وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلًا
wa lā tuṭi’il-kāfirīna wal-munāfiqīna wa da’ ażāhum wa tawakkal ‘alallāh, wa kafā billāhi wakīlā
48. Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang-orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakkallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pelindung.
Tafsir :
Di dalam ayat ini, Allah ﷻ memberikan perintah kepada Nabi Muhammad ﷺ agar tidak mengikuti orang-orang kafir ataupun orang-orang munafik. Mereka memiliki keinginan dari Nabi Muhammad ﷺ, sehingga mereka sibuk mengganggu beliau ﷺ di dalam dakwahnya.
Firman Allah ﷻ,
وَدَعْ أَذَاهُمْ
“Dan janganlah engkau hiraukan gangguan mereka.”
Para ulama menyebutkan ada 2 makna dari ayat ini, yaitu:
- Jangan membalas gangguan mereka. أَذَاهُمْ berbentuk idhafah kepada objek kalimat, sehingga bermakna ‘Janganlah engkau mengganggu mereka’
- Jangan pedulikan gangguan mereka. Adapun أَذَاهُمْ berbentuk idhafah kepada subjek kalimat, sehingga bermakna ‘Janganlah engkau pedulikan gangguan mereka.([1])
Allah ﷻ memberikan kedua larangan ini kepada Nabi Muhammad ﷺ. Sangat mungkin bagi Nabi Muhammad ﷺ untuk membalasnya. Apalagi beliau ﷺ tinggal di Madinah. Ketika ada orang munafik yang mencari perkara, maka Nabi Muhammad ﷺ bisa membalasnya. Beliau ﷺ memiliki kekuatan untuk membalas keburukan mereka. Namun, Allah ﷻ melarang beliau untuk membalasnya.
Allah ﷻ melarang beliau ﷺ untuk tidak mempedulikan gangguan mereka. Allah ﷻ memerintahkan beliau agar sibuk dengan dakwah beliau ﷺ dan banyak berzikir kepada Allah ﷻ. Janganlah mempedulikan mereka, karena mereka tidak akan pernah berhenti mengganggu beliau ﷺ. Karena itulah sejatinya sifat-sifat munafik dan kafir.
Firman Allah ﷻ,
وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا
“Dan bertawakallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung.”
Allah ﷻ mengarahkan agar beliau hendaknya selalu bertawakal kepada Allah ﷻ dalam segala hal.
وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا
“Dan cukuplah Allah sebagai pelindung.”
Sebagian ulama menyebutkan bahwa cukuplah Allah ﷻ sebagai tempat untuk bersandar([2]). Adapun menurut Syaikh al-‘Utsaimin menyebutkan bahwa وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا ‘Dan cukuplah Allah sebagai pelindung’, dengan disertai huruf بِ bermakna sighoh taájjubiyah, artinya adalah Allah ﷻ adalah sungguh menakjubkan Allah sebaik-baik tempat bertawakal([3]).
Inilah arahan kepada Nabi Muhammad ﷺ dalam menghadapi gangguan-gangguan orang-orang kafir dan orang-orang munafik.
________________
Footnote :
([1]) Lihat: At-Tahrir wa at-Tanwir, (22/58).