67. فَأَوْجَسَ فِى نَفْسِهِۦ خِيفَةً مُّوسَىٰ
fa aujasa fī nafsihī khīfatam mụsā
67. Maka Musa merasa takut dalam hatinya.
Tafsir:
Ya, sihir mereka saat itu memang sangatlah sakti dan menakjubkan. Mereka berhasil menyihir seluruh hadirin yang amat banyak ketika itu, bahkan Nabi Musa ‘Alaihissalam pun ikut tersihir oleh mereka. Nabi Musa ‘Alaihissalam pun sempat gentar melihat banyaknya ular yang merayap cepat ke arahnya.
Pernyataan Al-Qur’an ini adalah dalil bahwa sekelas nabi pun mungkin saja terkena sihir([1]). Ini juga merupakan dalil yang membantah para penolak hadis yang menerangkan bahwa Rasulullah SAW pernah tersihir. Meskipun demikian, Allah ﷻ melindungi para nabi-Nya, sehingga seandainya ada di antara mereka yang tersihir, itu sama sekali tidaklah akan berpengaruh terhadap wahyu yang ia emban.
Sihir hanyalah berefek pada indera seseorang. Ia tidak dapat merubah suatu unsur menjadi hakikat unsur yang lain. Ia tidak bisa merubah tongkat menjadi ular, manusia menjadi batu, daun menjadi uang, kerikil menjadi emas, dan yang semisalnya. Sihir hanya mempermainkan khayalan dan penglihatan korbannya. Seandainya para penyihir Fir’aun mampu merubah suatu unsur menjadi unsur yang lain, tentu mereka lah yang seharusnya dengan mudahnya memimpin Mesir, dan tidak perlu tunduk di bawah kekuasaan Fir’aun.
_______
Footnote:
([1]) Lihat Tafsir Al-Qurthubiy: 11/ 222 dan Fathul-Qadir: 3/ 443.