133. وَقَالُوا۟ لَوْلَا يَأْتِينَا بِـَٔايَةٍ مِّن رَّبِّهِۦٓ ۚ أَوَلَمْ تَأْتِهِم بَيِّنَةُ مَا فِى ٱلصُّحُفِ ٱلْأُولَىٰ
wa qālụ lau lā ya`tīnā bi`āyatim mir rabbih, a wa lam ta`tihim bayyinatu mā fiṣ-ṣuḥufil-ụlā
133. Dan mereka berkata: “Mengapa ia tidak membawa bukti kepada kami dari Tuhannya?” Dan apakah belum datang kepada mereka bukti yang nyata dari apa yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu?
Tafsir:
Ayat ini membawakan salah satu tantangan dan ejekan dari kaum musyrikin kepada Nabi ﷺ, yang beliau ﷺ diperintahkan untuk bersabar darinya. Mereka menantang Nabi ﷺ untuk memberikan bukti bahwa beliau adalah seorang utusan Allah ﷻ.([1]) Walaupun kenyataannya, bukti-bukti tersebut sangatlah banyak, dan sudah hadir di hadapan mata kepala mereka. Hanya saja, yang terjadi adalah sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah ﷻ,
﴿أَفَلَمۡ يَسِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَتَكُونَ لَهُمۡ قُلُوبٞ يَعۡقِلُونَ بِهَآ أَوۡ ءَاذَانٞ يَسۡمَعُونَ بِهَاۖ فَإِنَّهَا لَا تَعۡمَى ٱلۡأَبۡصَٰرُ وَلَٰكِن تَعۡمَى ٱلۡقُلُوبُ ٱلَّتِي فِي ٱلصُّدُورِ ٤٦﴾
“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?! Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” QS. Al-Hajj: 46
Allah ﷻ juga berfirman,
﴿وَلَقَدۡ ذَرَأۡنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِۖ لَهُمۡ قُلُوبٞ لَّا يَفۡقَهُونَ بِهَا وَلَهُمۡ أَعۡيُنٞ لَّا يُبۡصِرُونَ بِهَا وَلَهُمۡ ءَاذَانٞ لَّا يَسۡمَعُونَ بِهَآۚ أُوْلَٰٓئِكَ كَٱلۡأَنۡعَٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡغَٰفِلُونَ ١٧٩﴾
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” QS. A;-A’raf: 179
Kemudian Allah ﷻ menyatakan[2], bukankah telah datang kepada mereka bukti yang nyata pada ash-shuhuf al-uulaa (kitab-kitab terdahulu), seperti Taurat, Injil, Zabur dan yang lainnya?! Sebagian ulama[3] menyebutkan makna yang lain, yaitu, bukankah telah datang kepada mereka bukti yang nyata pada Al-Qur’an, yang mana ia merupakan penjelas dan penyempurna ash-shuhuf al-uulaa (kitab-kitab terdahulu), seperti Taurat, Injil, Zabur dan yang lainnya?!
______
Footnote:
([1]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubi 11/264
[2] Ini pendapat Imam Ath-Thabari dalam Tafsirnya.
[3] Ini pendapat Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya.