62. فَتَنَٰزَعُوٓا۟ أَمْرَهُم بَيْنَهُمْ وَأَسَرُّوا۟ ٱلنَّجْوَىٰ
fa tanāza’ū amrahum bainahum wa asarrun-najwā
62. Maka mereka berbantah-bantahan tentang urusan mereka di antara mereka dan mereka merahasiakan percakapan (mereka).
Tafsir:
Kebimbangan sempat merasuki mental para penyihir, karena mereka tahu pasti bahwasanya apa yang diucapkan oleh Nabi Musa ‘Alaihissalam bukanlah perkataan seorang penyihir. Seorang penyihir yang akan berduel tidak akan berbicara demikian, melainkan akan sibuk memamerkan kehebatan sihirnya. Mereka terkejut, karena informasi yang mereka terima adalah bahwasanya lawan yang akan mereka hadapi adalah seorang penyihir seperti mereka, bukanlah seorang nabi utusan Allah ﷻ.
Sebagian ulama mengatakan bahwa di antara bisikan di antara mereka adalah, “Jika orang ini benar, maka ayo kita semua beriman kepadanya!”. ([1])
Namun demikian, tetap saja ada di antara mereka yang tetap memanaskan suasana, dengan memprovokasi rekan-rekannya sesama penyihir.
_______
Footnote: