9. يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ نِعْمَةَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَآءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَّمْ تَرَوْهَا ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا
yā ayyuhallażīna āmanużkurụ ni’matallāhi ‘alaikum iż jā`atkum junụdun fa arsalnā ‘alaihim rīḥaw wa junụdal lam tarauhā, wa kānallāhu bimā ta’malụna baṣīrā
9. Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan.
Tafsir :
Dalam ayat ini Allah mengingatkan hamba-hamba-Nya yang beriman tentang kenikmatan yang Dia berikan kepada mereka. Tentunya panggilan orang yang beriman dalam ayat ini yang masuk pertama kali adalah para sahabat Nabi ﷺ. Namun meskipun demikian sesungguhnya nikmat yang didapatkan oleh para sahabat tatkala itu merupakan nikmat bagi kita. Karena dengan pertolongan Allah ﷻ kepada mereka maka sampailah agama Islam kepada kita.([1])
Tatkala itu pasukan sekutu yang terdiri dari orang-orang kafir Quraisy sebanyak 4000 pasukan dan kabilah lain yang berjumlah 6000 pasukan datang ke Madinah dan mengepung orang-orang beriman. Allah menggunakan kata جُنُودٌ pada ayat tersebut yang artinya pasukan dengan bentuk nakirah di antara fungsinya adalah untuk menjelaskan betapa banyaknya jumlah mereka dan betapa kuatnya pasukan tersebut.([2])
Kemudian Allah menolong orang-orang yang beriman dengan mengirim kepada pasukan itu angin kencang yang merobohkan tenda-tenda dan menumpahkan panci-panci mereka. Sebagian ahli tafsir menyebutkan bahwa yang dikirimkan kepada mereka adalah angin timur yang daya rusaknya tidak terlalu kuat namun cukup untuk memorak-porandakan camp-camp mereka([3]).
Allah juga mengutus para malaikat dari langit untuk menolong orang-orang beriman. Allah Maha Mengetahui segala yang kalian kerjakan, tidak ada yang tersembunyi dari-Nya. Oleh karenanya jika seorang hamba tahu bahwa Rabb-Nya adalah Rabb yang Maha melihat dan mengetahui apa saja yang ia lakukan selayaknya ia jadikan hal ini sebagai motivasi baginya untuk beramal saleh dan ikhlas dalam beramal serta sebagai peringatan agar selalu menjauhi kemaksiatan sekecil apa pun.
_________________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir al-Utsaimin surat Al-Ahzab hlm. 91
([2]) Lihat: Tafsir al-Utsaimin surat Al-Ahzab hlm. 91-92
([3]) Sebagaimana dalam sabdanya,
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نُصِرْتُ بِالصَّبَا وَأُهْلِكَتْ عَادٌ بِالدَّبُورِ
Dari Ibnu Abbas radliallahu ‘anhuma dari Nabi ﷺ beliau bersabda, “Aku ditolong dengan bantuan angin (yang bertiup dari timur) sedangkan kaum ‘Aad dihancurkan dengan angin (yang bertiup dari barat).” [HR. Bukhari No. 3796]