45. قَالَا رَبَّنَآ إِنَّنَا نَخَافُ أَن يَفْرُطَ عَلَيْنَآ أَوْ أَن يَطْغَىٰ
qālā rabbanā innanā nakhāfu ay yafruṭa ‘alainā au ay yaṭgā
45. Berkatalah mereka berdua: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas”.
Tafsir:
Apa yang diungkapkan oleh Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS adalah rasa takut yang alami, sehingga ia merupakan tabiat yang wajar pada manusia dan tidaklah tercela. Sebagaimana yang dirasakan Nabi Musa AS ketika kabur dari Mesir menuju Madyan lantaran takut tertangkap oleh Fir’aun dan bala tentaranya. Allah ﷻ berfirman,
﴿فَخَرَجَ مِنْها خائِفاً يَتَرَقَّبُ﴾
“Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir.” (QS. Al-Qashash : 21)
Jangan sampai kita salah paham, dengan menyangka bahwa semua jenis rasa takut kepada selain Allah ﷻ adalah hal yang terlarang. Rasa takut kepada hewan buas, penyakit berbahaya, seorang yang kejam, atau yang semisalnya, adalah hal yang wajar, dan ia tidaklah bertentangan dengan tauhid.