25. قُل لَّا تُسْـَٔلُونَ عَمَّآ أَجْرَمْنَا وَلَا نُسْـَٔلُ عَمَّا تَعْمَلُونَ
qul lā tus`alụna ‘ammā ajramnā wa lā nus`alu ‘ammā ta’malụn
25. Katakanlah: “Kamu tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang kami perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat”.
Tafsir :
Rasulullah g diperintahkan untuk berkata kepada mereka bahwa masing-masing kita memiliki amal perbuatan, dan masing-masing tidak akan ditanya tentang dosa yang lain. Maka hendaknya masing-masing fokus untuk mencari kebenaran([1]). Nabi g diperintahkan untuk menyampaikan demikian kepada mereka agar mereka lebih perhatian kepada dakwah Nabi g([2]). Yaitu sikap lembut Nabi g agar mereka bisa berfikir jernih terhadap substansi dakwah Nabi g. Bahkan jika diperhatikan Nabi g begitu mengalah dalam dialog ini, dari 2 sisi :
Pertama : Pernyataan أَجْرَمْنَا “dosa yang telah kami perbuat” yaitu perbuatan yang disifati dengan dosa.
Kedua : “Kalian tidak akan ditanya tentang dosa yang telah kami perbuat”. Di sini ayat datang dengan fiíl madhi (past) yaitu أَجْرَمْنَا “, seakan-akan dosa telah terjadi.
Sementara yang berkaitan dengan lawan bicara وَلَا نُسْأَلُ عَمَّا تَعْمَلُونَ “Kami tidak akan ditanya tentang apa yang akan kalian perbuat”, di sini Allah menggunakan fiíl mudhori’ عَمَّا تَعْمَلُونَ “apa yang akan kalian perbuata” yang menunjukan masa depan. Yaitu Allah tidak mensifati perbuatan mereka dengan dosa tetapi dengan perbuatan, dan selain itu tentang yang akan mereka perbuat di kemudian hari, seakan-akan dosa mereka yang telah lalu tidak digubriskan terlebih dahulu([3]).
Ini menunjukan Nabi g disuruh berdialog dengan benar-benar mengalah dalam pembicaraan, tidak lain kecuali agar mereka benar-benar bisa berfikir jernih dan perhatian terhadap substansi diskusi.
______________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir As-Sa’di hal 679