52. وَقَالُوٓا۟ ءَامَنَّا بِهِۦ وَأَنَّىٰ لَهُمُ ٱلتَّنَاوُشُ مِن مَّكَانٍۭ بَعِيدٍ
wa qālū āmannā bih, wa annā lahumut-tanāwusyu mim makānim ba’īd
52. dan (di waktu itu) mereka berkata: “Kami beriman kepada Allah”, bagaimanakah mereka dapat mencapai (keimanan) dari tempat yang jauh itu.
Tafsir :
Dalam keadaan seperti itu, orang-orang musyrik langsung berkata “Kami beriman”. Mereka mengucapkannya tanpa menunda-nunda. Mereka berharap pengakuan mereka akan menyelamatkan mereka. ([1])
Beriman terhadap apa? Yaitu beriman dengan seluruh yang mereka ingkari, baik beriman kepada Allah ﷻ, kepada nabi, hari kebangkitan, atau neraka yang dulu mereka ingkari di dunia.
Maksud dari التَّنَاوُشُ adalah mengambil sesuatu dari tempat yang jauh. Syekh Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa maknanya adalah mengambil sesuatu dengan ujung jari([2]). Hal ini dikarenakan sesuatu yang dekat biasanya bisa diambil dengan cara digenggam. Berbeda dengan sesuatu yang jauh yang hanya bisa diraih dengan ujung-ujung jari. Maksudnya bagaimana mungkin bisa mereka mengambil keimanan? Dari tempat yang jauh saja mereka tidak bisa untuk meraihnya, terlebih lagi untuk meraihnya dari tempat yang dekat? Sebagian ulama mengatakan bahwa keimanan hanya bisa diraih di tempatnya yaitu di dunia, sedangkan untuk kembali merupakan sesuatu yang mustahil. Sehingga hal tersebut adalah harapan yang sangat jauh untuk diraih. Ini merupakan metode Allah ﷻ dalam mengungkapkan sesuatu yang jauh sebagai bentuk penghinaan kepada mereka.
________________
Footnote :