18. وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ ٱلْقُرَى ٱلَّتِى بَٰرَكْنَا فِيهَا قُرًى ظَٰهِرَةً وَقَدَّرْنَا فِيهَا ٱلسَّيْرَ ۖ سِيرُوا۟ فِيهَا لَيَالِىَ وَأَيَّامًا ءَامِنِينَ
wa ja’alnā bainahum wa bainal-qurallatī bāraknā fīhā quran ẓāhirataw wa qaddarnā fīhas-saīr, sīrụ fīhā layāliya wa ayyāman āminīn
18. Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan dengan aman.
Tafsir :
Ayat ini menjelaskan bahwa di antara nikmat yang Allah ﷻ berikan kaum Saba’ adalah Allah ﷻ menjadikan negeri mereka lebih dekat dengan negeri yang telah Allah ﷻ berkahi. Karena mereka butuh terhadap perjalanan untuk berdagang dan safar dalam banyak keperluan, maka Allah ﷻ berikan karunia kepada mereka dengan didekatkannya negeri mereka dengan negeri yang diberkahi.
Para ulama khilaf tentang penyebutan negeri yang Allah ﷻ berkahi. Sebagian mereka menyebutkan bahwa negeri tersebut adalah negeri Syam. Ada juga yang mengatakan bahwa negeri tersebut adalah negeri San’a. ([1])
Allah ﷻ juga menjadikan di antara kedua negeri tersebut قُرًى ظَاهِرَةً ‘negeri-negeri yang tampak’, maksudnya adalah:
- Negeri Saba’ merupakan pusat suatu negeri, begitu juga halnya dengan Syam atau San’a. Di antara dua pusat negeri tersebut terdapat قُرًى ظَاهِرَةً, yaitu negeri-negeri kecil.
- Ada juga yang berpendapat bahwa jarak antara negeri-negeri tersebut tidak jauh, sehingga negeri yang satu saling terlihat dengan negeri yang lain. Oleh karenanya, disebut dengan قُرًى ظَاهِرَةً yang bermakna negeri yang saling terlihat/tampak.
- Ada juga yang menyebutkan bahwa yang dimaksud adalah negeri-negeri kecil yang ada di atas gunung atau bukit-bukit kecil yang terlihat dari jauh. Allah ﷻ menjadikan negeri Saba’ dan negeri yang diberkahi tersebut tidak jauh. Karena di antara dua negeri tersebut hanya ada kota-kota kecil yang saling berdekatan, maka mereka hanya membutuhkan perjalanan selama setengah hari saja. Sehingga ketika mereka hendak melakukan perjalanan, Allah ﷻ membuat mereka nyaman dan aman di dalam safar mereka. Mereka tidak harus menghabiskan waktu berhari-hari untuk menempuh perjalanan mereka. ([2])
Firman Allah ﷻ,
سِيرُوا فِيهَا لَيَالِيَ وَأَيَّامًا آمِنِينَ
“Berjalanlah kamu di negeri-negeri itu pada malam dan siang hari dengan aman.” (QS. Saba’: 18)
Di antara kenikmatan yang Allah ﷻ berikan kepada mereka adalah nikmat aman. Dengan karunia Allah ﷻ yang diberikan kepada mereka berupa jarak negeri yang saling berdekatan dengan negeri yang diberkahi, mereka pun bisa menempuh perjalanan mereka dengan penuh rasa aman. Karena jika ada banyak kota yang jaraknya saling berdekatan, maka tidak banyak penjahat yang berada di jalan. Jika mereka kelelahan di dalam safar mereka, maka mereka dapat beristirahat dan singgah di kota yang sedang mereka lewati, sehingga mereka mencapai tempat tujuan mereka dengan kesusahan dan kepayahan yang sedikit.
Allah ﷻ mendahulukan penyebutan malam hari dari pada siang hari, karena kebutuhan keamanan di malam hari lebih dibutuhkan dari pada keamanan di siang hari. Inilah di antara nikmat yang Allah ﷻ berikan kepada mereka.([3])
Di antara faedah dari ayat ini adalah bahwa para ulama menyebutkan bahwa di antara nikmat yang luar biasa adalah nikmat keamanan. Allah ﷻ telah menyebutkan di dalam banyak ayat tentang kenikmatan ini dan di antaranya di dalam surah Saba’ ini. Inilah salah satu nikmat yang harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh dan diperlukan oleh setiap orang. Dengan keamanan, semua aktivitas dan kemaslahatan bisa berjalan dengan baik. Ketika rasa keamanan hilang dari diri seseorang, maka dia tidak akan bisa melanjutkan aktivitasnya, dia akan merasakan kesusahan untuk melanjutkan kebiasaannya dan ibadahnya.
Oleh karenanya, dengan nikmat keamanan ini, hendaknya setiap orang bersyukur dan senantiasa menjaga kenikmatan tersebut. Jangan sampai seseorang berbuat sesuatu yang dapat menggelisahkan masyarakat, sehingga menghilangkan rasa keamanan mereka. Sesungguhnya perbuatan tersebut termasuk ke dalam dosa besar. Rasulullah ﷺ bersabda,
لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا
“Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti muslim yang lain.”([4])
Bayangkan, jika yang seseorang membuat takut jutaan orang, baik dengan propaganda atau provokasi, sehingga membuat rasa cemas dan kegelisahan pada banyak orang. Oleh karenanya, hendaknya seseorang selalu waspada terhadap setiap perbuatannya.
Hendaknya kita senantiasa beryukur kepada Allah ﷻ terhadap rasa keamanan yang ditetapkan di dalam diri kita. Bisa saja seseorang mendapati hal-hal yang tidak disukai, tetapi sejatinya secara keseluruhan dia berada di dalam nikmat yang Allah ﷻ berikan kepadanya berupa nikmat aman. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang diuji dengan peperangan serta rasa tidak aman dalam kejadian tersebut. Jadi, di antara nikmat yang perlu disyukuri adalah nikmat aman.
Jangan sampai salah satu dari kita memiliki andil dengan memberikan rasa takut dan kekhawatiran kepada banyak orang, baik dengan perkataan maupun perbuatan hanya sekedar untuk memuaskan hawa nafsunya, untuk mendapatkan banyak pengikut dan menjadi pusat perhatian banyak orang atau hanya mencari sensasi -bahkan nafkah- di media sosial. Oleh karenanya, hendaknya kita selalu berhati-hati terhadap perkataan maupun perbuatan yang kita lakukan dan tahu diri agar tidak menjadi bagian orang-orang yang mengganggu ketenteraman dan keamanan orang lain.
____________________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir al-Alusi, (11/303).
([2]) Lihat: Tafsir al-Alusi, (11/303).
([3]) Lihat: Tafsir al-Alusi, (11/304).
([4]) HR. Ahmad No. 23064 dan Abu Dawud No. 5004 dan dinyatakan sahih oleh al-Arnauth.