7. وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ هَلْ نَدُلُّكُمْ عَلَىٰ رَجُلٍ يُنَبِّئُكُمْ إِذَا مُزِّقْتُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ إِنَّكُمْ لَفِى خَلْقٍ جَدِيدٍ
wa qālallażīna kafarụ hal nadullukum ‘alā rajuliy yunabbi`ukum iżā muzziqtum kulla mumazzaqin innakum lafī khalqin jadīd
7. Dan orang-orang kafir berkata (kepada teman-temannya). “Maukah kamu kami tunjukkan kepadamu seorang laki-laki yang memberitakan kepadamu bahwa apabila badanmu telah hancur sehancur-hancurnya, sesungguhnya kamu benar-benar (akan dibangkitkan kembali) dalam ciptaan yang baru?
Tafsir :
Terdapat beberapa pendapat yang menyebutkan tentang siapakah orang-orang kafir yang dimaksud dalam ayat tersebut. Pendapat pertama menyebutkan bahwa mereka adalah para pembesar Quraisy yang sedang menghasut kaumnya. Pendapat kedua mereka adalah orang-orang Mekah yang sedang menghasut para pendatang, sebagaimana diketahui kota Mekah saat itu merupakan pusat peribadatan dan perekonomian.([1])
Firman Allah ﷻ, رَجُلٍ yang artinya ‘seorang laki-laki’ disebutkan dalam bentuk nakirah yang menjelaskan bahwasanya mereka melakukan hal tersebut dengan maksud menghina Nabi Muhammad ﷺ ([2]). Padahal mereka sudah mengenal betul siapakah lelaki tersebut. Namun, mereka sengaja menyebutkannya dengan nakirah (seorang lelaki) sebagai bentuk penghinaan kepada beliau ﷺ. Selanjutnya mereka menyebutkan bahwa apa yang dikabarkan oleh Muhammad ﷺ adalah sesuatu yang tidak masuk akal yaitu bahwasanya seorang yang sudah hancur lebur akan dibangkitkan kembali oleh Allah ﷻ. Dari sini kita tahu bahwa Nabi Muhammad ﷺ dihina dari dua sisi; pertama beliau dianggap sebagai seorang yang tidak dikenal dan kedua beliau dianggap sebagai seorang yang datang dengan perkara yang aneh, mustahil dan di luar akal manusia.
________________
Footnote :