24. ٱذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ
iż-hab ilā fir’auna innahụ ṭagā
24. Pergilah kepada Fir’aun; sesungguhnya ia telah melampaui batas”.
Tafsir:
Telah disebutkan pada ayat-ayat sebelumnya dua mukjizat yang Allah ﷻ anugerahkan kepada Nabi Musa AS. Pada ayat ini, Allah ﷻ mengatakan bahwa kedua mukjizat tersebut adalah pendukung tugas yang akan diberikan kepada Nabi Musa AS, yaitu mendakwahi Firaun. Tugas ini sangatlah berat, dan tentu Nabi Musa AS mengetahui hal itu dengan pasti, karena beliau tumbuh dewasa bersama Firaun. Beliau AS benar-bena mengetahui bagaimana kebebalan, kekejaman, kehebatan, kekuasaan, kebengisan, dan kesombongan Fir’aun. Allah ﷻ sebutkan salah satu sifat Firaun,
﴿وَفِرْعَوْنَ ذِي الْأَوْتَادِ﴾
“dan kaum Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak).” (QS. Al-Fajr: 10)
Bahkan sebagian ulama menyebutkan bahwa Firaun lah yang pertama kali menyiksa orang dengan mengikatkan tali di kedua tangannya dan di kedua kakinya, lalu kedua ujung tali itu ditarik oleh kuda atau binatang lainnya, hingga tubuh orang tersebut tercabik menjadi dua([1]).
Selain itu, Firaun juga sosok penguasa yang pandai dan mahir berbicara. Tidak berlebihan jika kita katakan bahwa Fir’aun adalah raja bengis yang sempurna.
Terlebih lagi Musa AS kabur dari Mesir setelah melakukan dosa besar menurut Fir’aun dan rakyatnya, yaitu membunuh salah seorang dari bangsa Fir’aun, yaitu bangsa Qibthi. Anda bisa bayangkan, Musa AS yang merupakan buronan raja yang demikian bengisnya, diperintahkan oleh Allah ﷻ untuk mendatanginya, dan mendakwahkan kepadanya agama yang bertentangan dengan keyakinannya selama ini. Musa AS yang lari ke Madyan untuk menghindar dari Fir’aun dan bala tentaranya, malah diperintahkan oleh Allah ﷻ untuk mendatangi Fir’aun dan mendakwahinya di kandang kekuasaanya.
Walaupun demikian, Nabi Musa AS tidaklah menolaknya, atau meminta kepada Allah ﷻ tugas lain sebagai pengganti. Akan tetapi beliau AS hanya meminta pertolongan Allah ﷻ, dengan sebuah doa yang masyhur pada ayat selanjutnya.
Footnote:
_______