25. قَالَ رَبِّ ٱشْرَحْ لِى صَدْرِى
qāla rabbisyraḥ lī ṣadrī
25. Berkata Musa: “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku.
Tafsir:
Musa membuka doanya dengan permintaan agar Allah ﷻ melapangkan dadanya. Dada yang lapang identik dengan pikiran yang tenang yang dapat menghadapi berbagai rintangan dengan mudah. Dengan dada yang lapang, urusan yang berat bisa menjadi ringan, dan urusan yang genting bisa dihadapi dengan tenang. Demikianlah, ternyata memang sekian situasi genting akhirnya berhasil dilalui oleh Nabi Musa AS dengan baik, dengan izin Allah ﷻ.
Ketika pelarian Nabi Musa AS bersama Bani Israil terhenti dengan hadangan Laut Merah, sementara Fir’aun dan bala tentaranya semakin mendekat di belakang mereka, Bani Israil pun mulai putus asa, dan yakin bahwa mereka akan segera tersusul dan tertangkap oleh Firaun dan bala tentaranya. Akan tetapi ternyata Nabi Musa AS menjawab kekhawatiran mereka dengan penuh keyakinan dan ketenangan,
﴿كَلَّا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ﴾
“Sekali-kali tidak! Sungguh Rabbku bersamaku akan memberi petunjuk!” (QS Asy-Syu’aro : 62).
Para ulama menyebutkan bahwa ada dua jenis kelapangan dada yang diminta oleh Musa AS, yaitu kelapangan dada untuk bisa memahami apa yang Allah ﷻ wahyukan dan agar bisa berbicara kepada Firaun dengan keberanian, serta kelapangan dada agar bisa tenang dan rida dalam menghadapi gangguan yang akan dilancarkan oleh Fir’aun dan bala tentaranya kepada beliau AS.