13. وَأَنَا ٱخْتَرْتُكَ فَٱسْتَمِعْ لِمَا يُوحَىٰٓ
wa anakhtartuka fastami’ limā yụḥā
13. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).
Tafsir:
Ini dalil bahwasanya kenabian dan kerasulan adalah pilihan mutlak dari Allah ﷻ dan bukan sesuatu yang didapat dengan cara diusahakan. Allah ﷻ berfirman,
﴿وَإِذَا جَاءَتْهُمْ آيَةٌ قَالُوا لَنْ نُؤْمِنَ حَتَّىٰ نُؤْتَىٰ مِثْلَ مَا أُوتِيَ رُسُلُ اللَّهِ ۘ اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ ۗ ﴾
“Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka, mereka berkata: “Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah ﷻ“. Allah ﷻ lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan.” (QS. Al-An’am: 124)
Adapun pendapat Ibnu Sina, bahwa kenabian bisa didapatkan dengan cara berusaha dengan latihan-latihan khusus, maka ia adalah klaim yang batil dan tidak benar. Para nabi dan rasul tidaklah pernah berlatih apa pun untuk menjadi nabi. Kita semua tay bahwa ketika Rasulullah ﷺ pertama kali didatangi Malaikat Jibril, beliau terkejut dan merasakan ketakutan yang luar biasa, yang menunjukkan bahwa beliau sama sekali tidak pernah menyangka bahwa beliau ﷺ akan diangkat menjadi seorang nabi dan rasul.
Pemilihan ini adalah anugerah luar biasa bagi Nabi Musa AS, di mana ia dipilih oleh Allah ﷻ untuk mengemban risalah, di antara sekian banyak manusia di zamannya.