12. إِنِّىٓ أَنَا۠ رَبُّكَ فَٱخْلَعْ نَعْلَيْكَ ۖ إِنَّكَ بِٱلْوَادِ ٱلْمُقَدَّسِ طُوًى
innī anā rabbuka fakhla’ na’laīk, innaka bil-wādil-muqaddasi ṭuwā
12. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa.
Tafsir:
Kemudian Allah ﷻ berfirman,
﴿فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ يَا مُوسَىٰ إِنِّي أَنَا رَبُّكَ فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَ ۖ إِنَّكَ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى﴾
“Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: “Hai Musa, sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa.” (QS. Thaha: 11-12)
Ada beberapa pendapat terkait sebab perintah untuk melepas sendal kepada Nabi Musa AS, di antaranya:([1])
Pertama: Lembah tersebut adalah lembah yang diberkahi, sehingga dengan membuka sendal, kaki Nabi Musa AS bisa menyentuh secara langsung keberkahan lembah tersebut.
Kedua: Allah ﷻ hendak mengajarkan kepada Nabi Musa AS adab bertemu dengan Tuhan semesta alam. Ini menunjukkan urgensi adab sebelum menuntut ilmu. Perhatikan bagaimana Allah ﷻ mengajarkan adab kepada Nabi Musa AS, sebelum memberikan wahyu kepadanya.
Footnote
________