36. فَمَا وَجَدْنَا فِيهَا غَيْرَ بَيْتٍ مِّنَ ٱلْمُسْلِمِينَ
fa mā wajadnā fīhā gaira baitim minal-muslimīn
36. Dan Kami tidak mendapati negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang yang berserah diri.
Tafsir :
Maksudnya adalah rumah Nabi Luth. Allah mensifati rumah tersebut dengan rumah kaum muslimin; karena di dalam rumah tersebut memiliki empat anggota keluarga, yaitu Nabi Luth, kedua putrinya yang beriman dan istri beliau yang kafir. Hanya saja istri beliau di dalam kehidupannya menampakkan seakan-akan dia beriman. Artinya dia menampakkan diri sebagai orang yang beriman, namun sejatinya dia tidaklah beriman dan di dalam hatinya menyimpan kekufuran. Dia kufur kepada Allah, bahkan dia yang menunjukkan kepada kaum Nabi Luth, tatkala para malaikat datang bertamu kepada beliau dengan rupa sekelompok laki-laki yang tampan([1]). Dia telah berkhianat, karena dengan datangnya para malaikat yang menjelma sebagai para lelaki yang memiliki wajah yang sangat tampan membuat Nabi Luth khawatir bahwa mereka akan diganggu oleh kaumnya. Dan ternyata benar, istri beliau yang memberitahukan hal itu kepada kaumnya bahwa ada sekelompok laki-laki tampan berada di rumahnya yang bisa jadi ‘santapan’ bagi mereka.([2])
Hal itulah yang menjadi sebab Allah menyebutkan di dalam ayat tersebut ‘kecuali rumah dari orang-orang muslim’ dan tidak menyebutkan ‘kecuali rumah dari orang-orang mukmin’. Karena di rumah tersebut terdapat istri Nabi Luth yang secara dzahir merupakan seorang muslim yang menampakkan keislamannya, namun sejatinya hatinya tidak beriman. Padahal, seseorang jika ingin selamat dari azab harus terkumpul dalam dirinya iman dan islam. Iman dari hati dan islam secara dzahir. Dan istri Nabi Luth menampakkan keislamannya, tetapi sejatinya di dalam hatinya kufur kepada Allah.([3])
Ketika tiba saatnya Allah menimpakan adzab kepada kaum Nabi Luth. Beliau beserta keluarganya diperintahkan untuk keluar meninggalkan negerinya pada malam hari. Lebih tepatnya adalah menjelang waktu subuh. Disamping itu Allah mengisyaratkan agar tidak ada yang menoleh ke belakang saat mereka keluar meninggalkan negeri tersebut. Disebutkan pula bahwa istri beliaupun ikut keluar pula di malam itu. Namun, dia menengok ke arah belakang; karena ingin mengetahui apa yang menimpa kaum Nabi Luth. Akhirnya diapun ikut terkena azab Allah([4]). Hal ini sebagaimana firman Allah.
فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِنَ اللَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ أَحَدٌ إِلَّا امْرَأَتَكَ إِنَّهُ مُصِيبُهَا مَا أَصَابَهُمْ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ أَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيبٍ
“Sebab itu pergilah beserta keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia (juga) akan ditimpa (siksaan) yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?” (QS. Hud: 81)
Allah berfirman memberitahukan bagaimana keadaan kaum Nabi Luth ketika disiksa dengan azab-Nya,
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ
“Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkannya negeri kaum Luth, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar.” (QS. Hud: 82)
Dan dalam firman Allah yang lain,
فَجَعَلْنا عَالِيَها سَافِلَها وَأَمْطَرْنا عَلَيْهِمْ حِجارَةً مِنْ سِجِّيلٍ
“Maka Kami jungkirbalikkan (negeri itu) dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.” (QS. Al-Hijr: 74)
Allah mengangkat negeri tersebut, lalu dibalik dan menurunkan hujan batu yang sangat panas menimpa mereka.
Hal itu disebabkan dosa yang mereka lakukan terlalu besar. Allah mensifati mereka dengan (المُسْرِفُوْنَ) yaitu orang-orang yang melampaui batas, (الْمُجْرِمُوْن) yaitu orang-orang yang berbuat dosa, (يَجْهَلُوْنَ) yaitu orang-orang yang jahil dan sifat-sifat buruk lainnya yang disematkan kepada mereka. Dosa yang mereka lakukan bukan dosa yang biasa. Akan tetapi, suatu dosa yang melanggar dan bertolak belakang dengan fitrah manusia, yaitu melakukan praktek homoseksual. Sehingga Allah membalas dengan azab yang menunjukkan keterbalikan dari fitrah mereka, yaitu negeri mereka dijadikan terbalik dan dihujani dengan batu yang panas oleh Allah.
__________________
Footnote :
([1]) Lihat: At-Tahrir wa At-Tanwir Li ibnu ‘Asyur 27/8.
([2]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubiy 9/75.