26. قَالُوٓا۟ إِنَّا كُنَّا قَبْلُ فِىٓ أَهْلِنَا مُشْفِقِينَ
qālū innā kunnā qablu fī ahlinā musyfiqīn
26. Mereka berkata: “Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab)”.
Tafsir :
Telah disebutkan pada ayat sebelumnya disebutkan bahwa penghuni surga itu saling berbicara dan bertanya. Yaitu mereka saling bertanya satu sama lain tentang hal apa yang menyebabkan mereka bisa masuk surga. Maka dalam ayat ini disebutkan bahwa di antara mereka ada yang menjawab bahwa yang menyebabkan mereka masuk surga adalah karena rasa takut mereka.([1])
Oleh karenanya ayat ini adalah dalil tentang keutamaan seseorang yang takut kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Terlebih lagi dalam ayat ini menjelaskan bahwa mereka takut tatkala sedang berada di tengah-tengah keluarga mereka. Padahal kita ketahui bahwa yang namanya seseorang sedang berkumpul dengan keluarga biasanya sedang bersenang-senang. Seseorang biasanya baru takut tatkala bersendirian, tatkala di masjid, tatkala shalat. Akan tetapi disebutkan bahwa meskipun mereka berada di tengah-tengah keluarga mereka, mereka tetap takut kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Masih ada rasa takut dalam diri mereka bahwa bisa jadi mereka tidak masuk surga. Maka jika sedang ramai mereka sudah takut kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, maka bagaimana lagi jika sedang bersendirian? Inilah mengapa pentingnya rasa takut kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.([2])
Sebagian Ahli Tafsir menyebutkan bahwa perkataan ini adalah perkataan orang tua kepada anaknya. Yaitu mereka takut dan khawatir jika anak-anaknya nakal, berbuat dosa sehingga tidak bisa masuk surga. Sebagian Ahli Tafsir menyebutkan bahwa sebaliknya, perkataan ini adalah perkataan anak kepada orang tuanya. Mereka di dunia takut jika orang tuanya berbuat dosa dan tidak bisa masuk surga. Wallahu a’lam bishshawwab.([3])
___________________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubiy 17/70
([2]) Lihat: At-Tibyan Fi Aqsam Al-Quran Li Ibnu Al-Qayyim hal.278