4. وَٱلْبَيْتِ ٱلْمَعْمُورِ
wal-baitil-ma’mụr
4. dan demi Baitul Ma’mur.
Tafsir :
Secara umum terdapat dua pendapat tentang makna Baitul Makmur dalam ayat ini. Pendapat pertama menyebutkan bahwa Baitul Makmur adalah Ka`bah yang makmur dipenuhi oleh orang-orang yang beribadah dengan tawaf dan sujud, serta tidak pernah sepi jamaáh yang sedang sholat atau thowaf. Sehingga sebagian ulama berpendapat bahwa وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِ maksudnya adalah “Demi Ka`bah”([1]). Pendapat kedua menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Baitul Makmur adalah masjid yang ada di langit ke tujuh, yang para malaikat selalu masuk ke masjid tersebut untuk beribadah([2]). Sebagaimana disebutkan dalam Shahih Muslim, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ثُمَّ رُفِعَ لِي الْبَيْتُ الْمَعْمُورُ، فَقُلْتُ: يَا جِبْرِيلُ مَا هَذَا؟ قَالَ: هَذَا الْبَيْتُ الْمَعْمُورُ يَدْخُلُهُ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ، إِذَا خَرَجُوا مِنْهُ لَمْ يَعُودُوا فِيهِ آخِرُ مَا عَلَيْهِمْ
“Kemudian diangkat (ditampakan) kepadaku ke Baitul Makmur, lalu aku bertanya, ‘Wahai Jibril, apakah ini?’ Lalu Jibril menjawab, ‘Ini adalah Baitul Makmur yang mana dalam setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat akan memasukinya. Setelah mereka keluar, mereka tidak akan memasukinya lagi, karena itu merupakan terakhir kali mereka memasukinya’.”([3])
Hadits ini juga menunjukkan jumlah malaikat yang sangat banyak. Karena setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat yang berbeda yang memasuki Baitul Makmur. Dalam hadits lain juga Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
فَفُتِحَ لَنَا فَإِذَا أَنَا بِإِبْرَاهِيمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُسْنِدًا ظَهْرَهُ إِلَى الْبَيْتِ الْمَعْمُورِ،
“Pintu pun dibukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Ibrahim Alaihissalam, dia sedang menyandarkan punggungnya di Baitul Makmur.”([4])
Pendapat kedua yang menyebutkan bahwa yang dimaksud Baitul Makmur dalam ayat ini adalah Baitul Makmur yang ada di langit merupakan pendapat jumhur salaf dan ulama khalaf. Adapun riwayat-riwayat yang menunjukkan bahwa Baitul Makmur berada persis di atas Ka`bah, maka riwayat-riwayat tersebut semuanya dha’if ([5]).
Inilah dua pendapat yang para ulama khilaf tentang Baitul Makmur mana yang dimaksud dalam ayat ini. Karena meskipun Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut tentang adanya Baitul Makmur di langit, akan tetapi tidak ada isyarat kuat yang menunjukkan bahwa Baitul Makmur yang dilangitlah yang dimaksud dalam ayat ini sehingga sebagian ulama berpendapat bahwa Baitul Makmur yang dimaksud adalah Ka`bah. Akan tetapi Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan bahwa keduanya sama saja, baik itu Baitul Makmur yang ada di langit ataupun di bumi keduanya sama-sama tempat yang makmur dengan peribadahan. Di langit dipenuhi dengan peribadahan para malaikat, sedangkan di bumi dipenuhi dengan peribadahan para manusia.([6])
____________________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Ats-Tsa’labiy 9/124
([2]) Lihat: Tafsir Ath-Thabariy 22/454
([5]) Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Sholeh Alu Syhaikh hafidzahullah (LIhat Tafsiir al-Mufashhol, Shalih Alu Asy-Syaikh hal 98)
([6]) Lihat: At-Tibyan Fi Aqsam Al-Quran Li Ibnu Al-Qayyim hal.266