1. وَٱلطُّورِ
waṭ-ṭụr
1. Demi bukit.
Tafsir :
Sebagaimana disebutkan oleh sebagian para salaf bahwasanya kata الطُّورِ dalam bahasa Siryani maknanya adalah,
جَبَلٌ أَنْبَتَ (شَجَرًا)
“Gunung yang menumbuhkan (pohon-pohon).”([1])
Kemudian الطُّورِ diserap ke dalam bahasa Arab([2]). Berbeda dengan kata جَبَلٌ dalam bahasa Arab, جَبَلٌ dalam bahasa Arab bermakna gunung yang tandus seperti gunung-gunung di Madinah dan kota Mekkah. Maka adapun الطُّورِ adalah sebutan untuk gunung-gunung yang memiliki tumbuh-tumbuhan seperti gunung-gunung yang ada di Indonesia.([3])
Para ulama khilaf tentang penyebutan kata الطُّورِ dalam surah ini. Secara umum ada dua pendapat, pertama bahwa apakah Allah Subhanahu wa ta’ala bersumpah dengan gunung Ath-Thur secara umum; kedua atau apakah Allah Subhanahu wa ta’ala bersumpah dengan gunung Ath-Thur Sina yang merupakan gunung spesial dimana Nabi Musa ‘alaihissalam pernah dipanggil dan diajak berbicara oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Imam Ibnu Katsir lebih condong kepada pendapat pertama, akan tetapi jumhur mufassir lebih condong kepada pendapat kedua bahwasanya Ath-Thur yang dimaksud dalam ayat ini adalah gunung Thur Sina. Adapun pendapat yang lebih kuat adalah yang dimaksud Ath-Thur dalam ayat ini adalah gunung Thur Sina yang dimana di gunung tersebut Nabi Musa ‘alaihissalam pernah dipanggil oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian diberi wahyu. ([4])
_________________
Footnote :
([1]) Tafsir Al-Qurthubiy 17/59
([2]) Lihat: At-Tahrir wa At-Tanwir Li Ibnu ‘Asyur 27/37
([3]) Lihat: Tafsir Ibnu Katsir 7/427
([4]) Lihat: At-Tibyan Fi Aqsam Al-Quran Li Ibnu Al-Qayyim hal.264