Pertemuan keluarga setiap malam
عن أنس t قال : كَانَ لِلنَّبِيَِّ ﷺ تِسْعُ نِسْوَةٍ ، فَكَانَ إِذَا قَسَمَ بَيْنَهُنَّ لاَ يَنْتَهِي إِلَى الْمَرْأَةِ الأُوْلَى إِلاَّ فِي تِسْعٍ ، فَكُنَّ يَجْتَمِعْنَ كُلَّ لَيْلَةٍ فِي بَيْتِ الَّتِي يَأْتِيْهَا ، فَكَانَ فِي بَيْتِ عَائِشَةَ فَجَاءَتْ زَيْنَبُ t فَمَدَّ يَدَهُ إِلَيْهَا ، فَقَالَتْ ــ أي عائشة ــ : هَذِهِ زَيْنَبُ ، فَكَفَّ النَّبِيُّ ﷺ يَدَهُ ، فَتَقَاوَلَتَا حَتَّى اسْتَخْبَتَا وَأُقِيْمَتِ الصَّلاَةُ فَمَرَّ أَبُو بَكْرٍ t عَلىَ ذَلِكَ فَسَمِعَ أَصْوَاتِهِمَا ، فَقَالَ اخْرُجْ يَا رَسُوْلَ اللهِ إِلَى الصَّلاَةِ وَأَحُثُّ فِي أَفْوَاهِهِنَّ التُّرَابِ فَخَرَجَ النَّبِيُّ ﷺ فَقَالَتْ عَائِشَةُ الآنَ يَقْضِي النَّبِيُّ ﷺ صَلاَتَهُ فَيَجِيءُ أَبُو بَكْرٍ فَيَفْعَلُ بِي وَيَفْعَلُ فَلَمَّا قَضَى النَّبِيُّ ﷺ صَلاَتَهُ أَتَاهَا أَبُو بَكْرٍ فَقَالَ لَهَا قَوْلاً شَدِيْدًا
Anas bin Malik berkata, “Nabi ﷺ memiliki sembilan orang istri[1]. Beliau ﷺ jika membagi (giliran jatah menginap) diantara mereka bersembilan maka tidaklah beliau kembali kepada wanita yang pertama kecuali setelah sembilan hari. Mereka selalu berkumpul di rumah istri yang gilirannya mendapat jatah nginap Nabi ﷺ. Maka suatu saat mereka berkumpul di rumah Aisyah lalu datanglah Zainab dan beliau ﷺ mengulurkan tangannya kepada Zainab. Aisyahpun berkata, “Ini adalah Zainab”[2], maka Nabi ﷺpun menarik tangannya kembali. Lalu mereka berdua (Aisyah dan Zainab) saling berbicara hingga mereka berdua berbicara dengan suara yang hiruk. Dan ditegakkan sholat, lalu Abu Bakar melewati mereka dan mendengar suara mereka berdua, Abu Bakar tpun berkata, “Keluarlah wahai Nabi Allah untuk sholat, dan aku akan menabur tanah pada mulut mereka berdua”. Lalu Nabi ﷺpun keluar untuk sholat, Aisyahpun berkata, “Jika Rasulullah ﷺ telah selesai sholat akan datang Abu Bakar dan akan mengatakan kepadaku ini dan itu”. Tatkala Rasulullah ﷺ selesai sholat maka Abu Bakarpun mendatangi Aisyah dan berkata kepadanya dengan perkataan yang tegas”[3]
Ibnu Katsir berkata, “…Dan istri-istri beliau ﷺ berkumpul setiap malam di rumah istri yang mendapat giliran jatah nginapnya Rasulullah ﷺ, maka beliau ﷺpun terkadang makan malam bersama mereka kemudian masing-masing kembali ke tempat tinggalnya” [4]
________
Penulis: Ustadz DR. Firanda Andirja, MA
Tema: Suami Sejati (Kiat Membahagiakan Istri) – Series
________
Footnote:
[1] Berkata Imam An-Nawawi, “Kesembilan orang tersebut adalah yang ditingal wafat oleh Rasulullah ﷺ (yaitu mereka masih menjadi istri-istri Rasulullah ﷺ hingga wafat beliau). Mereka itu adalah Aisyah, Hafshoh, Saudah, Zainab, Ummu Salamah, Ummu Habibah, Maimunah, Juwairiyah, dan Shofiyyah” (Al-Minhaj X/47)
[2] Imam An-Nawawi berkata, “Dikatakan bahwa Nabi ﷺ tidak bermaksud menyentuh Zainab akan tetapi ia ﷺ bermaksud untuk menyentuh Aisyah yang memiliki hak giliran nginap, dan tatkala itu di malam hari dan tidak ada lampu di rumah” (Al-Minhaj X/47)
[3] HR Muslim II/1084 no 1462
[4] Tafsir Ibn Katsir I/467