Silsilah Sejarah Pernikahan Nabi
Selanjutnya marilah kita cermati perkataan Ibnul Qoyyim[1] –rohimahulloh– yang menceritakan silsilah sejarah pernikahan Nabi ﷺ. Beliau berkata,
- Kemudian beberapa hari setelah itu beliau menikahi Saudah binti Zam’ah Al-Qurosyiah, dialah yang telah menghadiahkan hari gilirannya (giliran nginap Nabi ﷺ di rumah istri-istrinya) bagi Aisyah.
- Kemudian beliau menikah dengan Ummu Abdillah ‘Aisyah As-Siddiqoh binti As-Shiddiq yang telah dinyatakan kesuciannya oleh Allah dari atas langit yang tujuh. Kekasih Rasulullah ﷺ, putri Abu Bakar As-Shiddiq t, malaikat telah menampakan Aisyah kepada Nabi ﷺ sebelum Nabi ﷺ menikahinya dalam mimpi beliau ﷺ dimana Aisyah tertutup wajahnya dengan selembar kain dari kain sutra lalu malaikat itu berkata, “Inilah istrimu (bukalah kain penutup wajahnya)”[2]. Rasulullah ﷺ menikahinya pada bulan Syawwal dan umurnya adalah enam tahun. Dan Rasulullah ﷺ menggaulinya pada Syawwal pada tahun pertama Hijroh ketika umurnya sembilan tahun. Dan Rasulullah ﷺ tidak menikahi seorang perawanpun selainnya, dan tidaklah turun wahyu kepada Nabi ﷺ tatkala Nabi ﷺ sedang bersama istrinya dalam satu selimut selain selimut Aisayh. Beliau adalah wanita yang paling dicintai Nabi ﷺ. Turun wahyu dari langit menjelaskan terbebasnya beliau dari tuduhan zina, dan umat sepakat akan kafirnya orang yang menuduhnya berzina. Dia adalah istri Nabi ﷺ yang paling paham agama dan yang paling pandai, bahkan terpandai di antara para wanita umat ini secara mutlak. Para pembesar sahabat kembali kepada pendapatnya dan meminta fatwa kepadanya. Dikatakan bahwa beliau keguguran namun khabar ini tidak benar.
- Kemudian Nabi ﷺ menikahi Hafshoh binti Umar bin Al-Khotthob ﷺ. Abu Dawud menyebutkan bahwa Nabi ﷺ menceraikannya kemudian ruju’ (kembali) lagi kepadanya.
- Kemudian Nabi ﷺ menikahi Zainab binti Khuzaimah bin Al-Harits Al-Qoisiyah dari bani Hilal bin ‘Amir. Dan beliau wafat di sisi Rasulullah ﷺ setelah tinggal bersamanya selama dua bulan.
- Kemudian beliau menikah dengan Ummu Salamah Hind binti Abi Umayyah Al-Qurosyiah Al-Makhzumiah, nama Abu Umayyah adalah Hudzaifah bin Al-Mughiroh. Ia adalah istri Nabi ﷺ yang paling terakhir wafatnya[3]. Dan dikatakan bahwa yang paling terakhir wafat adalah Shofiah…
- Kemudian beliau menikahi Zainab binti Jahsy dari bani Asad bin Khuzaimah dan dia adalah anak Umayyah bibi Nabi ﷺ. Dan dialah yang tentangnya turun firman Allah
فَلَمَّا قَضَى زَيْدٌ مِّنْهَا وَطَراً زَوَّجْنَاكَهَا (الأحزاب : 37 )
Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap isterinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia (QS. 33:37)
Dan dengan kisah inilah maka ia berbangga dihadapan para istri-istri Nabi ﷺ yang lain, ia berkata, “Kalian dinikahkan oleh keluarga kalian, adapun aku dinikahkan oleh Allah dari atas langit yang ke tujuh”. Oleh karena itu diantara keistimewaannya adalah Allahlah yang telah menikahkannya dengan Rasulullah ﷺ. Ia wafat di awal kekhalifahan Umar bin Al-Khotthob[4]. Dahulunya ia adalah istri Zaid bin Haritsah dan Rasulullah ﷺ mengangkat Zaid sebagai anak angkatnya. Tatkala Zaid menceraikannya maka Allahpun menikahkannya dengan Nabi ﷺ agar umat Nabi ﷺ bisa mencontohi Nabi ﷺ untuk menikahi istri-istri anak-anak angkat mereka.
- Kemudian Rasulullah ﷺ menikahi Juwairiyah binti Al-Harits bin Abi Dhiror Al-Mushtholiqiah dan ia merupakan tawanan bani Mushtholiq (Kabilah Yahudi) lalu iapun datang menemui Nabi ﷺ meminta agar Nabi ﷺ membantu penebusannya. Maka Nabi ﷺ kemudian menebusnya dan menikahinya.
- Kemudian Nabi ﷺ menikahi Ummu Habibah dan namanya adalah Romlah binti Abi Sufyan Sokhr bin Harb Al-Qurosyiah Al-Umawiah. Dan dikatakan namanya adalah Hind. Rasulullah ﷺ menikahinya dan Ummu Habibah sedang berada di negeri Habasyah karena berhijroh dari Mekah ke negeri Habasyah. Najasyi memberikan mahar atas nama Nabi ﷺ kepada Ummu Habibah sebanyak empat ratus dinar. Lalu ia dibawa dari Habasyah kepada Nabi ﷺ (di Madinah). Ummu Habibah meninggal di masa pemerintahan saudaranya Mu’awiyah…
- Kemudian Rasulullah ﷺ menikahi Sofiyah binti Huyai bin Akhthub pemimpin bani Nadhir dari keturunan Harun bin Imron u saudara Musa u. Ia adalah putri (keturunan) nabi (Harun u) dan istri Nabi ﷺ. Ia termasuk wanita tercantik di dunia. Dahulunya ia adalah tawanan seorang (budak) Nabi ﷺ kemudian Nabi ﷺ memerdekakannya dan menjadikan pembebasannya sebagai maharnya…[5]
- Kemudian Rasulullah ﷺ menikahi Maimunah binti Al-Haritsah Al-Hilaiah dan ia adalah wanita terakhir yang dinikahi oleh Rasulullah ﷺ. Rasulullah ﷺ menikahinya di Mekah pada waktu Umroh Al-Qodho’ setelah beliau tahallul –menurut pendapat yang benar-…, beliau wafat pada masa pemerintahan Mu’awiyah..
- Dan dikatakan bahwa termasuk istri-istri Nabi ﷺ adalah Roihanah binti Zaid An-Nasroniah dan dikatakan juga Al-Qurozhiah, ia di tawan pada waktu perang bani Quroizhoh maka tatkala itu ia adalah tawanan Rasulullah ﷺ kemudian Rasulullah ﷺ memerdekakannya dan menikahinya, kemudian Rasulullah ﷺ menceraikannya sekali kemudian ruju’ (kembali) kepadanya. Dan sekelompok (ulama) yang lain menyatakan bahwa Roihanah adalah budak Rasulullah ﷺ yang Rasulullah ﷺ yang digauli oleh Rasulullah ﷺ. Dan terus menjadi budaknya hingga Rasulullah ﷺ wafat, maka dia terhitung termasuk budak-budak Nabi ﷺ dan bukan termasuk istri-istri Nabi ﷺ. Dan pendapat yang pertama adalah pilihan Al-Waqidi dan disetujui oleh Syarofuddin Ad-Dimyathi dan dia mengakatan bahwa pendapat inilah yang lebih kuat menurut para ahli ilmu. Namun perkataannya itu perlu dicek kembali karena yang dikenal bahwasanya Roihanah termasuk budak-budak Nabi ﷺ[6].
________
Penulis: Ustadz DR. Firanda Andirja, MA
Tema: Suami Sejati (Kiat Membahagiakan Istri) – Series
________
Footnote:
[1] Lihat Zaadul Ma’ad I/105-113
[2] HR Al-Bukhari III/1415 no 3682 dan Muslim IV/1889 no 2438
[3] Yaitu pada tahun 62 H pada masa pemerintahan Yazid bin Mu’awiyah (Zaadul Ma’aad I/114)
[4] Dan Zainab binti Jahsy adalah istri Rasulullah ﷺ yang pertama menyusul Rasulullah ﷺ, beliau wafat pada tahun 20 H (Zaadul Ma’aad I/114)
[5] Langgengnya pernikahan Nabi ﷺ dengan Sofiyah menunjukan mulianya akhlak Nabi ﷺ. Bagaimana tidak..??, ayah shofiyah, pamannya, dan suaminya tewas di medan pertempuran melawan kaum muslimin yang dipimpin oleh Nabi ﷺ. Kalau bukan akhlak Nabi ﷺ yang sempurna tentunya Shofiyah sebagaimana manusia biasa sewajarnya akan marah dan dendam kepada Nabi ﷺ serta lebih condong untuk membela ayah, paman, dan suaminya. Sungguh benar firman Allah
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ (القلم : 4 )
“Sesungguhnya engkau benar-benar berada di atas budi pekerti yang luhur”
[6] Budak-budak wanita Rasulullah ﷺ ada empat diantaranya Maariyah (dialah yang melahirkan Ibrahim putra Nabi ﷺ), Roihaanah, seoerang budak wanita yang cantik yang ditemukan Nabi ﷺ diantara para tawanan, dan seorang budak wanita yang dihadiahkan oleh Zainab binti Jahsy kepada beliau ﷺ (Zaadul Ma’aad I/114)