14. تَجْرِى بِأَعْيُنِنَا جَزَآءً لِّمَن كَانَ كُفِرَ
tajrī bi`a’yuninā, jazā`al limang kāna kufir
14. Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai belasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh).
Tafsir :
Yaitu Allah Subhanahu wa ta’ala mengawasi perahu tersebut sehingga tidak tenggelam([1]), padahal Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan bahwa gelombang air tatkala itu sangat besar. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ
“Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang (yang) laksana gunung-gunung.” (QS. Hud : 42)
Sedangkan kita tahu bahwa kapal Nabi Nuh ‘alaihissalam sangatlah sederhana, dan secara logika kapal seperti itu akan tenggelam jika menghadapi gelombang yang besarnya seperti gunung. Oleh karenanya meskipun gelombang air saat itu sangat dahsyat dan hujan tidak berhenti, akan tetapi kapal Nabi Nuh ‘alaihissalam tetap berlayar dengan selamat karena berada dalam pengawasan Allah Subhanahu wa ta’ala.
Terkadang kita merasa ada masalah yang kita rasa tidak bisa untuk kita hadapi, maka dalam kondisi seperti itu hendaknya kita meminta pertolongan Allah Subhanahu wa ta’ala, karena dengan pertolongan Allah seseorang akan bisa melalui berbagai permasalahan. Lihatlah bagaimana kisah Maryam, dia dikenal sebagai wanita salehah, tidak pernah berzina, tidak pernah berhubungan dengan laki-laki yang bukan mahramnya, akan tetapi tiba-tiba Allah Subhanahu wa ta’ala mengujinya dengan meniupkan ruh ke dalam rahimnya. Tentu masyarakat pasti akan menuduhnya telah berzina. Coba kita bayangkan bagaimana rasanya menjadi seorang seperti Maryam. Bahkan karena saking takutnya beliau menghadapi ujian tersebut, sampai-sampai beliau mengatakan,
يَالَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا
“Wahai, betapa baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan.” (QS. Maryam : 23)
Maryam menyangka bahwa dirinya tidak bisa melalui ujian tersebut, akan tetapi karena Allah Subhanahu wa ta’ala tahu bahwa dia mampu melewati ujian tersebut maka Allah Subhanahu wa ta’ala meniupkan ruh ke dalam rahimnya. Maka demikian pula dengan kapal Nabi Nuh ‘alaihissalam, meskipun tampak tidak mungkin untuk melewati ombak-ombak sebesar gunung, akan tetapi kapal tersebut akhirnya bisa melewatinya karena pertolongan Allah Subhanahu wa ta’ala.
___________________
Footnote :