15. وَلَقَد تَّرَكْنَٰهَآ ءَايَةً فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
wa laqat taraknāhā āyatan fa hal mim muddakir
15. Dan sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?
Tafsir :
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَلَقَدْ تَرَكْنَاهَا آيَةً فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ، فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ
“Dan sungguh, kapal itu telah Kami jadikan sebagai tanda (pelajaran). Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? Maka betapa dahsyatnya azab-Ku dan peringatan-Ku.” (QS. Al-Qamar : 15-16)
Ada sebagian ulama yang menafsirkan bahwa maksud dari kapal Nabi Nuh ‘alaihissalam Allah Subhanahu wa ta’ala jadikan sebagai pelajaran bagi orang-orang adalah kapal tersebut sempat dilihat oleh beberapa generasi setelah Nabi Nuh ‘alaihissalam. Disebutkan oleh Qatadah bahwa setelah badai berhenti dan air laut mereda, maka kapal tersebut berada di atas gunung Judiy([1]), kemudian Nabi Nuh ‘alaihissalam dan orang-orang yang ikut bersama beliau turun, dan kapal tersebut masih terlihat sampai beberapa generasi, lalu kemudian kapal tersebut menjadi debu (hilang). ([2])
Sebagian ulama lain berpendapat bahwa maksud kapal Nabi Nuh ‘alaihissalam menjadi pelajaran adalah setelah peristiwa itu, orang-orang kemudian mulai membuat kapal([3]). Artinya seharusnya setiap orang yang membuat kapal itu ingat tentang kisah Nabi Nuh ‘alaihissalam. Setiap orang yang membuat kapal harusnya ingat bahwa Nabi Nuh membuat kapal karena ada orang-orang yang kafir kepada Allah sehingga Allah turunkan azab kepada mereka. Akan tetapi sangat disayang ketika saat ini hampir semua orang yang membuat kapal tidak mengingat sama sekali kisah Nabi Nuh ‘alaihissalam, bahkan sebagian mereka menjadikan kapal tempat untuk pesta dan iklan maksiat. Sungguh kisah tentang Nabi Nuh ‘alaihissalam tidak pernah terpikirkan di dalam otak-otak mereka, dan Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan bahwa kapal itu menjadi pelajaran bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.
______________________
Footnote :
([1]) Sebagaimana firman Allah :
وَقِيلَ يَا أَرْضُ ابْلَعِي مَاءَكِ وَيَا سَمَاءُ أَقْلِعِي وَغِيضَ الْمَاءُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ
Dan difirmankan: “Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,” dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judiy” (QS Huud :44)