5. حِكْمَةٌۢ بَٰلِغَةٌ ۖ فَمَا تُغْنِ ٱلنُّذُرُ
ḥikmatum bāligatun fa mā tugnin-nużur
5. Itulah suatu hikmah yang sempurna maka peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka).
Tafsir :
Semua yang Allah Subhanahu wa ta’ala lakukan pasti ada hikmah yang sempurna dibalik hal tersebut, baik kita ketahui atau tidak ketahui. Oleh karenanya di antara nama Allah Subhanahu wa ta’ala adalah الحَكِيْم yang di antara maknanya adalah Yang Memiliki Hikmah yang sempurna. Artinya di balik Allah mengabarkan kisah-kisah tersebut terdapat hikmah yang sempurna, dibalik Allah mengutus Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pasti terdapat hikmah yang sempurna, bahkan dibalik pembangkangan orang-orang kafir Quraisy terdapat hikmah yang sempurna.
Akan tetapi Allah Subhanahu wa ta’ala mengabarkan bahwa ternyata peringatan-peringatan Allah Subhanahu wa ta’ala tidak bermanfaat bagi mereka. Allah Subhanahu wa ta’ala menggunakan kata النُّذُرُ yang maknanya bisa jadi adalah الإِنْذَارُ (peringatan) dan bisa juga النُّذُرُ merupakan jamak dari النَّذِيْر yang bisa diartikan sebagai pemberi peringatan yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para nabi-nabi yang lain([1]). Makna yang lebih kuat dari النُّذُرُ dalam ayat ini adalah peringatan-peringatan, sehingga maknanya adalah tidak bermanfaat peringatan-peringatan Allah kepada mereka. Begitu banyak ayat-ayat Alquran yang turun kepada mereka sebagai pemberi peringatan kepada mereka, akan tetapi peringatan-peringatan tersebut tidak bermanfaat bagi mereka orang-orang kafir Quraisy.
_________________
Footnote :