3. وَكَذَّبُوا۟ وَٱتَّبَعُوٓا۟ أَهْوَآءَهُمْ ۚ وَكُلُّ أَمْرٍ مُّسْتَقِرٌّ
wa każżabụ wattaba’ū ahwā`ahum wa kullu amrim mustaqirr
3. Dan mereka mendutakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya.
Tafsir :
Firman Allah Subhanahu wa ta’ala,
وَكَذَّبُوا وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ
“Dan mereka mendustakan (Muhammad) dan mengikuti keinginannya.”
Artinya orang-orang kafir Quraisy itu tidak mendustakan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dari hati mereka, mereka tahu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang benar, akan tetapi sebab pendustaan mereka adalah karena mereka mengikuti hawa nafsu mereka([1]). Orang-orang kafir Quraisy menyangka bahwa jika harus mengikuti Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka mereka akan kerepotan dengan hukum-hukum yang ditetapkan kepada mereka.
Kemudian firman Allah Subhanahu wa ta’ala,
وَكُلُّ أَمْرٍ مُسْتَقِرٌّ
“Padahal setiap urusan telah ada ketetapannya.” (QS. Al-Qamar : 3)
Sebagian ulama menafsirkan penggalan ayat ini dengan makna bahwa kebaikan telah ditetapkan kepada orang-orang yang baik, dan keburukan telah ditetapkan pula kepada pelakunya([2]). Artinya seakan-akan Allah Subhanahu wa ta’ala menjelaskan bahwa demikianlah ketetapan-Nya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan ditetapkan dengan kebaikannya, dan bagi orang-orang kafir Quraisy telah ditetapkan keburukan bagi mereka.
_________________
Footnote :