17. ٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ يُحْىِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ ٱلْءَايَٰتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
i’lamū annallāha yuḥyil-arḍa ba’da mautihā, qad bayyannā lakumul-āyāti la’allakum ta’qilụn
17. Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya.
Tafsir :
Ayat ini merupakan taqrib (pendekatan) terhadap hati-hati manusia. Kalau sekiranya bumi yang kering lalu kemudian dibasahi dengan hujan bisa menjadi hijau kembali, maka demikian pula hati-hati manusia, meskipun sudah mati dan rusak atau keras, bukan berarti tidak bisa menjadi hidup dan lembut kembali. Tentu hati yang keras atau bahkan mati bisa kembali hidup dan lembut jika senantiasa disirami dengan ayat-ayat Allah Subhanahu wa ta’ala. Kalau bumi yang mati saja bisa tumbuh, apalagi hanya hati kita. Maka hendaknya kita senantiasa menyirami hati-hati kita dengan ayat-ayat Alquran.