13. يَوْمَ يَقُولُ ٱلْمُنَٰفِقُونَ وَٱلْمُنَٰفِقَٰتُ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱنظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِن نُّورِكُمْ قِيلَ ٱرْجِعُوا۟ وَرَآءَكُمْ فَٱلْتَمِسُوا۟ نُورًا فَضُرِبَ بَيْنَهُم بِسُورٍ لَّهُۥ بَابٌۢ بَاطِنُهُۥ فِيهِ ٱلرَّحْمَةُ وَظَٰهِرُهُۥ مِن قِبَلِهِ ٱلْعَذَابُ
yauma yaqụlul-munāfiqụna wal-munāfiqātu lillażīna āmanunẓurụnā naqtabis min nụrikum, qīlarji’ụ warā`akum faltamisụ nụrā, fa ḍuriba bainahum bisụril lahụ bāb, bāṭinuhụ fīhir-raḥmatu wa ẓāhiruhụ ming qibalihil-‘ażāb
13. Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu”. Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)”. Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.
Tafsir :
Di antara tahapan-tahapan yang akan dilalui oleh manusia di padang mahsyar adalah adanya kegelapan sebelum manusia melintasi sirath. Maka saat itu manusia secara umum terbagi menjadi dua, yaitu orang Islam dan orang-orang kafir. Adapun orang-orang kafir, mereka akan dimasukkan langsung ke dalam neraka tanpa melewati sirath, maka tinggallah tersisa orang-orang Islam. Setelah itu orang-orang Islam terbagi menjadi dua, yaitu orang-orang mukmin dan orang-orang munafik (karena orang-orang munafiq menampakan ke-Islaman tatkala di dunia), mereka ditugaskan untuk melewati sirath. Dalam kondisi gelap tersebut, Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan cahaya agar mereka bisa melewati sirath. Sebagian ulama berpendapat bahwa orang-orang munafik diberi cahaya, namun kemudian diredupkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Tidak lain dan tidak bukan karena dahulu di dunia mereka hendak menipu Allah Subhanahu wa ta’ala. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka.” (QS. An-Nisa’ : 142)
Oleh karenanya ketika orang-orang beriman melihat cahaya orang-orang munafik diredupkan, mereka pun berdoa,
رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sungguh Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. At-Tahrim : 8)
Tatkala cahaya orang-orang munafik diredupkan, disaat itulah mereka memanggil orang-orang beriman untuk memberikan cahaya kepada mereka. Mereka orang-orang munafik berkata,
انْظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ
“Tunggulah kami, kami ingin mengambil cahayamu.”
Akan tetapi dikatakan kepada mereka,
ارْجِعُوا وَرَاءَكُمْ فَالْتَمِسُوا نُورًا
“Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu).”
Sebagian ulama mengatakan bahwa perkataan ini adalah perkataan orang-orang beriman kepada orang-orang kafir, dan sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa ini adalah perkataan malaikat kepada orang-orang kafir.
Maka setelah itu Allah Subhanahu wa ta’ala membentangkan tembok pemisah di antara orang-orang beriman dan orang-orang munafik yang memiliki sebuah pintu. Bagian orang-orang beriman diberikan rahmat oleh Allah Subhanahu wa ta’ala, dan bagian orang-orang munafik adalah azab sehingga akhirnya akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam.