5. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَٱغْفِرْ لَنَا رَبَّنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
rabbanā lā taj’alnā fitnatal lillażīna kafarụ wagfir lanā rabbanā, innaka antal-‘azīzul-ḥakīm
5. “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Tafsir :
Maksud dari firman Allah
ﷻ رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا “
janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir”
adalah jangan sampai kita salah berbuat atau jangan sampai kita kalah sehingga membuat orang-orang kafir semakin kokoh dalam beragama mereka. Jadi dalam ayat ini nabi Ibrahim berdoa adar dirinya tidak dikuasai oleh orang-orang kafir sehingga mereka semakin yakin dengan agama mereka([1]). Maka kita pun demikian untuk senantiasa berdoa agar tidak menjadi fitnah bagi orang-orang kafir, bisa jadi kita menjadi fitnah bagi orang-orang kafir karena akhlak kita yang buruk atau melakukan hal yang buruk yang menyebabkan kekeliruan pada orang-orang kafir terhadap pandangan mereka tentang agama kita sehingga mereka semakin tegar di atas agama mereka dan membenci agama kita.
________________
Footnote :