6. وَإِذْ قَالَ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ يَٰبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ إِنِّى رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيْكُم مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَىَّ مِنَ ٱلتَّوْرَىٰةِ وَمُبَشِّرًۢا بِرَسُولٍ يَأْتِى مِنۢ بَعْدِى ٱسْمُهُۥٓ أَحْمَدُ ۖ فَلَمَّا جَآءَهُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ قَالُوا۟ هَٰذَا سِحْرٌ مُّبِينٌ
wa iż qāla ‘īsabnu maryama yā banī isrā`īla innī rasụlullāhi ilaikum muṣaddiqal limā baina yadayya minat-taurāti wa mubasysyiram birasụliy ya`tī mim ba’dismuhū aḥmad, fa lammā jā`ahum bil-bayyināti qālụ hāżā siḥrum mubīn
6. Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)”. Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”.
Tafsir :
Nabi Isa merupakan Nabi terakhir dari kalangan Bani Isra`il, orang Yahudi berharap bahwa Nabi yang diutus akan mengajak perang bersama mereka sebagaimana Nabi Dawud sehingga bisa membuat kerajaan dan mengalahkan bangsa Romawi. Setelah Nabi Isa diutus ternyata Nabi yang diutus tidak sesuai dengan harapan mereka, Nabi Isa adalah orang yang lemah-lembut, mengajarkan Tauhid dan akhlak yang mulia, tidak memerangi orang Romawi akhirnya mereka tidak puas dan menuduh Nabi Isa sebagai anak zina, padahal tentang kehadiran Nabi Isa telah dikabarkan di kitab terdahulu yakni Taurat.
Lalu Allah Ta’ala melanjutkan:
…وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ
“…Dan sebagai pemberi kabar gembira akan adanya seorang Rasul yang datang setelahku yang bernama Ahmad maka jika dia (Nabi Muhammad) datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti (hujjah-hujjah dan mukjizat-mukjizat) maka mereka berkata bahwa ini hanyalah sihir belaka”(QS Ash-Shaf: 6).
Sehingga mereka tidak beriman kepada Nabi Isa dan hanya sedikit yang beriman kepada beliau semasa hidupnya. Demikian pula dari kalangan kafir Quraisy, hanya sedikit yang beriman kepada Nabi, bahkan mereka menuduh Nabi ﷺ dengan sebutan penyihir.
Pada ayat ini, Nabi Isa mengabarkan bahwasanya sepeninggal beliau akan datang seorang Nabi yang bernama Ahmad dan yang mengabarkan akan adanya Nabi Muhammad bukan hanya Nabi Isa saja melainkan juga para Nabi yang lain pun mengabarkan tentang kedatangan Nabi Muhammad ﷺ hanya saja disebutkan secara khusus bahwa Nabi Isa yang mengabarkan tidak berarti bahwa Nabi yang lain tidak mengabarkan.
Metode pendalilan seperti ini dalam ilmu Ushul Fiqh disebut sebagai “mafhum laqab” dan ini adalah jenis mafhum yang lemah menurut kebanyakan ulama Ushul Fiqh. Adapun jika ditanyakan mengapa hanya Nabi Isa saja disini yang menyebutkan kedatangan Nabi Muhammad ﷺ maka alasannya adalah karena Nabi Isa merupakan Nabi terakhir dari kalangan Bani Isra`il dan beliau telah mengabarkan akan adanya Nabi setelahnya yang bernama “Ahmad”. ([1])
Adapun penamaan Nabi ﷺ di ayat ini dengan nama “Ahmad” maka telah shahih dari Nabi ﷺ bahwasanya beliau bersabda:
“لِي خَمْسَةُ أَسْمَاءٍ: أَنَا مُحَمَّدٌ، وَأَحْمَدُ وَأَنَا المَاحِي الَّذِي يَمْحُو اللَّهُ بِي الكُفْرَ، وَأَنَا الحَاشِرُ الَّذِي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمِي، وَأَنَا العَاقِبُ “
“Aku memiliki lima nama: Aku adalah Muhammad, dan Ahmad, dan aku adalah Al-Mahiy yang Allah menghapuskan kekufuran dengan keberadaanku, dan aku adalah Al-Hasyir yang manusia dikumpulkan di bawah kakiku, dan aku adalah Al-‘Aqib (Nabi terakhir)”([2]), maka hadits ini menunjukkan bahwa di antara nama-nama nabi ﷺ adalah “Ahmad” namun para ulama berbeda pendapat mengapa Nabi ﷺ dinamakan “Ahmad”
Pertama, karena beliau adalah manusia yang paling banyak memuji Allah. Diantara para Nabi dan Rasul maupun seluruh manusia beliau adalah orang yang paling banyak memuji Allah dalam setiap keadaan. Shalatnya amat panjang dan beliau selalu dalam keadaan berzikir. Demikian sifat Nabi ﷺ, beliau adalah hamba yang paling banyak memuji Rabbnya, oleh karena itu dinamakan Ahmad.
Kedua, karena beliau adalah manusia yang paling patut untuk dipuji karena betapa banyak kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Nabi ﷺ.
Namun pendapat yang pertama adalah lebih tepat, adapun pendapat yang kedua maka itu lebih tepat untuk nama “Muhammad” mengapa beliau dinamakan “Muhammad” karena beliau memiliki amat banyak kelebihan-kelebihan yang setiap kelebihan tersebut menjadikan belia berhak untuk dipuji sehingga dengan sebab teramat banyak kelebihan beliau dari berbagai sisi dan ini menjadikan beliau sering dipuji. ([3])
Adapun nama-nama beliau lainnya adalah “Al-Mahiy” dan ada juga “Al-Hasyir” serta “Al-‘Aaqib”. Nabi bersabda :
لِي خَمْسَةُ أَسْمَاءٍ: أَنَا مُحَمَّدٌ، وَأَحْمَدُ وَأَنَا المَاحِي الَّذِي يَمْحُو اللَّهُ بِي الكُفْرَ، وَأَنَا الحَاشِرُ الَّذِي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمِي، وَأَنَا العَاقِبُ (وَالْعَاقِبُ الَّذِي لَيْسَ بَعْدَهُ نَبِيٌّ)
“Aku memiliki 5 nama, aku Muhammad, Ahmad, aku al-Maahiy (penghapus) yang dengan sebabku Allah menghapuskan kekufuran, dan aku al-Hasyir (pengumpul) yang manusia dikumpulkan di kakiku (yaitu setelahku), dan aku adalah al-Áaqib (penutup), dan al-Áaqib adalah yang tidak ada lagi nabi setelahnya” ([4])
___________________
Footnote :
([1]) Lihat Adhwa`ul-Bayan karya ‘Allamah Asy-Syinqithi: 8/ 110.
([3]) Lihat Tafsir Al-Qurthubi: 18/ 84.
([4]) HR Al-Bukhari no 3532 dan Muslim no 2354. Lihat penjelasan lebih panjang tentang nama-nama tersebut di Zaadul Maáad, Ibnul Qoyyim 1/87-94. Ibnul Qoyyim juga menyebutkan nama-nama Nabi shallallahu álaihi wasallam yang lain seperti :
Pertama : Al-Muqoffiالْمُقَفِّي (Yang mengikuti), yaitu yang mengikuti jejak para rasul sebelum beliau.
Kedua : Nabiyyut Taubah نَبِيُّ التَّوْبَةِ (Nabi taubat), yaitu dengan beliau Allah membuka pintu taubat bagi penghuni bumi. Maka banyak yang bertaubat dengan sebab beliau. Disamping beliau juga adalah orang yang selalu bertaubat dan beristighfar.
Ketiga : Nabiyyul Malhamah نَبِيُّ الْمَلْحَمَةِ (Nabi peperangan) yang diutus untuk berjihad malawan musuh-musuh Allah, dan tida ada seorang Nabi-pun beserta umatnya yang berjihad seperti Nabi shallallahu álaihi wasallam dan umatnya.
Keempat : Nabiyyur Rahmah نَبِيُّ الرَّحْمَةِ (Nabi yang penuh rahmat) yaitu Nabi yang diutus sebagai rahamat bagi alam semesta.
Kelima : Al-Faatih الْفَاتِحُ (Pembuka), yang dengan beliau maka Allah membuka pintu-pintu petunjuk, membuka mata-mata orang yang buta sehingga bisa melihat cahaya kebenaran, demikian juga telinga-telinga yang tuli dan hati-hati yang terkunci. Dengan beliau Allah membuka negeri-negeri kafir menjadi negeri-negeri Islam. Dengan beliau pula Allah membuka pintu-pintu surga.
Keenam : Al-Aamiin الْأَمِينُ (Yang dipercaya), karena beliau-lah orang yang paling berhak menyandang gelar ini. Beliau adalah kepercayaan Allah, kepercayaan malaikat, dan kepercayaan penduduk bumi.
Ketujuh : Ad-Dhohuuk al-Qottaal الضَّحُوكُ الْقَتَّالُ (Yang selalu tersenyum dan selalu berperang). Ini adalah dua nama yang selalu bergandengan dan tidak boleh dipisahkan. Yaitu beliau selalu tersenyum kepada kaum mukminin bukan yang bermuka masam apalagi pemarah. Sekaligus beliua selalu berperang melawan musuh-musuh Allah dan tanpa takut celaan sama sekali.
Kedelapan : Al-Basyiir الْبَشِيرُ (Pemberi kabar gembira), yaitu pahala dan ganjaran bagi orang-orang yang bertakwa.
Kesembilan : An-Nadziir النَّذِيرُ (Pemberi peringatan) yaitu ancaman dan adzab bagi orang-orang yang bermaksiat.
Kesepuluh : al-Muniir الْمُنِيرُ (Pemberi penerangan), yaitu memberi penerangan tanpa membakar.