12. يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ وَمَسَٰكِنَ طَيِّبَةً فِى جَنَّٰتِ عَدْنٍ ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ
yagfir lakum żunụbakum wa yudkhilkum jannātin tajrī min taḥtihal-an-hāru wa masākina ṭayyibatan fī jannāti ‘adn, żālikal-fauzul-‘aẓīm
12. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.
Tafsir :
Dalam ayat ini Allah menamakan orang yang berjihad sebagai orang yang berdagang dan di ayat yang lain Allah kembali menegaskan hal tersebut:
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Sesungguhnya Allah membeli dari kaum mukminin jiwa-jiwa mereka dan harta-harta mereka dengan memberikan surga kepada mereka. (Kemudian) mereka berperang di jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh, (ini adalah) janji Allah yang benar yang ada di dalam Taurat dan Injil dan siapakah yang lebih menepati janjinya daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual-beli kalian yang telah kalian lakukan, dan itulah kemenangan yang besar”. (QS At-Taubah: 111)
Dalam ayat-ayat ini ketika Allah membicarakan tentang jihad maka Allah sebutkan harta lebih dahulu daripada jiwa sebagaimana dalam firman-Nya:
تُجَاهِدُوْنَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَ أَنْفُسِكُمْ
“Kalian berjihad di jalan Allah dengan harta-harta kalian dan jiwa-jiwa kalian”.(QS Ash-Shaf:11)
Dan seluruh ayat yang membicarakan jihad selalu mendahulukan harta daripada jiwa kecuali ayat At-Taubah di atas, Allah dahulukan jiwa daripada harta:
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ
“Sesungguhnya Allah membeli dari kaum mukminin jiwa-jiwa mereka dan harta-harta mereka” (QS At-Taubah : 111)
Maka para ulama menjelaskan mengapa demikian? Alasannya adalah berjihad dengan jiwa tidak selalu memungkinkan dan tidak semua orang bisa melakukannya, anak-anak tidak bisa melakukannya, wanita tidak bisa melakukannya, orang tua tidak bisa melakukannya. Akan tetapi berjihad dengan harta hampir bisa dilakukan setiap saat sedangkan jihad dengan jiwa tidak bisa dilakukan setiap saat([1]), adakalanya tidak ada kesempatan jihad syar’iy secara jiwa bahkan yang ada adalah pertempuran sesama kaum muslimin. Lain halnya jihad dengan harta maka bisa dilakukan kapan saja, siapa saja yang mau berjihad maka bisa dengan hartanya ia berusaha memperjuangkan agama Allah dengan berbagai macam cara seperti mencetak buku bermanfaat, mengirim da’i ke daerah terpencil, membuat konten dakwah yang bermanfaat lalu ia sebarkan di sosisal media dan banyak lagi yang bisa dilakukan atau dengan membantah syubhat-syubhat orang-orang kafir dan berusaha mematikan dakwah mereka atau mengislamkan orang-orang, maka semua itu bisa dilakukan dengan harta. Oleh karena itu dalam ayat-ayat Allah dahulukan jihad dengan harta daripada jihad dengan jiwa karena lebih mungkin untuk dilakukan dibandingkan jihad dengan jiwa, Wallahu a’lam bish-shawab.
Kemudian Allah janjikan selain surga dengan:
وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ
“Dan tempat-tempat tinggal yang baik di surga ‘Adn” (QS Ash-Shaf: 12).
Adapun rumah-rumah di dunia maka bermacam-macam, sebagian ada yang tinggal di tempat yang nyaman, sebagian lagi ada yang tinggal di tempat yang kurang nyaman, sebagian lagi ada yang tidak nyaman, bahkan ada rumah yang teramat nyaman, namun dari sisi lain bisa jadi isinya kurang nyaman, istrinya kurang nyaman, atau tetangganya kurang nyaman, dan hal-hal yang lainnya. Maka jika kalian ingin tempat tinggal yang nyaman, yang begitu luas dan dipenuhi dengan bidadari-bidadari, yang memiliki banyak ruangan bahkan di setiap ruangan terdapat bidadari, dipenuhi dengan hidangan buah-buahan dan makanan yang berbagai macam maka untuk memperoleh semua itu harus berjuang sebagaimana dalam sabda Nabi ﷺ :
أَلاَ إِنَّ سِلْعَةَ اللهِ غَالِيَةٌ، أَلاَ إِنَّ سِلْعَةَ اللهِ الجَنَّةُ.
“Ketahuilah bahwasanya barang dagangan Allah adalah mahal, ketahuilah bahwasanya barang dagangan Allah adalah surga”. ([2])
Maka perdagangan dengan Allah bukanlah perdagangan yang murah dan sepele melainkan ia adalah perdagangan yang sungguh berharga, sebagaimana dalam hadits yang lain:
حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ، وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ
“Surga dikelilingi dengan hal-hal yang tidak disukai sedangkan neraka dikelilingi dengan syahwat-syahwat”. ([3])
Maknanya adalah jika anda ingin menerobos masuk ke surga pasti kalian harus melewati pagar-pagar yang membuat kalian tidak senang, tidak boleh melakukan ini, dilarang melakukan ini, yang ini haram, yang itu haram dan larangan-larangan lainnya. Sebaliknya untuk masuk neraka adalah hal yang mudah sebagaimana dalam hadits : “Neraka diliputi dengan syahwat-syahwat” untuk masuk neraka cukup melakukan hal yang enak-enak saja namun kemudian berujung kepada terjerumus ke dalam neraka dan sekarang adalah zaman syahwat merajalela.
_________________
Footnote :
([1]) Lihat Adhwa`ul-Bayan: 8/ 113.