15. ثُمَّ يَطْمَعُ أَنْ أَزِيدَ
tsumma yaṭma’u an azīd
15. kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya.
Tafsir :
Ayat ini menggambarkan bahwa setelah seluruh kenikmatan yang Allah berikan kepadanya tidak menjadikannya qonaáh. Bahkan Al-Walid Ibnul Mughirah masih tamak dengan mengharap ditambah nikmat (kekayaan) tersebut ([1]). Oleh karenanya percuma orang yang kaya raya namun tidak qona’ah, karena kebahagiaan berbanding lurus dengan qona’ah. Orang yang qona’ah pasti akan bahagia karena dia bersyukur dan merasa puas dengan pemberian Allah ﷻ. Adapun orang yang kaya dan tidak qona’ah, serta masih tamak dengan harta, maka dia tidak akan pernah bahagia karena terjebak dalam ketidakpuasan.
Maka apa lagi yang kurang dari Al-Walid Ibnul Mughirah? Dia adalah penguasa dari Bani Makhzum, dia lebih hebat daripada Abu Jahal dan Abu Sufyan, kemudian dia juga memiliki harta dan anak yang banyak, akan tetapi dia masih tamak untuk ditambahkan kenikmatan.
Sebagian ulama membahas tentang kenapa Allah ﷻ menggunakan dhamir kata ganti orang pertama dalam ayat ini (yaitu : “Aku menambahnya”) dan tidak berkata,
ثُمَّ يَطْمَعُ أَنْ يَزِيدَ
“Kemudian dia ingin sekali agar dia ditambah.”
Sebagian ulama menjelaskan bahwa alasannya adalah karena Allah ﷻ ingin mengingatkan bahwasanya yang memberikan rezeki itu adalah Allah ﷻ dan bukan dari patung-patung yang dia sembah, sehingga seharusnya dia bersyukur dan menyembah Allah ﷻ.
Atau ini menunjukan berarti al-Waliid meyakini bahwa yang memberi rizki kepadanya adalah Allah([2]). Dan hal ini sangat mungkin, karena kaum Quraisy percaya dengan Rububiyah Allah.
____________________________
Footnote :