11. ذَرْنِى وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا
żarnī wa man khalaqtu waḥīdā
11. Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian.
Tafsir :
Ada dua pendapat tentang apa yang dimaksud “sendirian” dalam ayat ini.
Pendapat pertama, kata وَحِيدًا dalam ayat ini adalah حَالٌ dari dhamir fa’il (subjek/pelaku) yang artinya sendirian dalam melakukan ([1]). Maksudnya adalah Allah ﷻ yang menciptakan sendiri Al-Mughirah dan tidak ada yang membantu-Nya. Sehingga seakan-akan Allah ﷻ berkata kepada Nabi ﷺ “Janganlah engkau (Muhammad) mengurus dia, biarkan aku yang mengurusnya karena dia adalah ciptaan-Ku. Sebagaimana Aku sendiri yang menciptakannya, maka aku sendiri yang mengurus kelak kebinasaannya”. Sehingga pendapat pertama menyimpulkan bahwa maksud “sendirian” dalam ayat ini adalah Allah ﷻ yang menciptakan sendiri Al-Walid Ibnul Mughirah, dan Allah sendiri pula yang akan mengurusi kebinasaannya.
Pendapat kedua, kata وَحِيدًا dalam ayat ini adalah حَالٌ dari dhamir yang muqaddar. Maksudnya adalah Allah ﷻ yang menciptakan Al-Walid Ibnul Mughirah dalam kondisi al-Waliid sendirian. Artinya Al-Walid keluar dari perut ibunya tanpa harta sedikitpun, dan Allah ﷻ yang membuat dia kaya([2]). Sementara Al-Walid Ibnul Mughirah sombong dengan kekayaannya, sampai-sampai dia mengatakan bahwa tidak ada yang menandinginya. Maka ayat ini seakan-akan Allah membantah kesombongannya dengan berkata “Sesungguhnya kamu dahulu tidak memiliki apa-apa”. Dan pada dasarnya semua manusia seperti itu (tidak memiliki apa-apa), hanya saja Al-Walid Ibnul Mughirah disebutkan secara khusus karena dia kufur nikmat kepada Allah ﷻ.
Ayat ini adalah khitab (ditujukan) kepada Nabi ﷺ. Seakan-akan di dalam ayat ini Allah berkata kepada Nabi ﷺ “Biarkan aku dengan Al-Walid (itu menjadi urusan-Ku)”. Ini menjadi isyarat bahwasanya Nabi ﷺ sedih dengan gangguan Al-Walid Ibnul Mughirah ([3]). Karena Al-Walid yang menuduh Nabi ﷺ sebagai penyihir, yang mengatakan Alquran sebagai dongen orang-orang terdahulu, dan dia pula orang yang mengajari orang-orang Quraisy untuk mencela Nabi ﷺ. Dengan semua gangguan ini, Nabi ﷺ bersedih. Maka Allah ﷻ ingin menghibur Nabi ﷺ dengan menurunkan firman-Nya,
ذَرْنِي وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا
“Biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang yang Aku sendiri telah menciptakannya.” (QS. Al-Muddatstsir : 11).
____________________________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubi 19/71