7. وَٱلْجِبَالَ أَوْتَادًا
wal-jibāla autādā
7. dan gunung-gunung sebagai pasak?
Tafsir :
Jika kita ingin mendirikan kemah, maka kita perlu menancapkan semacam paku baik dari besi maupun dari kayu. Kita tancapkan terlebih dahulu dengan kuat kemudian kita ikat tali penyangga kemah tersebut. Kalau perlu kita memasang lima atau enam pasak/paku tersebut, atau minimal empat pasak sehingga kemah tersebut tegak dan tidak jatuh. Gunung yang Allah Subhanallahu wata’ala tancapkan ke bumi ini semacam pasak. Kabar ini diucapkan oleh Allah Subhanallahu wata’ala 1400 tahun yang lalu. Di jaman sekarang yang semakin modern ini, setelah orang-orang melakukan penggalian-penggalian, mereka kemudian mengetahui bahwasanya gunung itu sangat tinggi, baik yang menjulang ke atas maupun yang menjulang ke bawah. Dari sini diketahui bahwasanya gunung itu bukanlah tumpukan tanah di atas permukaan bumi, akan tetapi dia tertancapkan ke bawah ibarat paku/pasak yang ditanamkan. Sehingga akan kita dapati kawah gunung itu berada di bawah permukaan tanah dan terus ke bawah. Akar gunung itu menjulang ke dalam jauh bahkan sebagian ahli dalam hal ini mengatakan bahwa bagian gunung yang muncul di atas permukaan bumi hanyalah 1/3 bagian. Jika kita menancapkan paku untuk membuat ikatan dari kemah, maka kita akan menancapkannya dengan dalam, yang kita sisakan hanya sebagian kecil agar paku tersebut kuat mengikat tali. Seperti itulah gunung-gunung yang ditancapkan oleh Allah Subhanallahu wata’ala di atas muka bumi agar bumi ini tidak bergetar. Hal ini diucapkan oleh Allah Subhanallahu wata’ala 1400 tahun yang lalu dan baru diketahui akan kebenarannya bahwasanya gunung itu tidak terhamparkan seperti tanah yang dihamburkan ke atas kemudian menggunung melainkan tertancapkan. Bukan seperti gunung di padang pasir yang bisa berpindah-pindah karena ditiup angin. Hal ini disebabkan karena gunung yang ada di padang pasir tidak tertancapkan di dalam bumi, tetapi ia hanyalah sekedar kumpulan pasir yang berada di atas daratan. Karenanya jika seseorang masuk ke dalam gurun/padang pasir, susah baginya untuk keluar, karena tidak ada gunung yang bisa dijadikan patokan, disebabkan gunung-gunung tersebut bisa berpindah-pindah tertiup angin. Adapun gunung bumi maka ia tertancap kuat di bawah tanah, makanya Allah Subhanallahu wata’ala mengatakan أَوْتَاداً “gunung-gunung yang kami pasakkan.”