9. وَهُوَ يَخْشَىٰ
wa huwa yakhsyā
9. sedang ia takut kepada (Allah).
Tafsir :
Orang-orang kafir itu memiliki sifat merasa tidak butuh dan ini adalah musibah kalau orang sudah merasa tidak butuh, biasanya sifat ini akan melahirkan sifat sombong. Allah Subhanallahu Wata’ala berfirman
كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى . أَنْ رَآَهُ اسْتَغْنَى
“Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas. Apabila melihat dirinya serba cukup.” (QS Al-‘Alaq : 6-7)
Tatkala dirinya merasa sudah kaya, dia pun sombong dan kemudian melampaui batas hingga berbuat kedzaliman. Sesungguhnya orang yang merasa cukup, merasa tidak butuh, merasa sombong, merasa angkuh, akan timbul kedzaliman. Allah Subhanallahu Wata’ala menegur Nabi shalallahu ‘alaihiwassallam kenapa malah mendekati orang-orang seperti itu.
Adapun Abdullah bin Ummi Maktum terkumpul pada dirinya 3 sifat:
Pertama, وَأَمَّا مَنْ جَاءَكَ (Dan adapun orang yang datang kepadamu) yaitu Abdullah bin Ummi Maktum datang langsung kepada Nabi shalallahu ‘alaihiwassallam.
Kedua, يَسْعَى (berusaha) artinya Abdullah bin Ummi Maktum datang dengan semangat. Ini adalah peringatan kepada kita, hendaknya ketika kita beribadah kita melakukannya dengan penuh semangat. Padahal waktu yang digunakan untuk melakukan ibadah tertentu sama saja, yang membedakannya adalah semangatnya dan kekhusyukannya. Bahkan ketika menuntut ilmu, waktu yang kita gunakan untuk belajar dalam suatu kesempatan dengan kesempatan lainnya sama saja, yang membedakannya adalah semangat kita tatkala itu. Karena perbedaan semangat ini bisa menyebabkan pahala yang diraih juga berbeda.
Ketiga, وَهُوَ يَخْشَى (dan dia takut) yaitu Abdullah bin Ummi Maktum takut kepada Allah Subhanallahu Wata’ala. Ini adalah peringatan kepada para penuntut ilmu. Ketika kita menuntut ilmu maka hendaknya disertai dengan rasa takut kepada Allah Subhanallahu Wata’ala. Menuntut ilmu bukan hanya untuk mencari wawasan tetapi untuk menambah rasa takut kita kepada Allah Subhanallahu Wata’ala. Karenanya para salaf mengatakan, “rasa takut merupakan puncak dari ilmu”. Tiga sifat ini terkumpul pada diri Abdullah bin Ummi Maktum sebagaimana yang disebutkan oleh Allah Subhanallahu Wata’ala.