16. وَأَكِيدُ كَيْدًا
wa akīdu kaidā
Dan Akupun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya.
Tafsir Surat ath-Thariq Ayat-16
Patut diketahui bahwasanya tidak boleh mengatakan Allah Maha Pembuat Tipu Daya, karena tidak boleh kita menisbatkan sifat tipu daya yang permanen kepada Allah. Namun Allah terkadang membuat tipu daya kepada orang yang membuat tipu daya. Bentuk-bentuk seperti ini banyak terdapat dalam Al-Quran. Allah berfirman:
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ (14) اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ (15)
“(14) Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman.” Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, “Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok.”; (15) Allah akan memperolok-olokkan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan.” (QS Al-Baqarah : 14-15)
Allah mengejek mereka. Namun Allah tidak mempunyai nama Maha Mengejek. Dalam ayat yang lain disebutkan bahwasanya Allah memberi makar kepada orang yang berbuat makar. Allah berfirman:
وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
“Dan mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS Ali ‘Imran : 54)
Sehingga sifat makar, sifat mengejek, sifat berbuat tipu daya dan selainnya, tidak boleh dinisbahkan kepada Allah begitu saja. Tetapi kita katakan Allah bisa berbuat tipu daya kepada orang yang berbuat tipu daya, Allah bisa berbuat makar kepada orang yang berbuat makar, Allah bisa mengejek orang-orang yang mengejek.