2. وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ خَٰشِعَةٌ
wujụhuy yauma`iżin khāsyi’ah
Banyak muka pada hari itu tunduk terhina.
Tafsir Surat al-Ghasyiyah Ayat-2
Yaitu orang-orang kafir yang diadzab oleh Allah di dalam neraka jahannam. Sebagian ahli tafsir menyebutkan bahwasanya pada hari tersebut mereka tertunduk terhina. Dari wajah mereka akan timbul kekhusyu’an karena selama di dunia mereka tidak pernah khusyu’ sama sekali. Mereka selama di dunia senantiasa dalam keadaan gembira dan hidup berhura-hura. Inilah sifat orang-orang yang mendapatkan catatan amal dengan tangan dari belakang. Sebagaimana penjelasan yang telah berlalu pada tafsir surat Al-Insyiqaq. Allah berfirman:
وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ (10) فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًا (11) وَيَصْلَىٰ سَعِيرًا (12) إِنَّهُ كَانَ فِي أَهْلِهِ مَسْرُورًا (13)
“(10) Dan adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah belakang; (11) maka dia akan berteriak, “Celakalah aku!”; (12) Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka); (13) Sungguh dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan keluarganya (yang sama-sama kafir).” (QS Al-Insyiqaq : 10-13)
Demikianlah kondisi orang-orang kafir, mereka mengisi kehidupan mereka dengan senang-senang, foya-foya, dan tertawa, tidak pernah timbul kekhusyu’an dalam hati mereka. Tidak pernah terbetik dalam hati mereka untuk shalat, membayar zakat, berhaji, tidak pula pernah terbetik tentang kedahsyatan dan kengerian hari kiamat. Hanya hura-hura yang mereka lakukan sehingga di akherat kelak Allah menghinakan mereka, jadilah wajah-wajah mereka khusyu’ tertunduk ketakutan.
Berbeda dengan kondisi orang-orang mukmin. Tatkala di dunia mereka senantiasa diliputi rasa khawatir terhadap hari kiamat dan rasa takut dengan adzab Allah. Bahkan orang-orang yang beramal shaleh pun merasa takut, sebagaimana firman Allah:
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
“Dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah) dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhannya.” (QS Al-Mu’minun : 60)
Orang mukmin senantiasa ada kekhawatiran di dalam dirinya, dia hidup antara raja’ dan khauf, antara harapan dan kekhawatiran. Mereka berharap akan mendapatkan surga Allah dan khawatir akan diadzab di neraka jahannam. Sehingga tampak kekhusyu’an dalam shalatnya dan ibadah-ibadah lainnya. Maka di akherat kelak ketakutan ini akan hilang. Allah berfirman tentang mereka:
قَالُوا إِنَّا كُنَّا قَبْلُ فِي أَهْلِنَا مُشْفِقِينَ (26) فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَانَا عَذَابَ السَّمُومِ (27)
“(26) Mereka berkata, ‘Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diadzab); (27) Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari adzab neraka’.” (QS At-Thur : 26-27)
Inilah kondisi orang-orang mukmin tatkala mereka khusyu’ di dunia maka di akherat mereka akan hidup dalam kesenangan. Berbeda dengan orang-orang kafir yang pada hari tersebut wajah-wajah mereka khusyu’ ketakutan dan dihinakan oleh Allah.