1. الْقَارِعَةُ
Latin : alqaari’atu
Arti : “Hari kiamat”
Tafsir Quran Surat Al-Qari’ah Ayat-1
Para ulama sepakat bahwasanya surat Al-Qari’ah adalah surat Makiyyah yang diturunkan kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam sebelum berhijrah ke kota Madinah, sebagaimana topik utama pembicaraan dalam surat ini yang berkaitan tentang hari yang sangat dahsyat yaitu hari kiamat. Yang ingin ditujukan untuk kaum musyrikan Arab yang mengingkari adanya hari kebangkitan dan hari kiamat. Surat Al-Qari’ah berkaitan dengan surat Al-‘Adiyat karena sama-sama berbicara tentang kejadian yang akan berjalan pada hari kiamat dimana Allah akan mengeluarkan seluruh apa yang tersembunyi di dalam dada-dada manusia.
Al-Qari’ah merupakan salah satu nama dari nama-nama hari kiamat, karena nama-nama hari kiamat sangat banyak. Diantaranya yang paling masyhur adalah Yaumul Qiyamah yang diambil dari kata قِيَامٌ yang artinya berdiri. Karena pada hari kiamat di padang mahsyar semua manusia akan berdiri. Mereka berdiri dalam waktu yang lama menantikan kedatangan Allah untuk memulai persidangan.
Diantara nama hari kiamat yang lain yaitu الصَّاخَّةُ (suara yang sangat keras dan memekikkan telinga dan membuat orang binasa ketika itu). Sebagaimana Allah berfirman:
فَإِذَا جَاءَتِ الصَّاخَّةُ
“Maka apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua).” (QS ‘Abasa : 33)
Diantara namanya yang lain adalah الطَّامَّةُ (bencana besar). Yaitu sebuah bencana yang meliputi segala sesuatu sehingga tidak ada yang selamat dari bencana tersebut.
Diantara namanya yang lain adalah الغَاشِيَةٌ (menutupi). Karena bencana tersebut menutupi dan meliputi segala sesuatu sehingga tidak ada yang terkecualikan.
Diantara namanya yang lain adalah Yaumul Hisab (hari perhitungan) karena manusia seluruhnya akan disidang pada hari tersebut dengan persidangan yang sangat ketat. Tidak ada yang bisa berlari dari persidangan Allah.
Diantara namanya yang lain adalah Yaumud Din (hari pembalasan) karena semua amalan manusia kelak akan dibalaskan. Di dunia yang ada hanyalah amal, namun di akhirat yang ada hanyalah pembalasan dan tidak ada lagi amal.
Diantara namanya yang lain adalah Yaumul Mizan (hari pertimbangan) karena di akhirat kelak amalan-amalan manusia akan ditimbang. Manakah yang lebih berat, apakah kebaikannya atau keburukannya. Sebagaimana yang akan disinggung di akhir-akhir surat Al-Qari’ah.
Diantara namanya yang lain adalah القَارِعَةُ (ketukan keras) yaitu dahsyatnya hari kiamat yang mengetuk dan menakutkan hati manusia (lihat Tafsir At-Thobari 24/592). Karena orang yang menghadiri hari kiamat semuanya pasti ketakutan dengan ketakutan yang sangat dahsyat. Sebagaimana yang Allah gambarkan di dalam Al-Quran tentang kengeriannya. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ (1) يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَىٰ وَمَا هُم بِسُكَارَىٰ وَلَٰكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ (2)
“(1) Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu. Sungguh guncangan (hari) kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar; (2) (Ingatlah) pada hari ketika kamu melihatnya (guncangan itu), semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya, dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya, dan kamu melihat manusia dalm keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi adzab Allah itu sangat keras.” (QS Al-Hajj : 1-2)
Semua itu disebabkan karena kedahsyatan neraka jahannam. Allah juga menggambarkan tentang ketakutan orang-orang kafir dan para pelaku kemaksiatan. Allah berfirman:
يَوْمَ يُنفَخُ فِي الصُّورِ ۚ وَنَحْشُرُ الْمُجْرِمِينَ يَوْمَئِذٍ زُرْقًا
“Pada hari (kiamat) sangkakala ditiup (yang kedua kali) dan pada hari itu Kami kumpulkan orang-orang yang berdosa dengan (wajah) biru muram.” (QS Al-Muzzammil : 102)
Karena ketakutan yang amat sangat, membuat mereka pucat berlebihan, sampai-sampai tubuh mereka menjadi berwarna biru. Demikianlah Allah gambarkan juga kejadian pada hari kiamat dalam firman-Nya:
فَإِذَا جَاءَتِ الصَّاخَّةُ (33) يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ (34) وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ (35) وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ (36) لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ (37)
“(33) Maka apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua); (34) Pada hari itu manusia lari dari saudaranya; (35) Dan dari ibu dan bapaknya; (36) Dan dari istri dan anak-anaknya; (37) Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.” (QS ‘Abasa : 33-37)
Pada ayat di atas, Allah menyebutkan orang-orang terdekat dari seseorang seperti saudaranya, ibunya, ayahnya, istri dan anak-anaknya karena pada hari tersebut semua orang tidak akan peduli bahkan keluarganya sendiri akan meninggalkannya semuanya. Karena semua orang pada hari tersebut masing-masing akan sibuk dengan urusannya. Sehingga Allah menamakannya dengan hari yang menakutkan hati.
Allah berfirman pada permulaan surat:
- الْقَارِعَةُ
“Hari kiamat”
Pada ayat ini Allah hanya menyebutkan الْقَارِعَةُ sebagai mubtada tetapi tidak menyebutkan khabar–nya yang akan melengkapinya. Ini adalah salah satu uslub untuk menunjukkan akan dahsyatnya sesuatu. Seakan-akan Allah ingin mengatakan bahwa hari kiamat itu sudah dekat dan sungguh akan terjadi hari kiamat itu.