Keutamaan Membaca al-Qur’an
Oleh DR. Firanda Andirja, Lc. MA.
Berikut hadits-hadits yang menjelaskan pahala membaca Al-Quran
- Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barang siapa membaca satu huruf dari Al-Quran, maka baginya pahala satu kebaikan. Satu kebaikan tersebut dilipat gandakan menjadi sepuluh kebaikan semisalnya. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” ([1])
- Dari Zaid bin Arqam radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda,
أَلَا وَإِنِّي تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ: أَحَدُهُمَا كِتَابُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، هُوَ حَبْلُ اللهِ، مَنِ اتَّبَعَهُ كَانَ عَلَى الْهُدَى، وَمَنْ تَرَكَهُ كَانَ عَلَى ضَلَالَةٍ
“Ingatlah, sesungguhnya aku meninggalkan dua perkara di tengah-tengah kalian: salah satunya adalah Kitab Allah ﷻ (Al-Quran), ia adalah tali Allah, barang siapa yang mengikutinya, maka dia berada di atas petunjuk dan barang siapa yang meninggalkannya, maka dia berada pada kesesatan.” ([2])
- Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,
كِتَابُ اللَّهِ حَبْلٌ مَمْدُودٌ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الأَرْضِ
“Kitab Allah (Al-Quran) adalah tali (Allah) yang membentang dari langit ke bumi.” ([3])
- Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhuma berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَجْمَعُ بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ مِنْ قَتْلَى أُحُدٍ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ، ثُمَّ يَقُولُ: أَيُّهُمْ أَكْثَرُ أَخْذًا لِلْقُرْآنِ؟، فَإِذَا أُشِيرَ لَهُ إِلَى أَحَدِهِمَا قَدَّمَهُ فِي اللَّحْدِ، وَقَالَ: أَنَا شَهِيدٌ عَلَى هَؤُلاَءِ
“Sesungguhnya Rasulullah ﷺ menggabungkan dua orang lelaki yang gugur pada perang Uhud dalam satu kain, kemudian beliau bertanya, “Siapakah di antara mereka yang paling banyak menghafal Al-Quran?” Tatkala ditunjukkan kepada beliau kepada salah satu di antara keduanya, maka beliau mendahulukannya di dalam lahat.” ([4])
- Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ، وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ، لَهُ أَجْرَانِ
“Orang yang pandai dalam membaca Al-Quran bersama malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah. Adapun yang membaca Al-Quran dengan terbata-bata di dalamnya lagi dalam keadaan kesulitan, maka baginya dua pahala.” ([5])
- Dari ‘Ustman bin ‘Affan radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.” ([6])
- Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,
تَعَلَّمُوا القُرْآنَ فَاقْرَءُوهُ وَأَقْرِئُوهُ، فَإِنَّ مَثَلَ القُرْآنِ لِمَنْ تَعَلَّمَهُ فَقَرَأَهُ وَقَامَ بِهِ كَمَثَلِ جِرَابٍ مَحْشُوٍّ مِسْكًا يَفُوحُ بِرِيحِهِ كُلُّ مَكَانٍ وَمَثَلُ مَنْ تَعَلَّمَهُ فَيَرْقُدُ وَهُوَ فِي جَوْفِهِ كَمَثَلِ جِرَابٍ أُوكِئَ عَلَى مِسْكٍ
“Pelajarilah Alquran, bacalah dan bacakanlah kepada orang lain, karena perumpamaan Al-Quran bagi orang yang mempelajarinya kemudian membacanya seperti kantong yang penuh dengan minyak wangi, dimana wanginya semerbak ke setiap tempat, dan perumpamaan orang yang mempelajarinya kemudian tidur (tidak mengamalkannya) padahal Al-Quran ada di hatinya seperti kantong yang berisi minyak wangi namun terikat.” ([7])
- Dari Abu Umamah radhiallahu ‘anhu berkata, “Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
“Bacalah Al-Quran, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberikan syafaat bagi orang yang membacanya.” ([8])
- Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يَقُولُ الصِّيَامُ: أَيْ رَبِّ، مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ، وَيَقُولُ الْقُرْآنُ: مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ “، قَالَ: ” فَيُشَفَّعَانِ
“(Amalan) Puasa dan (membaca) Al-Quran akan memberikan syafa’at pada hari kiamat. Puasa berkata, “Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makanan dan syahwat di siang hari, maka ijinkanlah aku memberi syafaat kepadanya.” Al-Quran berkata, “Aku telah menahannya dari tidur pada malam hari, maka ijinkanlah aku memberi syafaat kepadanya.” Beliau bersabda, “maka keduanya pun diijinkan untuk memberikan syafaat.” ([9])
- Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, dari Nabi ﷺ,
الْقُرْآنُ شَافِعٌ وَمُشَفَّعٌ، وَمَاحِلٌ مُصَدَّقٌ، مَنْ جَعَلَهُ أَمَامَهُ قَادَهُ إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَنْ جَعَلَهُ خَلْفَهُ سَاقَهُ إِلَى النَّارِ
“Al-Quran adalah pemberi syafaat dan yang akan dikabulkan permohonan syafaatnya, pembela dan yang akan diterima pembelaannya. Barang siapa yang menjadikan Al-Quran di depannya, niscaya ia akan mengantarkannya ke surga. Namun, barang siapa yang menjadikannya berada di belakangnya, niscaya ia akan mendorongnya ke neraka.” ([10])
- Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiallahu ‘anhu, dari Nabi ﷺ bersabda,
يَأْتِي القُرْآنُ وَأَهْلُهُ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ بِهِ فِي الدُّنْيَا تَقْدُمُهُ سُورَةُ البَقَرَةِ وَآلُ عِمْرَانَ
“Al-Quran akan datang bersama orang-orang yang mengamalkannya sewaktu di dunia dengan didahului (pahala) surat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran.” ([11])
- Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,
إِنَّ الَّذِي لَيْسَ فِي جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ القُرْآنِ كَالبَيْتِ الخَرِبِ
“Sesungguhnya seseorang yang didalam hatinya kosong dari Al Qur’an maka ia bagaikan rumah yang rusak/runtuh “ ([12])
- Dari ‘Umar radhiallahu ‘anhu berkata,
إِنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا، وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ
“Sesungguhnya Allah mengangkat beberapa kaum dengan kitab ini (Al-Quran) dan merendahkan beberapa kaum dengannya pula.” ([13])
- Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,
مَثَلُ المُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ الأُتْرُجَّةِ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ، وَمَثَلُ المُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ، لاَ رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ، وَمَثَلُ المُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ، وَمَثَلُ المُنَافِقِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ الحَنْظَلَةِ، لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ
“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Quran adalah seperti buah utrujjah; aromanya wangi dan rasanya enak. Adapun perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Quran adalah seperti buah kurma; tidak ada wanginya, tetapi rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Quran adalah seperti tumbuhan raihaanah (yaitu semacam tumbuhan yang beraroma wangi); aromanya wangi tetapi rasanya pahit, sedangkan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Alquran adalah seperti tumbuhan hanzhalah; tidak ada wanginya dan rasanya pahit.” ([14])
- Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata, dari Nabi ﷺ bersabda,
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ تَعَالَى، يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah sebuah kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, kecuali akan turun ketentraman kepada mereka, diliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat dan Allah akan menyebut mereka di hadapan makhluk di sisi-Nya.” ([15])
- ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata,
لَوْ أَنَّ حَمَلَةَ الْقُرْآنِ أَخَذُوهُ بِحَقِّهِ وَمَا يَنْبَغِيْ لَأَحَبَّهُمُ اللهُ، وَلَكِنْ طَلَبُوْا بِهِ الدُّنْيَا فَأَبْغَضَهُمُ اللَّهُ، وَهَانُوا عَلَى النَّاسِ
“Seandainya para pembawa Al-Quran mempelajarinya sesuai dengan benar dan pantas baginya, niscaya Allah ﷻ akan mencintai mereka. Akan tetapi, mereka mencari kenikmatan dunia dengan hal itu, maka Allah murka kepada mereka dan mereka menjadi rendah di hadapan manusia.” ([16])
- ‘Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata,
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ مَأْدُبَةُ اللَّهِ، فَخُذُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنِّي لَا أَعْلَمُ شَيْئًا أَصْفَرَ مِنْ خَيْرٍ، مِنْ بَيْتٍ لَيْسَ فِيهِ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ شَيْءٌ. وَإِنَّ الْقَلْبَ الَّذِي لَيْسَ فِيهِ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ شَيْءٌ، خَرِبٌ كَخَرَابِ الْبَيْتِ الَّذِي لَا سَاكِنَ لَهُ
“Sesungguhnya Al-Quran ini adalah jamuan Allah, maka pelajarilah semampu kalian. Sungguh, aku tak mengetahui sesuatu yg lebih kosong dari kebaikan selain rumah yang di dalamnya tak ada bacaan Al-Quran. Sesungguhnya hati yg di dalamnya tak ada bacaan Al-Quran adalah hancur seperti hancurnya rumah yang tak berpenghuni.” ([17])
- Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata,
الْبَيْتُ يُتْلَى فِيهِ كِتَابُ اللَّهِ كَثُرَ خَيْرُهُ، وَحَضَرَتْهُ الْمَلَائِكَةُ، وَخَرَجَتْ مِنْهُ الشَّيَاطِينُ، وَإِنَّ الْبَيْتَ الَّذِي لَمْ يُتْلَ فِيهِ كِتَابُ اللَّهِ ضَاقَ بِأَهْلِهِ، وَقَلَّ خَيْرُهُ، وَحَضَرَتْهُ الشَّيَاطِينُ، وَخَرَجَتْ مِنْهُ الْمَلَائِكَةُ
“Rumah yang dibacakan di dalamnya kitab Allah, niscaya menjadi banyak kebaikannya, para malaikat mendatanginya dan setan-setan keluar darinya. Adapun rumah yang tidak dibacakan kitab Allah, niscaya akan terasa sempit bagi penghuninya, sedikit kebaikannya, setan-setan pun mendatanginya dan para malaikat keluar darinya.” ([18])
Footnote:
_________
([1]) H.R. Tirmidzi no. 2910 hadis hasan sahih dan disahihkan oleh Al-Albani
([3]) H.R. Tirmidzi no. 3788 hadis hasan gharib dan disahihkan oleh Al-Albani
([7]) H.R. Tirmidzi no. 2876 hadis hasan
([9]) H.R. Ahmad no. 6626 di dalam Musnadnya dan Al-Hakim di dalam Al-Mustadrak 1/470
([10]) H.R. Ibnu Hibban no. 124 di dalam Sahihnya, Ath-Thabrani no. 8655 di dalam Al-Mu’jam Al-Kabir dan Al-Baihaqi no. 1855 di dalam Syu’abul-Iman
([11]) H.R. Tirmidzi no. 2883 dan disahihkan oleh Al-Albani
([12]) H.R. Tirmidzi no. 2913 hadis hasan sahih
([14]) H.R. Bukhari no. 5427 dan Muslim no. 797
([15]) H.R. Abu Dawud no. 1455 dan disahihkan oleh Al-Albani
([16]) Tafsir Al-Qurthubi 1/20