Model-Model Kenimatan Surga
Oleh DR. Firanda Andirja, Lc. MA.
Semua yang ada di surga adalah kenikmatan. Semua yang terdengar di surga, yang terlihat, dan yang dirasakan semuanya menyenangkan. Allah ﷻ berfirman,
وَإِذَا رَأَيْتَ ثَمَّ رَأَيْتَ نَعِيمًا وَمُلْكًا كَبِيرًا
“Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.” (QS. Al-Insan: 20)
Apa pun yang dilihat di surga maka semuanya menyenangkan. Tidak ada sesuatu yang terlihat di sana kecuali kenikmatan. Ketika melihat istri, bidadari, anak-anak, rumah, pelataran, pembantu, pakaian, tempat tidur, istana, dan lainnya maka semuanya kenikmatan. Oleh karenanya surga disebut dengan jannah an-na’iim, karena semua yang ada di surga adalah kenikmatan. Dalam ayat yang lain Allah ﷻ berfirman,
إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ، عَلَى الْأَرَائِكِ يَنْظُرُونَ، تَعْرِفُ فِي وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيمِ
“Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga yang penuh) kenikmatan, mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh kenikmatan.” (QS. Al-Mutaffifin: 22-24)
Kata الْأَرَائِكِ jamak dari الأَرِيْكَة yaitu dipan-dipan yang dihias. Penduduk surga bersantai-santai di atas dipan-dipan mereka sambil memandang. Allah tidak menyebutkan apa yang sedang dilihat oleh para penghuni surga, akan tetapi Allah menyebutkan dampak dari pandangan mereka yaitu berupa kesenangan. Dalam ilmu tafsir jika suatu objek tidak disebutkan maka memberikan faedah umum. Jadi, semua yang mereka lihat adalah kesenangan. Berbeda dengan di dunia, banyak sekali pandangan yang membuat seseorang menjadi sedih atau marah. Ketika seorang wanita cantik melihat ada wanita yang lebih cantik darinya maka dia akan sedih. Seseorang yang memiliki mobil mewah lalu melihat orang lain memiliki mobil yang lebih mewah darinya maka dia sedih. Seseorang melihat temannya jalan-jalan ke mana-mana atau makan enak membuatnya jadi sedih. Melihat saudaranya yang sedang kesusahan maka membuat sedih, melihat kemungkaran dan kriminal membuat marah, dan demikianlah dunia, banyak hal yang membuat kita sedih atau marah.
Macam-Macam Kenikmatan Di Surga:
Pertama: Sungai di surga.
Sungai di surga berbeda dengan sungai di dunia. Karena kaidah umum tentang surga mengatakan,
لَيْسَ فِي الْجَنَّةِ شَيْءٌ، مِمَّا فِي الدُّنْيَا إِلَّا الْأَسْمَاءُ
“tidak ada sesuatu pun yang berada di surga dibandingkan dengan dunia kecuali sekedar nama.” ([1])
Di antara perbedaan sungai di surga dengan sungai di dunia adalah firman Allah ﷻ,
مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ ۖ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى ۖ وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ ۖ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ
“(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang murni; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam Jahanam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?” (QS. Muhammad: 15)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
فَذَكَرَ سُبْحَانَهُ هَذِهِ الأَجْنَاسَ الأَرْبَعَةَ وَنَفَى عَنْ كُلِّ واحِدٍ مِنْهَا الآفَةَ اَلَّتِي تَعْرضُ لَهُ فِي الدُّنْيَا فَآفَةُ الْمَاءِ أَنْ يَأْسُنَ وَيَأْجُنَ مِنْ طُولِ مُكْثِهِ وَآفَةُ اللَّبَنِ أَنْ يَتَغَيَّرَ طَعْمُهُ إِلَى الحُموضَةِ وَأَنْ يَصيرَ قارِصًا وَآفَةُ الخَمْرِ كَراهَةُ مَذاقِها المُنَافِي فِي اللَّذَّةِ وَشُرْبِها وَآفَةُ العَسَلِ عَدَمُ تَصْفيَتِهِ وَهَذَا مِنْ آيَاتِ الرَّبِّ تَعَالَى أَنْ تَجْريَ أَنْهارٌ مِنْ أَجْناسٍ لَمْ تَجْرِ العادَةُ فِي الدُّنْيَا بِإِجْرَائِهَا وَيَجْريها فِي غَيْرِ أُخْدودٍ وَيَنْفِي عَنْهَا الآفَاتِ اَلَّتِي تَمْنَعُ كَمالَ اللَّذَّةِ
“Maka Allah menyebutkan 4 jenis sungai ini dan Allah menafikan cacat (kekurangan) dari setiap sungai tersebut yang kekurangan tersebut menimpa di dunia. Kekurangan air adalah berubah rasa karena lama mengendap. Kekurangan susu adalah berubah rasanya menjadi asam dan berubah menjadi menyengat di lidah. Kekurangan khamar adalah tidak enak rasanya yang menghilangkan kelezatan ketika meminumnya. Dan kekurangan madu adalah tidak murniannya. Ini merupakan tanda-tanda Rabb ta’ala yang membuat sungai-sungai dari berbagai macam jenis yang mengalir di surga tidak seperti sungai di dunia. Allah ﷻ membuat sungai-sungai di surga mengalir tanpa parit dan menghilangkan darinya kekurangan-kekurangan yang menghalangi dari kelezatan yang sempurna.” ([2])
Di surga terdapat berbagai macam sungai:
- “Sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya”, sungai tersebut jernih, bersih, dan segar.
- “Sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya”. Bisa dibayangkan jika kita ingin mandi susu di dunia pasti akan bayar mahal. Adapun di surga sungai tersebut semuanya berisi susu. Di mana susu tersebut Allah jelaskan tidak akan berubah, berbeda dengan susu di dunia ketika dibiarkan di luar maka akan menggumpal, berubah rasanya menjadi kecut, dan menjadi bau.
- “Sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya” khamar terlezat adalah khamar di surga. Bedanya dengan khamar di dunia adalah khamar di surga tidak akan membuat pusing.
- “Dan sungai-sungai dari madu yang murni”.
Rasulullah ﷺ bersabda:
أَنْهَارٌ تَجْرِيْ مِنْ غَيْرِ أُخْدُوْدٍ
“Sungai-sungai yang mengalir tanpa parit.” ([3])
Sungai di dunia mengalir di bawah, adapun sungai-sungai di surga maka ia mengalir di atas. Bagaimana hal itu terjadi? Maka sangat mudah bagi Allah. Sebagaimana Allah ﷻ bisa menjadikan pukulan tongkat Nabi Musa membuat laut naik ke atas dengan mudah dan menahannya tetap terbuka.
Di surga juga terdapat sungai yang sangat agung, sungai yang Allah ﷻ khususkan untuk Nabi Muhammad ﷺ, yaitu sungai Al-Kautsar([4]). Allah ﷻ berfirman,
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu sungai Al-Kautsar.” (QS. Al-Kautsar: 1)
Wallahu a’lam, seperti apa sungai Al-Kautsar, namun yang pasti dia adalah sungai yang spesial. Kemudian Allah ﷻ berfirman,
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah” (QS. Al-Kautsar: 2)
Allah ﷻ memerintahkan Nabi Muhammad ﷺ untuk salat dan berkurban sebagai bentuk syukur karena Allah ﷻ telah menganugerahkannya sungai Al-Kautsar.
Kedua: mata air di surga.
Allah ﷻ menyebutkan tentang mata air di surga dalam beberapa ayat, seperti firman Allah ﷻ,
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).” (QS. Al-Hijr: 45)
Allah ﷻ berfirman,
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي ظِلَالٍ وَعُيُونٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata-mata air.” (QS. Al-Mursalat: 41)
Allah ﷻ berfirman,
فِيهِمَا عَيْنَانِ تَجْرِيَانِ
“Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir.” (QS. Ar-Rahman: 50)
Allah ﷻ berfirman,
فِيهِمَا عَيْنَانِ نَضَّاخَتَانِ
“Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang memancar.” (QS. Ar-Rahman: 66)
Di surga terdapat beberapa model mata air.
- Mata air Al-Kaafuur, Allah ﷻ berfirman,
إِنَّ الْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِنْ كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا . عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ اللَّهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًا
“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kaafuur. (yaitu) mata air (dalam surga) yang dari padanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al-Insan: 5-6)
Maksud dari كَأْسٍ adalah khamar yang dicampur dengan kaafuur. Kaafur di dunia adalah sesuatu bahan yang dibuat dari pohon yang berwarna putih yang kemudian menimbulkan aroma yang wangi. Para ulama mengatakan bahwa khamar yang diminum oleh penghuni surga ketika di surga aromanya tidak sama dengan khamar di dunia. Khamar di surga aromanya wangi karena dicampur dengan mata air yang bernama kaafuur. Kaafuur tersebut membuat khamar menjadi lezat dan wangi.
- Mata air tasniim, Allah ﷻ berfirman,
يُسْقَوْنَ مِنْ رَحِيقٍ مَخْتُومٍ .خِتَامُهُ مِسْكٌ وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ . وَمِزَاجُهُ مِنْ تَسْنِيمٍ . عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُونَ
“Mereka diberi minum dari khamar yang murni (tidak memabukkan) yang (tempatnya) masih ditutup (disegel). Penutupnya dari kasturi. Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. Dan campurannya dari tasniim. (yaitu) mata air yang diminum oleh mereka yang dekat (kepada Allah)” (QS. Al-Muthaffifin: 25-28)
Penduduk surga diberikan minum berupa rahiiq. Rahiiq adalah khamar terlezat di surga. Khamar tersebut dicampur dengan tasniim yaitu mata air. Tasniim ini adalah minuman khusus bagi al-muqarrabuun.
Dalam ayat ini juga Allah ﷻ menjelaskan dua tingkatan penghuni surga: ada tingkatan al-abraar dan tingkatan al-muqarrabuun. Minum untuk al-abraar adalah rahiiq yang dicampur dengan tasniim, Adapun minuman al-muqarrabuun adalah muri mata air tasniim. Tentunya mata air tasniim lebih lezat dari pada rahiiq yang dicampur dengan tasniim. Hal ini dikarenakan tingkatan al-muqarrabuun lebih tinggi dari al-abraar.
- Mata air salsabiil, Allah ﷻ berfirman,
وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنْجَبِيلًا . عَيْنًا فِيهَا تُسَمَّى سَلْسَبِيلًا
“Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabiil.” (QS. Al-Insan: 17-18)
Di antara minuman penghuni surga adalah khamar yang dicampur dengan jahe. Jahe tersebut diambil dari mata air yang dinamakan salsabiil.
Allah ﷻ menjelaskan tentang mata air yang ada di surga,
عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ اللَّهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًا
“(yaitu) mata air (dalam surga) yang dari padanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.”
Para penduduk surga mengalirkan mata air sesuka mereka. Para ahli tafsir mengatakan bahwa penghuni surga jika menginginkan mata air, mereka hanya tinggal menunjuk suatu tempat maka keluarlah mata air tersebut. Jadi di antara tafsiran ayat ini adalah penghuni surga bebas menunjuk di area mana pun maka mata air akan keluar.
Ini di antara nikmat yang dirasakan penghuni surga, yaitu sungai dan mata air yang indah. Keduanya memiliki kenikmatan yang berbeda, sungai di surga memiliki cita rasa tersendiri begitu juga dengan mata air di surga yang memiliki cita rasa tersendiri.
Ketiga: pohon di surga.
Di antara ciri-ciri pohon penghuni surga adalah:
- Batangnya yang terbuat dari emas. Nabi ﷺ bersabda,
مَا فِي الجَنَّةِ شَجَرَةٌ إِلَّا وَسَاقُهَا مِنْ ذَهَبٍ
“tidak ada pohon di surga kecuali batangnya dari emas.” ([5])
Ciri-ciri pohon di surga berbeda dengan pohon di dunia. Pohon di surga batangnya terbuat dari emas.
Di dunia kita sudah merasa indah melihat pohon yang terbuat dari kayu. Bahkan sebagian orang memotong pohon dan meletakkannya di rumahnya dan ada juga yang menjadikannya sebagai tempat duduk dengan bentuk aslinya. Bagaimana lagi jika ternyata batangnya terbuat dari emas. Ini menunjukkan betapa indahnya pohon tersebut.
- Dahannya yang sangat rindang dan naungannya yang sangat panjang. Allah ﷻ berfirman,
وَظِلٍّ مَمْدُودٍ
“dan naungan yang terbentang luas.” (QS. Al-Waqiah: 30)
Allah ﷻ berfirman,
مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ أُكُلُهَا دَائِمٌ وَظِلُّهَا تِلْكَ عُقْبَى الَّذِينَ اتَّقَوْا وَعُقْبَى الْكَافِرِينَ النَّارُ
“Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman); mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.” (QS. Ar-Ra’d: 35)
Disebutkan dalam sebuah hadits,
إِنَّ فِي الجَنَّةِ شَجَرَةً، يَسِيرُ الرَّاكِبُ فِي ظِلِّهَا مِائَةَ عَامٍ، لاَ يَقْطَعُهَا، وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ: {وَظِلٍّ مَمْدُودٍ}
“Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebatang pohon, jika seorang pengendara menyusuri naungannya selama seratus tahun, niscaya ia tidak dapat mencapai ujungnya. Jika kalian mau maka bacalah {dan naungan yang terbentang luas}” ([6])
Pohon di surga sangat besar, jika ia telah bercabang maka akan menjadi naungan yang sangat panjang, sehingga orang yang lewat di bawah naungannya tidak akan mampu menyelesaikannya.
- Pohon di surga tidak berduri.
Allah ﷻ berfirman,
وَأَصْحَابُ الْيَمِينِ مَا أَصْحَابُ الْيَمِينِ . فِي سِدْرٍ مَخْضُودٍ
“Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tak berduri.” (QS. Al-Waqiah: 27-28)
Sidr (bidara) di dunia adalah pohon yang berduri. Namun sidr di surga Allah ﷻ jelaskan bahwa ia bukanlah pohon yang berduri.
Inilah beberapa ciri-ciri pohon di surga. Pohon di surga sangat banyak dan rimbun, karena surga tidak dikatakan الجَنَّة kecuali pohonnya banyak.
Keempat: buah-buahan di surga.
Allah ﷻ menyebutkan sifat buah-buahan di surga:
- Senantiasa berbuah dan tidak mengenal musim, Allah ﷻ berfirman,
أُكُلُهَا دَائِمٌ وَظِلُّهَا
“buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula).” (QS. Ar-Ra’d: 35)
Berbeda dengan di dunia yang buah-buahannya yang selalu ada musimnya. Adapun di surga buah-buahan tersebut selalu ada dan tidak mengenal musim.
- Buah-buahnya banyak tinggal pilih
Allah ﷻ berfirman,
وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ لَا مَقْطُوعَةٍ وَلَا مَمْنُوعَةٍ
“dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya.” (QS. Al-Waqiah: 32-33)
Wallahu a’lam, apakah 1 pohon di surga bisa menghasilkan berbagai macam buah atau setiap pohon menghasilkan buahnya masing-masing? Yang jelas buah-buahan tersebut sangat banyak ketika dihidangkan kepada penghuni surga. Ketika seseorang dihidangkan dengan buah yang sangat banyak modelnya maka ini termasuk hal yang menyenangkan.
- Mudah diraih dan tidak perlu dipanjat, Allah ﷻ berfirman,
وَلَا مَمْنُوعَةٍ
“dan tidak terlarang mengambilnya.” (QS. Al-Waqiah: 33)
Yaitu maksudnya buah-buahan di surga mudah untuk di raih. Allah ﷻ berfirman,
قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ
buah-buahannya dekat.” (QS. Al-Haqqoh: 23)
Para penghuni surga tidak perlu untuk memanjat pohon di surga untuk mengambil buah-buahnya. Para ulama mengatakan bahwa para penghuni surga bisa meraih buah-buahan tersebut dalam kondisi apa pun, baik dalam kondisi berdiri, duduk, atau berbaring. Hal ini dikarenakan dahan pohon di surga rendah sesuai dengan yang diinginkan. Ketika dia menginginkan suatu buah maka buah tersebut yang datang menghampirinya untuk dipetik dan dimakan. ([7])
Dalam ayat yang lain Allah ﷻ berfirman,
وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلَالُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلًا
“Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.” (QS. Al-Insan: 14)
Artinya buah-buahan tersebut mudah untuk diambil. Bukan hanya satu buah akan tetapi buah yang sangat banyak. Dalam ayat lain Allah berfirman,
وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ
“dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih.” (QS. Al-Waqiah: 20)
- Tersusun rapi, Allah ﷻ berfirman,
وَطَلْحٍ مَنْضُودٍ
“dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya).” (QS. Al-Waqiah: 29)
Sebagian ulama menafsirkan bahwa ini adalah buah pisang dikarenakan pisang tersisir dengan rapi([8]). Namun sepertinya ini juga berlaku pada buah-buahan yang lainnya.
Jadi ciri-ciri buah-buahan di surga adalah buah tersebut sangat banyak, disusun dengan rapi, dan penghuni surga tinggal memilihnya.
Kelima: makanan dan minuman penghuni surga
Makanan di surga sangat banyak. Namun, di antara makanan yang sangat menakjubkan adalah daging burung. Allah ﷻ berfirman,
وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ
“dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al-Waqiah: 21)
Perhatikan dalam ayat ini Allah ﷻ menyebutkan tentang burung, padahal hewan-hewan sangat banyak jenisnya.
Kita tahu bahwasanya kebanyakan kita memakan daging hewan darat dan jarang sekali kita memakan daging burung. Hal ini dikarenakan burung adalah hewan yang sulit untuk ditangkap. Sehingga secara logika, jika burung mudah untuk dimakan maka terlebih lagi hewan darat. Ayat ini juga menunjukkan bahwa di surga terdapat banyak model burung karena Allah ﷻ menyebutkan “dan daging burung dari apa yang mereka inginkan”.
Para Ahli Tafsir mengatakan bahwa Allah membuat burung-burung yang lezat-lezat di surga, jika penghuni surga melihat burung tersebut sedang terbang dan dia ingin memakannya maka burung tersebut akan datang untuk dimakan sesuai yang diinginkan penduduk surga([9]). Jika hewan-hewan yang sedang terbang saja mudah diambil maka terlebih lagi hewan-hewan di darat.
Adapun minuman di surga sangat banyak jenisnya. Allah berfirman tentang khamar yang menjadi minuman penduduk surga,
يَتَنَازَعُونَ فِيهَا كَأْسًا لَا لَغْوٌ فِيهَا وَلَا تَأْثِيمٌ
“Di dalam surga mereka saling memperebutkan piala (gelas) yang isinya tidak (menimbulkan) kata-kata yang tidak berfaedah dan tiada pula perbuatan dosa.” (QS. At-Thur: 23)
كَأْسًا adalah gelas yang penuh dengan khamar. Jadi khamar yang mereka minum tidak seperti khamar di dunia. Khamar di dunia membuat mabuk peminumnya dan juga aromanya yang tidak enak. Penduduk surga ketika meminum khamar di surga mereka mendapatkan kelezatan akan tetapi tidak mengucapkan kata-kata yang sia-sia apalagi kata-kata yang menyakiti orang lain. Berbeda dengan khamar di dunia ketika seseorang meminumnya maka akan keluar dari mulutnya kata-kata yang menyebabkan pertikaian. Oleh karenanya syariat mengharamkan kaum muslimin untuk meminum khamar di dunia. Allah ﷻ berfirman,
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
“Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (QS. Al-Maidah: 91)
Berbeda dengan khamar di surga, Allah ﷻ menyebutkan bahwa khamar di surga isinya tidak (menimbulkan) kata-kata yang sia-sia dan tiada juga menimbulkan dosa.
Rasulullah ﷺ melarang meminum khamar karena khamar adalah minuman penduduk surga. Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ شَرِبَ الخَمْرَ فِي الدُّنْيَا، ثُمَّ لَمْ يَتُبْ مِنْهَا، حُرِمَهَا فِي الآخِرَةِ
“Barang siapa meminum khamar di dunia dan tidak bertobat, maka akan di haramkan baginya di akhirat kelak.” ([10])
Contoh minuman lainnya di surga adalah sebagaimana yang telah disebutkan berupa mata air kaafuur, salsabiilaa, dan tasniim.
Keenam: rumah di surga
Banyak disebutkan dalam hadits “barang siapa yang melakukan demikian dan demikian maka akan di bangun istana baginya di surga”. Para ulama mengatakan bahwa setiap rumah yang disebutkan di surga maka sesungguhnya dia adalah istana. Hal ini dikarenakan jika dibandingkan dengan rumah di dunia maka setiap rumah yang berada di surga pasti mewah. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ketika Rasulullah ﷺ ditanya,
قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، أَخْبِرْنَا عَنِ الْجَنَّةِ، مَا بِنَاؤُهَا؟ قَالَ: ” لَبِنَةٌ مِنْ ذَهَبٍ، وَلَبِنَةٌ مِنْ فِضَّةٍ، مِلَاطُهَا الْمِسْكُ الْأَذْفَرُ، حَصْبَاؤُهَا الْيَاقُوتُ وَاللُّؤْلُؤُ، وَتُرْبَتُهَا الْوَرْسُ وَالزَّعْفَرَانُ، مَنْ يَدْخُلُهَا يَخْلُدُ لَا يَمُوتُ، وَيَنْعَمُ لَا يَبْأَسُ، لَا يَبْلَى شَبَابُهُمْ، وَلَا تُخَرَّقُ ثِيَابُهُمْ “
“Kami bertanya; “Wahai Rasulullah, beritakanlah kepada kami tentang surga, bagaimana bangunannya?” beliau bersabda: “Batu batanya dari emas dan perak, adukan semennya adalah minyak misik adzfar, kerikilnya adalah intan dan permata, lalu tanahnya adalah waras (semacam tumbuhan yang harum) dan za`faran, barang siapa masuk ke dalamnya maka dia akan kekal dan tidak mati, merasakan nikmat dan tidak merasa bosan, masa muda mereka tidak pernah hilang dan pakaian mereka tidak pernah usang.” ([11])
Di surga juga terdapat kemah yang terbuat dari mutiara yang berongga. Nabi Muhammad ﷺ bersabda,
إِنَّ فِي الجَنَّةِ خَيْمَةً مِنْ لُؤْلُؤَةٍ مُجَوَّفَةٍ، عَرْضُهَا سِتُّونَ مِيلًا، فِي كُلِّ زَاوِيَةٍ مِنْهَا أَهْلٌ مَا يَرَوْنَ الآخَرِينَ، يَطُوفُ عَلَيْهِمُ المُؤْمِنُونَ، وَجَنَّتَانِ مِنْ فِضَّةٍ، آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا، وَجَنَّتَانِ مِنْ كَذَا، آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا، وَمَا بَيْنَ القَوْمِ وَبَيْنَ أَنْ يَنْظُرُوا إِلَى رَبِّهِمْ إِلَّا رِدَاءُ الكِبْرِ عَلَى وَجْهِهِ فِي جَنَّةِ عَدْنٍ
“sesungguhnya di dalam surga terdapat kemah yang terbuat dari permata yang berongga dengan luas enam puluh mil. Pada setiap sudutnya terdapat penghuni, namun mereka tidak dapat melihat yang lain, orang-orang mukmin mengelilingi mereka. Dan (di dalam surga juga terdapat) dua kebun yang gelas-gelas, serta segala sesuatu yang berada di dalamnya terbuat dari perak. Tidak ada lagi yang menghalangi antara suatu kaum untuk melihat Rabb mereka kecuali pakaian kesombongan yang melekat di wajah-Nya di dalam surga ‘Adn.” ([12])
Ketujuh: pelayan di surga
Ciri-ciri pelayan di surga:
- Pelayannya adalah anak-anak
- Banyak bertebaran
- Kulit mereka putih
Allah ﷻ berfirman,
يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ
“Mereka dikelilingi oleh anak-anak yang kekal, dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir.” (QS. Al-Waqiah: 17-18)
Dalam ayat yang lain Allah ﷻ berfirman,
وَيَطُوفُ عَلَيْهِمْ غِلْمَانٌ لَهُمْ كَأَنَّهُمْ لُؤْلُؤٌ مَكْنُونٌ
“Dan berkeliling di sekitar mereka anak-anak muda untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan.” (QS. At-Tur: 24)
Allah ﷻ memilih anak-anak sebagai pelayan surga karena anak-anak lebih gesit dan lebih enak untuk diperintah. Juga ciri-ciri mereka adalah mereka senantiasa kecil. Mereka diciptakan oleh Allah ﷻ untuk melayani para penghuni surga.
Allah ﷻ berfirman menyebutkan tentang banyaknya mereka,
وَيَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ إِذَا رَأَيْتَهُمْ حَسِبْتَهُمْ لُؤْلُؤًا مَنْثُورًا
“Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.” (QS. Al-Insan: 19)
Di mana-mana ada para pelayan tersebut sehingga memudahkan bagi penghuni surga untuk memerintahkan mereka. Mereka juga memiliki kulit yang putih seperti mutiara yang tersimpan dalam cangkangnya, sebagaimana yang Allah ﷻ firmankan,
وَيَطُوفُ عَلَيْهِمْ غِلْمَانٌ لَهُمْ كَأَنَّهُمْ لُؤْلُؤٌ مَكْنُونٌ
“Dan berkeliling di sekitar mereka anak-anak muda untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan.” (QS. At-Tur: 24)
Para ulama mengatakan jika pelayannya saja sudah begitu indah putihnya maka bagaimana lagi dengan yang dilayani.
Kedelapan: perabot di surga
Perabotan di surga seperti piring-piring dan gelas-gelas terbuat dari emas dan perak. Allah ﷻ berfirman,
يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya”. (QS. Az-Zukhruf: 71)
Allah ﷻ berfirman,
وَيُطَافُ عَلَيْهِمْ بِآنِيَةٍ مِنْ فِضَّةٍ وَأَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيرَا قَوَارِيرَ مِنْ فِضَّةٍ قَدَّرُوهَا تَقْدِيرًا
“Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca, (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al-Insan: 15-16)
Cangkir-cangkir di surga berupa kaca. Namun kaca-kaca tersebut terbuat dari perak. Ini di antara hal yang aneh yang tidak ada di dunia. Kita tahu bahwasanya cangkir-cangkir di dunia kemungkinan terbuat dari metal/perak atau terbuat dari kaca. Ternyata di surga Allah ﷻ menggabungkan model cangkir yang terbuat dari kaca sekaligus perak. Ini adalah hal yang tidak bisa kita bayangkan, sebuah cangkir yang putih seperti perak dan bening seperti kaca.
Oleh karenanya ketika Nabi ﷺ melarang lelaki untuk menggunakan piring dan gelas dari emas, maka Nabi ﷺ mengatakan,
لاَ تَلْبَسُوا الحَرِيرَ وَلاَ الدِّيبَاجَ، وَلاَ تَشْرَبُوا فِي آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالفِضَّةِ، وَلاَ تَأْكُلُوا فِي صِحَافِهَا، فَإِنَّهَا لَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَلَنَا فِي الآخِرَةِ
“Janganlah kalian memakai sutera atau Dibaj (kain bersulam sutera), jangan minum dari bejana emas dan perak, dan jangan makan di piring-piring mereka, sesungguhnya barang-barang itu adalah untuk mereka di dunia dan untuk kita di akhirat kelak.” ([13])
Rasulullah ﷺ bersabda,
«لاَ تَشْرَبُوا فِي آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالفِضَّةِ، وَلاَ تَلْبَسُوا الحَرِيرَ وَالدِّيبَاجَ، فَإِنَّهَا لَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَلَكُمْ فِي الآخِرَةِ»
“Janganlah kamu minum di bejana emas dan perak; dan jangan kamu makan pada piring keduanya, karena bejana (emas/perak) untuk mereka di dunia dan untuk kamu di akhirat.” ([14])
Dalam riwayat lain
نَهَانَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَشْرَبَ فِي آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالفِضَّةِ، وَأَنْ نَأْكُلَ فِيهَا
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang kami minum dari tempat yang terbuat dari emas dan perak, beliau juga melarang kami makan dari tempat tersebut.” ([15])
Hadits-hadits di atas menguatkan bahwa perabotan di surga terbuat dari emas dan perak.
Termasuk perabotan di surga adalah yang Allah ﷻ sebutkan pada surah Al-Ghasyiyah,
فِيهَا سُرُرٌ مَرْفُوعَةٌ، وَأَكْوَابٌ مَوْضُوعَةٌ، وَنَمَارِقُ مَصْفُوفَةٌ، وَزَرَابِيُّ مَبْثُوثَةٌ
“Di sana ada dipan-dipan yang ditinggikan. Dan gelas-gelas yang tersedia (di dekatnya). Dan bantal-bantal sandaran yang tersusun. Dan permadani-permadani yang terhampar” (QS. Al-Ghasyiyah: 13-16)
Kesembilan: pakaian di surga
Allah ﷻ menyebutkan pakaian penduduk surga terbuat dari istabraq yaitu sutra. Sutra ada dua macam: ada yang tebal dan ada yang tipis.
Para penghuni surga bahkan dari kaum lelakinya juga memakai gelang. Allah ﷻ berfirman,
يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ
“Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera.” (QS. Al-Hajj: 23)
Para ulama mengatakan bahwa begitu penghuni surga menginjakkan kaki mereka di surga tiba-tiba mereka langsung dipakaikan perhiasan. Tiba-tiba mereka dipakaikan gelang-gelang dari emas, perak, mutiara([16]), dan pakaian dari surga yang membuat mereka semakin terlihat indah. Tubuh-tubuh mereka diubah menjadi tampan, besar, tinggi, gagah, dan berusia sekitar 33 tahun. Begitu juga dengan para wanita, mereka diubah menjadi wanita yang cantik dan berusia sekitar 33 tahun. ([17])
Di surga lelaki boleh memakai kain sutra. Oleh karenanya ketika Nabi ﷺ melarang lelaki untuk menggunakan pakaian dari sutra karena itu adalah pakaian penduduk surga, Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ لَبِسَ الحَرِيرَ فِي الدُّنْيَا لَمْ يَلْبَسْهُ فِي الآخِرَةِ
“Barang siapa yang mengenakan pakaian sutera di dunia, maka ia tidak akan mengenakannya di akhirat nanti.” ([18])
Lelaki dilarang mengenakan sutra di dunia karena sutra adalah pakaian penduduk surga.
Kesepuluh: bidadari surga
Akan datang penjelasannya secara khusus setelah ini.
Artikel ini penggalan dari Buku Syarah Rukum Iman Karya Ustadz DR. Firanda Andirja, Lc. MA.
_______________________
([1]) HR. Al-Baihaqi dalam kitabnya Al-Ba’ts Wa An-Nusyur No. 332.
([2]) Hadi Al-Arwaah Ilaa Bilaad Al-Afraah (1/179).
([3]) Tafsir Al-‘Utsaimin 1/94
([4]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubi 20/216
([5]) HR. Tirmidzi No. 2525, beliau mengatakan hadits ini hasan gharib. Dan Al-Albani mengatakan hadits ini sahih.
([6]) HR. Bukhari No. 4881 dan Muslim No. 2828.
([7]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubi 18/270
([8]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubi 17/208
([9]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubi 17/204
([10]) HR. Bukhari No. 5575 dan Muslim No. 2033.
([11]) HR. Ahmad No. 9744. Syuaib Al-Arnauth mengatakan hadits ini sahih.
([12]) HR. Bukhari No. 4879 dan Muslim No. 2838
قَالَ الْمُفَسِّرُونَ: لَمَّا كَانَتِ الْمُلُوكُ تَلْبَسُ فِي الدُّنْيَا الْأَسَاوِرَ وَالتِّيجَانَ جَعَلَ اللَّهُ ذَلِكَ لِأَهْلِ الْجَنَّةِ، وَلَيْسَ أَحَدٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ إِلَّا وَفِي يَدِهِ ثَلَاثَةُ أَسْوِرَةٍ: سِوَارٌ مِنْ ذَهَبٍ، وَسِوَارٌ مِنْ فِضَّةٍ، وَسِوَارٌ مِنْ لُؤْلُؤٍ
“Para ahli tafsir berkata : Tatkala para raja ketika di dunia memakai gelang-gelang dan mahkota-mahkota maka Allah menjadikan hal itu bagi para penghuni surga. Tidak seorangpun dari penghuni surga kecuali di tangannya ada 3 gelang, gelang dari emas, gelang dari perak dan gelang dari mutiara” (Tafsir al-Qurthubi 12/28)
([17]) HR. ATirmidzi No. 2545, dinyatakan hasan oleh Al-Albani.