Apakah kerikil harus diambil di Muzdalaifah?
Jawab :
Tidak harus mengambil kerikil di Muzdalifah, bahkan Nabi shallallahu álaihi wasallam tidak mengambil keriki di Muzdalifah, akan tetapi beliau mengambilnya di Mina tatkala hendak melempar jamrot al-Áqobah([1]). Hanya saja di al-Muzdalifah memang tersedia banyak kerikil, berbeda dengan Mina yang kondisi sekarang agak susah untuk mencari kerikil.
Pada dasarnya tidak mengapa kerikil diambil dari manapun, karena tetap saja namanya adalah kerikil([2]). Hanya saja para ulama khilaf dari mana lebih utama untuk diambil, apakah dari Muzdalifah ataukah dari perjalanannya dari Muzdalifah menuju Mina ([3])
================
قَالَ لِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَدَاةَ الْعَقَبَةِ، وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى رَاحِلَتِهِ: ” هَاتِ الْقُطْ لِي ” فَلَقَطْتُ لَهُ حَصَيَاتٍ هُنَّ حَصَى الْخَذْفِ، فَوَضَعَهُنَّ فِي يَدِهِ، فَقَالَ: ” بِأَمْثَالِ هَؤُلَاءِ ” مَرَّتَيْنِ، وَقَالَ بِيَدِهِ – فَأَشَارَ يَحْيَى أَنَّهُ رَفَعَهَا – وَقَالَ: ” إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ؛ فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالْغُلُوِّ فِي الدِّينِ
Rasulullah shallallahu álaihi wasallam berkata kepadaku di pagi hari melempar jamrot al-Áqobah, sementara beliau menunggangi onta beliau, “Carikan buatku (kerikil)”. Maka akupun mengambil untuk beliau kerikil-kerikil yaitu kerikil ukurang untuk mengutik, lalu beliau meletakkan kerikil-kerikil tersebut di tangan beliau lalu beliau berkata sebanyak dua kali, “Seperti (ukuran) kerikil-kerikil inilah (kalian melempar)”. Dan beliau berkata -dengan mengangkat tangannya-, “Waspadalah kalian dari sikap berlebih-lebihan dalam agama. Karena sesungguhnya umat sebelum kalian dibinasakan oleh sikap berlebihan dalam agama” (HR Ibnu Majah no 3029 dan Ahmad no 1851 dan 3248)
([2]) Lihat Al-Majmuu’ Syarh al-Muhadzdzab 8/124. Al-Imam Ahmad berkata “Ambillah kerikil dari mana saja yang kau kehendaki” (Asy-Syarh al-Kabiir, Ibnu Qudaamah Al-Maqdisi 9/188)
([3]) Dzohir hadits Ibnu Ábbas menunjukan Nabi menyuruh beliau mencari kerikil adalah di perjalanan menjelang melempar jamarotul áqobah di Mina. Akan tetapi para salaf (seperti Ibnu Umar radhiallahu ánhu dan Saíd bin Jubir rahimahullah) mereka mereka mengambil kerikil dari Muzdalifah agar bersiap-siap untuk melempar. Sehingga tatkala tiba di Mina yang pertama mereka lakukan adalah melempar dan tidak sibuk lagi mencari-cari kerikil. (lihat : Asy-Syarh al-Kabiir, Ibnu Qudaamah Al-Maqdisi 9/188)